Part 5

146 21 5
                                    

Langit menghantarkan Asmara pulang setelah seharian mereka pergi berdua.

"Makasih ya Lang buat hari ini"Ucap Asmara ketika mereka sampai di teras rumah Asmara.
"Sama sama Asmara"Ucap Langit

Tak lama pintu rumah terbuka menampilkan Papa Asmara.

"Dari mana saja kamu?"Ucap Papa Asmara datar.
"Om...."Ucap Langit ingin menyalami Papa Asmara namun tak digubris.
"Maaf Pah"Ucap Asmara.
"Pergi gak pamit. Mau jadi anak pembangkang kamu"Ucap Papa Asmara.
"Maaf Om tadi saya yang ngajak Asmara keluar. Dan Maaf kalau tadi gak pamit dulu sama Om"Ucap Langit.
"Kamu jangan pernah deketin Asmara. Saya tidak akan setuju Asmara dengan kamu sekalipun kamu kembaran Satria. Anak saya akan tetap saya jodohkan dengan Fajar"Ucap Papa Asmara.
"Pah apaan sih Pah"Ucap Asmara.
"DIAM KAMU. MASUK SEKARANG"Bentak Papa Asmara.
"Om boleh gak suka sama saya tapi jangan kasar sama Asmara"Ucap Langit.
"Diam kamu pergi dari rumah saya sekarang"Ucap Papa Asmara.
"Saya akan pergi Om. Tapi satu yang harus Om tahu saya akan perjuangkan Asmara. Asmara saya pulang dulu. Assalamualaikum...."Ucap Langit lalu pergi.
"Waalaikumsalam...."Ucap Asmara.
"Masuk kamu sekarang"Ucap Papa Asmara menarik tangan Asmara.

Papa Asmara menarik tangan Asmara ke kamar Asmara. Sedari tadi Asmara meronta ronta kesakitan.

"Pah sakit hiks hiks lepasin"Ucap Asmara.
"Nih akibat kamu gak mau dengerin Papa. Papa sudah bilang jangan dekat dekat lagi dengan keluarga Argantara. Satria udah Mati jadi kamu gak ada hubungan lagi sama mereka. Tapi apa ini kenapa kamu malah dekat sama kembaran Satria. Papa gak mau tahu pertunangan kamu dan Fajar bakal Papa majuin Minggu depan"Ucap Papa Asmara.
"Asmara gak mau"Ucap Asmara.

Plak.....

Satu tamparan keras melayang ke pipi Asmara yang berasal dari Papanya. Hingga sudut bibir Asmara berdarah.

"Papa nampar Asmara. Ini pertama kalinya di hidup Asmara Papa nampar Asmara"Ucap Asmara yang sudah menangis.

Papa Asmara hanya terdiam. Di Hati kecilnya ia menyesali perbuatan yang baru saja dia lakukan.

"Itu akibat kamu gak nurut sama Papa. Sekali lagi kamu membangkang liat apa yang akan Papa lakukan pada laki laki itu. Sekarang kamu istirahat"Ucap Papa Asmara lalu pergi.

Setelah Papa Asmara pergi. Amora datang ke kamar Asmara.

"Well gimana nih yang habis kena tampar. Atit ya aduh kasian"Ucap Amora mengusap pipi Asmara.
"Tapi pantes sih buat loh. Liat kan sekarang Papa udah berani nampar loh. Kita liat aja entar dia pasti berani buat ngusir loh atau lenyapkan loh"Ucap Amora memegang dagu Asmara.

"Jujur ya Asmara gue gak akan biarin loh tunangan sama Fajar. Tapi sebelumnya gue mau loh kena siksa bokap tua loh itu. Dengan begitu gue gak capek capek buat menyingkirkan loh. Bobo yang cantik ya adik manis"Ucap Amora tersenyum sinis lalu pergi.

"Kenapa jadi begini. Kenapa Papa bisa kasar banget sama Aku. Mama, Satria Asmara butuh kalian"Ucap Asmara pelan.

Langit sampai dirumahnya. Ia termenung ditepian kolam.

"Loh kenapa....?"Ucap Badai menghampiri Langit yang termenung.
"Bang suruh Toni cari tahu tentang Adijaya"Ucap Langit.
"Adijaya???. Papanya Asmara maksud loh???. Kenapa emangnya???"Ucap Badai yang kini duduk disamping adiknya.
"Gue gak suka liat dia kasar sama Asmara. Dan gue liat ada sesuatu yang aneh sama Papanya Asmara. Dia keliatan gak suka sama keluarga kita"Ucap Badai.
"Om Adijaya emang gak suka sama keluarga kita. Terutama pada Papa. Dulu Satria juga mendapatkan penolakan dari Om Adijaya. Tapi Satria berhasil buat Om Adijaya Luluh. Loh kenapa pingin tahu tentang Om Adijaya. Loh gak lagi deketin Asmara kan?"Ucap Badai.
"Gue gak tahu"Ucap Langit.
"Gak tahu maksud loh gak tahu gimana?"Ucap Badai.
"Gue gak tahu Bang perasaan gue ke Asmara itu Cinta atau hanya karena amanah Satria"Ucap Langit.
"Langit gue gak bisa ngomong apa apa. Terlebih ini juga melibatkan Fajar adiknya Kasih. Kalau emang loh cinta ya loh perjuangkan dengan cara yang sehat. Kalau hanya sekadar Amanah loh mundur jangan buat Asmara terlena sama kasih sayang loh yang nantinya malah nyakitin dia"Ucap Badai.
"Iya Bang...."Ucap Langit.
"Gue tahu loh gak akan salah ambil keputusan. Gue akan dukung apa pun keputusan loh"Ucap Badai.
"Thanks Bang"Ucap Langit.

AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang