5. No One Near Me but Daaz

24 6 0
                                    

Untuk kesekian kalinya. Sera melihat Lanny di ruang guru. Ia sedang menangis.

atau pura pura menangis?

"Kau mendorong Lanny dengan sangat keras benar?"

"Saya hanya membela diri bu.. Dia-"

"Halah, kau tahu jika masalah ini sampai ke ayah Lanny, sekolah juga akan kena masalah."

"Tapi dia menyuruh saya mencium sepatu di kakinya bu, apa membela diri adalah hal yang salah?"

"Jangan percaya dia bu Tere hiks, Aku hanya meminta dia meminta maaf padaku karena berkata buruk tentangku, tapi dia malah mendorongku. Tulang ekorku akan retak jika dia mendorongku lebih keras lagi hiks"

"Sera.. Kau dihukum."

'Kenapa semua orang di sekolah ini begitu membenciku,'

"Kamu harus membersihkan semua sekolah toilet selama dua hari. Aku akan mengeceknya lagi di hari ketiga."

"Tidak! Biarkan dia mendapatkan seminggu penuh dan biarkan dia membersihkan ruang ekstrakulikuler juga! Aku tak terima, aku bisa mengadukan ini ke papaku."

"Sera, waktu seminggumu dimulai dari hari ini. Kau bisa membersihkan semua toilet dan ruang ekstrakulikuler itu mulai dari pulang sekolah."

Sore itu.. Sera benar-benar kehilangan senyumnya.. Ketika anak-anak lain pulang ia membersihkan kamar mandi sekolah. Padahal total kamar mandi disini ada dua puluh lima. Ruang ekstrakulikuler ada satu tapi itu sangat besar dan selalu kotor karena setiap hari dipakai.

"Ibuu, aku ingin pindah sekolah." Ucapnya pelan mengambil beberapa alat kebersihan.

'Aku benar-benar lelah.. Orang-orang disini begitu jahat.'

Seseorang tiba-tiba datang. "Kupikir jantungku berdegup karena tembok kamar mandi ini, tapi untungnya kau ada dibaliknya. Untung Aku masih normal."

Daaz menatap Sera yang membawa sikat dan sabun. Tapi tatapannya.. Tatapan itu berbeda. Tatapan lelah, tatapan putus asa, tatapan kosong, Ia terlihat seakan menangis tapi air matanya juga tak terlihat.

"Bolehkah aku memelukmu?" Daaz ingin memeluknya.

Sera mendengar itu langsung bergidik. PERVERT!

"Pergi jauh jauh kau," Ucap Sera.. Entah kenapa kedatangan Daaz yang tiba-tiba ini mengurangi kesedihannya.

"Kenapa aku harus pergi dari Mate-ku? Jika aku katakan aku bersekolah disini hanya karena kau, apa kau mau menerimaku?"

"Sudah kubilang aku tak mau masuk agensi atau apalah itu. Aku tidak menyetujuinya, kau bisa cari orang lain."

Takk*

Daaz menjitak kepala Sera pelan dan membuat Sera mengaduh dan mundur.

" Oh my stupid Sera. Mate itu bukan agensi, Dimensiku bukan perusahaan. Mate artinya pasangan."

"Pasangan apa?" Sera ingin memastikan.. mungkin pasangan brand iklan? yah tidak mungkin juga, dia kan tidak menarik.

"Kau membuatku ingin mencubit pipimu.."

'D-dasar pervert!'

Daaz mendekat, tapi sebelum lebih dekat lagi, Sera melemparnya dengan wadah sabun.

Plugh*

Bajunya jadi sedikit basah.

"Hahaha, Kau itu polos dan menggemaskan, Membuatku ingin.."

'Orang gila ini,'

"Pervert!! Pergi atau ku guyur kau!"

"Oh Sera maafkan aku, aku hanya bercanda. Maksudku membuatku ingin mengenalkanmu pada kedua orang tuaku."

'Gila.'

"Sera..."

"Diam.. Aku kesal pergi saja sana." Semakin sore, gara-gara Daaz ia jadi kehilangan banyak waktu untuk membersihkan kamar mandi.

"Apa kau dihukum?"  Daaz menatap Sera yang mulai mengacuhkan dirinya dan beralih membersihkan kamar mandi.

"Bukan urusanmu, ini sudah sore lebih baik kau pulang."

"Aku ingin membantumu. Kau dihukum bukan karena itu benar-benar kesalahanmu kan?"

Sera tak mempedulikannya.

"Lanny.. Apa aku perlu membunuhnya?"

Sera menatap Daaz dengan tatapan mengerikan. 'Mahluk ini berkali-kali mengatakan kata bunuh dengan mudahnya.'

"Aku tak bercanda Sera, siapapun yang melukaimu akan kumusnahkan,"

"Jangan." Sera menghela nafas. Daaz membuatnya kesal tapi disatu sisi ia merasa Daaz adalah orang baik yang menghibur dirinya.

Sera mulai menyikat lantai. Daaz menatapnya dari belakang. Ia ikut berjongkok. Menatap wajah Sera yang terlihat kesal sambil menyikat lantai.

"Aku akan membantumu.. tapi bolehkah aku meminta satu permintaan."

"Tak usah, pulang saja."

"Kau terlihat lelah, aku tak suka melihat Sera-ku lelah. Baiklah lupakan permintaannya."

Daaz mengambil paksa sabun dan sikat di tangan Sera.

"Kembalikan!"

"Tutup matamu dulu selama lima detik baru ku kembalikan." Ucap Daaz yang menurut Sera mencurigakan.

"Kau mau apa?"

"Jangan berpikir yang aneh-aneh.. Aku hanya akan melakukan itu kalau kau mengizinkannya."

'Melakukan itu apa?' Pikiran negatif Sera berkelebat kembali, itu membuat Sera salah tingkah.

Sera menutup mata.. Jika Daaz benar-benar akan mengerjainya ia akan benar-benar marah dan membalasnya.

Hingga detik itu berakhir dan Sera membuka mata.

Terkejut.

Itulah yang Sera rasakan. Pria ini.. apakah ia benar-benar manusia?

"Apa yang kau lakukan??" Sera ia menatap kamar mandi yang begitu bersih.

"Membersihkannya untukmu.. Apalagi?"

"T-tapi bagaimana bisa? S-secepat itu?"

"Aku akan menjawabnya kalau kau mau mengabulkan satu permintaanku." Daaz menatap Sera usil. Ia suka dengan wajah kebingungan Sera. Ia terlihat seperti orang bodoh. Iya benar.. Sera bodohnya.. miliknya.

"T-tak tak perlu.." Sera berpikir bahwa permintaan Daaz akan menjadi permintaan yang aneh-aneh.

ctak**

Daaz menjitak kepala Sera lagi dan tertawa. Tawanya begitu keras sampai Sera takut guru akan datang kesini dan melihat mereka berdua di kamar mandi.

"Ahaha.. Oh perutku sakit. Karena aku sudah membersihkan semuanya, mau pulang denganku?"

"Aku masih memiliki kamar mandi lain.. tak bisa."

"Sudah kubersihkan."

"Apa?"

"Sudah kubersihkan semuanya termasuk ruang ekstrakulikulernya. Sekarang kau harus pulang denganku."


Ehm ehm Mau lah bang gas aja kalau saya mah

Gimanaaa chap kali inii?  Udah dpet butterfly on ur stomach belumm? Hayley juga mau umumin kalau hayley mau buat mat(e)tam kali ini ada ver Inggrisnyaa! Yg pasti upnya lebih lama daripada ver indo_(:з」∠)_

Plak//

Lagian siapa yg mau baca ver eng heherhehe tpi gapapa mungkin ye klo lgi hoki dpet pembaca luarノ(・ω・)ノ

Jangan lupa votenya! Tap bintangnya galama lamaa..  See ya next chap.. Eh tpi next chap kpn diup yaak hehe ada yang vote dehh nnti hayley tambah chap lagi

MAT(E)TAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang