Leeseo tidak pernah bercerita ke Ahyeon ataupun Yujin kalau Riki benar-benar menjadikannya bahan taruhan. Menurut Leeseo, itu sangat memalukan sehingga ia enggan mengatakan itu kepada siapapun, meskipun jelas itu membuatnya tidak nyaman.
"Gue ganti baju dulu ya," ujar Leeseo ke Ahyeon, kemudian berjalan keluar kelas menuju toilet sambil menenteng paper bag-nya yang berisikan seragam sekolah.
Saat hampir sampai di toilet, tangan Leeseo di tarik kasar oleh Riki, hendak membawanya ke atap sekolah. Dari tenaga saja jelas Leeseo sudah kalah, Riki sangat tinggi dan tentu saja gadis itu tidak akan menang melawan Riki.
Bugh!
Harua menendang punggung Riki dari belakang, membuat mantan temannya itu jatuh tersungkur sedangkan ia menyembunyikan Leeseo di belakangnya.
"That's called kidnapping you dumb shit," ujar Harua, marah.
Riki mendecak lalu berdiri, menepuk debu yang menempel di seragamnya lalu menatap Harua dengan tajam. "Kenapa sih lo ganggu mulu?"
"Lo gak boleh begini, Rik." seru Harua.
"Bukan urusan lo. Sekarang lo pergi atau mau gue hajar lagi?" ujar Riki.
"Kata gue lo aja yang cabut, ini masih di sekolah. Lo tinggal masuk BK aja kalau macem-macem," ujar Harua.
"Leeseo, balik kelas." Harua menoleh sebentar ke belakang.
"Kak Harua!" bugh! Riki dengan cepat melayangkan satu tinjuan di pipi kiri Harua, yang membuatnya langsung terhuyung.
Untung masih ada Leeseo di belakang Harua, setidaknya gadis itu masih bisa menahan Harua untuk tidak jatuh ke lantai.
"Anjing," gumam Harua.
"Udah, balik ke kelas." seru Harua ke Leeseo.
"No, I can't leave you like this?" seru Leeseo, panik.
"Go get some help for me," bisik Harua, Leeseo langsung mengangguk dan berlari kembali ke kelas, mencari bantuan.
Saat sampai di depan kelas, Leeseo baru ingat kalau kelasnya sedang jam kosong, akhirnya gadis itu lari ke ruang BK.
"Pak! Tolong, itu ada yang berantem di lantai dua," ujar Leeseo, ngos-ngosan.
Guru BK langsung cepat bergegas mengikuti Leeseo. Saat sampai, Riki dan Harua sudah dikelilingi sejumlah murid yang menonton pertengkaran mereka. Guru BK langsung membunyikan peluitnya dan semua murid diam di tempat.
"Stop!" hardik guru BK.
"Lepas," pinta beliau kepada Riki.
"Riki dan Harua, ikut bapak ke kantor! Yang lainnya, kembali ke kelas masing-masing!"
Leeseo melihat Harua dengan tatapan khawatir. "See you later." bisik Harua saat berjalan melewati Leeseo.
"Leeseo! What's wrong?" Ahyeon tiba-tiba muncul dari arah berlawanan, menghampiri Leeseo dengan tergesa-gesa.
Ahyeon berjalan melewati guru BK, Riki dan juga Harua, gadis itu mengernyitkan dahinya saat melihat wajah Riki dan Harua yang seperti sehabis pukul-pukulan.
"Lo kenapa? Lo gapapa? Itu mereka kenapa?" tanya Ahyeon panik saat ia menghampiri Leeseo.
"Gue gapapa," lirih Leeseo.
"Kok lo belum ganti baju?" tanya Ahyeon, melihat Leeseo masih dalam pakaian olahraga mereka. Akhirnya Leeseo menceritakan semuanya ke Ahyeon, yang membuat gadis itu marah besar sekarang.
"Kalau ketemu Riki mau gue cakar mukanya!" ujar Ahyeon geram.
Tok tok tok
"Permisi, ada yang namanya Leeseo? Di panggil ke ruang BK sekarang juga."
Leeseo dan Ahyeon saling menatap satu sama lain, kemudian Leeseo beranjak dan berjalan keluar dari kelas.
Yujin yang sedari tadi sedang sibuk dengan dunianya sendiri heran melihat Ahyeon yang tiba-tiba di panggil ke ruang BK, membuat Yujin menghampiri Ahyeon dan mengintrogasinya.
"Leeseo kenapa?" tanya Yujin, akhirnya Ahyeon kembali menceritakan semuanya kepada Yujin, giliran Yujin yang ngamuk.
"Tapi gue yakin setelah ini Riki gak bakalan berani deketin Leeseo lagi," ujar Ahyeon.
"Jadi si Harua itu?" tanya Yujin.
"Kayaknya sih baik ya? Ngapain coba kalau dia jahat mana mungkin nolongin Leeseo? Pasti udah bantuin Riki gak sih?" ujar Ahyeon.
"Ya bener juga sih," gumam Yujin.
"Bener kan apa kata gue dari awal soal Riki," lanjutnya.
"Seharusnya kita dengerin elu dari awal, gue jadi nyesal deh sempet nyuruh Leeseo buat kenalan sama Riki, duh bego banget gue." ujar Ahyeon dengan penuh penyesalan.
"Bukan salah lo juga sih, kan emang gak semua orang bisa menilai orang." ujar Yujin.
"Semoga Leeseo gak kenapa-napa deh," timpal Ahyeon.
🧃
"Permisi," sapa Leeseo setelah mengetuk pintu ruang BK.
"Leeseo ya? Silahkan masuk," ujar guru BK.
"Duduk,"
"Coba kamu ceritakan kronologisnya bagaimana kamu bisa melihat Riki dan Harua berantam di dekat toilet."
"Tadinya saya mau ke toilet untuk ganti seragam, tapi tiba-tiba tangan saya ditarik oleh kak Riki, dia nyeret saya entah mau kemana. Untung aja ada kak Harua yang datang nolongin saya." jelas Leeseo.
"Kenapa kamu menyeret nak Leeseo?" tanya guru BK kepada Riki.
"Saya cuma mau ngobrol sama dia," ujar Riki.
"Kalau mau ngobrol gak harus nyeret orang juga," timpal Harua.
"Harua, diam."
"Kenapa kamu nendang Riki?"
"Cuma itu yang bisa buat Riki lepasin tangan Leeseo, pak. Beneran itu hal pertama yang terlintas di kepala saya," ujar Harua.
"Terus, Riki langsung pukul kamu?"
Harua mengangguk, "Jadi gak ada salahnya dong kalau saya melindungi diri?"
Guru BK mengangguk, "Sebenarnya apa yang membuat ini semua terjadi?"
Harua akhirnya angkat suara dan menceritakan soal Riki yang menjadikan Leeseo sebagai bahan taruhan untuk mendapatkan lima juta dari anak kelas 11, yang dimana membuat Riki akhirnya di skors selama satu minggu.
"Leeseo, silahkan kembali ke kelas."
"Terima kasih, Pak." ujar Leeseo lalu tersenyum tipis kepada Harua.
Setelah keluar dari ruang BK, Leeseo menghela napas kasar lalu dengan malas berjalan kembali ke kelasnya.
"Itu tuh yang namanya Leeseo, dia yang direbutin Riki sama Harua tadi."
"Kecentilan banget masih bocah juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe, Someday
Teen FictionA story of Han Yujin's first little love, ft. Leeseo