@ Maret 2021,
"Siapa nih yang mau order grab-nya?" tanya Yujin.
"Gue aja," usul Ahyeon.
"Lagian kenapa gak pake supir lu aja sih?" tanya Seungheon.
"Supir gue mendadak izin pulang tadi pagi karena ada urusan keluarga katanya," ujar Ahyeon.
"Terus, ntar lo pulang gimana?" tanya Leeseo.
"Gatau, entah dijemput bokap atau naik grab." jawab Ahyeon.
"Kalau bokap lo gak bisa jemput, ikut gue aja." ujar Leeseo.
"Emang lo paling best dah, gak kayak cowok-cowok disini, gak berguna." sindir Ahyeon.
"Yee, emang lo mau naik ojol tarik tiga sama gua?" celutuk Seungheon.
"Kalau mau ya gas, jadi cabe-cabean kita bertiga sama driver-nya." lanjut Seungheon.
"Emang lo mau ketemu bokap gua?" tanya Yujin.
"IYE DAH, heboh bener lo berdua." ujar Ahyeon, sedikit cemberut.
"Udah grab-nya?" tanya Leeseo.
"Udah mau nyampe." jawab Ahyeon.
"Plat nomor XX nih," lanjutnya.
"Oh itu," seru Seungheon.
Saat hendak naik mobil, Yujin langsung mendorong Seungheon, menyuruhnya untuk duduk di kursi depan samping supir, agar ia bisa duduk di kursi belakang bersama Ahyeon dan Leeseo.
"Yee si kampret," adalah celotehan yang keluar dari mulut Seungheon merutuki sahabatnya.
Yujin membukakan pintu agar Ahyeon masuk, lalu menutup dinding atas dalam mobil dengan tangannya agar kepala Leeseo tidak terbentur saat masuk, kemudian Yujin naik setelahnya.
Setelah sampai di mall, hal pertama yang keempat sahabat itu lakukan adalah pergi makan siang, karena perut mereka sudah tidak bisa diajak berkompromi.
"Makan apa ya enaknya?" tanya Leeseo.
"Lo lagi pengen makan apa?" tanya Yujin.
"Lagi pengen makan salmon sih," jawab Leeseo.
"Oh yaudah makan Sushitei aja!" usul Ahyeon.
"Buset.. Duit gua gimana dong.." gumam Seungheon.
Ahyeon dan Leeseo hanya melihat Seungheon dengan rolled eyes mereka karena capek melihat kelakuan sahabat mereka itu.
"Lu sekali lagi gegayaan orang susah gue doain susah beneran," celutuk Yujin, langsung merangkul dan ketekin Seungheon, alhasil membuat semuanya tertawa.
"Tau ya anjir, gue sempet beneran prihatin kirain elu emang gak punya duit taunya.. ish gue obrak-abrik juga apartemen elu," ujar Ahyeon.
"Dasar anak tunggal kaya raya," timpal Leeseo.
"Itu namanya menghemat brader sister," seru Seungheon, berusaha memukul Yujin agar ia melepaskan rangkulannya.
"Hemat buat beli sepatu baru yang udah dua lemari itu maksud lo?! Gue geplak juga ya lo Seungheon," celutuk Ahyeon.
"Yaudah yuk gerak sekarang," ujar Leeseo lalu menarik lengan baju Seungheon, karena tidak mau memegang tangannya.
Seungheon langsung melirik Yujin dan memberikan senyuman meledek saat Leeseo menarik lengan bajunya. Seakan mengode, "Lo gabisa kan?"
Yujin akhirnya mendengus dan hanya melototi Seungheon, lalu berjalan menyeimbangi langkah kaki Leeseo, Ahyeon dan Seungheon lalu melepaskan tangan Leeseo agar tidak menyentuh Seungheon lagi.
Leeseo hanya melihat Yujin dengan kebingungan, tapi tidak memikirkannya lagi. Sedangkan Ahyeon dan Seungheon saling melirik satu sama lain sambil menahan tawa mereka. They totally knew what's going on.
Setelah sampai di Sushitei, Yujin memilih untuk duduk di hadapan Leeseo dan langsung memberi gadis itu buku menu yang sudah tersedia di meja.
"Lo salmon sashimi, kan?" tanya Yujin, memastikan menu favorit Leeseo.
"Iya, kok tau?" tanya Leeseo.
"Tau lah, mau berapa?" tanya Yujin.
"Satu aja," ujar Leeseo.
"Sayang, kamu ga tanyain aku?" seru Seungheon, Ahyeon langsung tertawa terbahak-bahak tanpa sensor, sampai dilihatin oleh tamu lainnya.
"Bacot anjir," seru Yujin, sedangkan Leeseo hanya tersenyum lalu geleng-geleng kepala.
—
Setelah selesai makan, agenda mereka selanjutnya adalah pergi ke Timezone. First things first, harus photo booth dulu sesuai keinginan Leeseo.
Berbagai macam pose mereka lakukan. Mulai dari peace sign, love sign, half heart sign, dan lain-lain yang sedang kekinian saat itu. Sampai ketika Ahyeon tiba-tiba menyuruh Leeseo untuk maju, dan menarik Seungheon ke belakang agar keduanya bertukar posisi, yang membuat Leeseo sekarang berada di depan bersama dengan Yujin.
"Love dong, love!" seru Seungheon, akhirnya Yujin membentuk love dengan tangan kirinya dan Leeseo dengan tangan kanannya.
"Nempel lah elahh," celutuk Ahyeon, karena gemas tangan Yujin dan Leeseo tidak bersentuhan.
Setelah Ahyeon mengatakan itu, Yujin langsung mendekatkan tangannya ke posisi yang lebih tengah, baru Leeseo mengikutinya.
Benar, itu saja sukses membuat Yujin menahan senyumnya, big thanks to Ahyeon dan Seungheon. Walaupun terkadang sangat menyebalkan, Yujin tetap sayang dengan kedua sahabatnya itu.
Yujin melirik Leeseo sekilas, gadis itu hanya tersenyum ke arah kamera. Tampaknya Leeseo tidak mengerti bagaimana Yujin sangat senang sekarang, rasanya ingin teriak karena salah tingkah. Begini saja sudah membuatnya senang.
Leeseo?
Sejujurnya, gadis itu menganggap biasa saja. They were best friends, after all.
She kept it on her mind very well.—
Maybe she will change her mind?
You'll never know.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe, Someday
Dla nastolatkówA story of Han Yujin's first little love, ft. Leeseo