"Jika aku menerima kata mate itu dan menjadi matemu apa kau akan berubah?"Kata-kata Sera membuat Daaz terkejut, matanya berbinar.
"Apa kau benar-benar akan menerimaku?"
Apa benar Seranya akan menerimanya? Apa boleh ia merasa senang sekarang?
"Jika kau tak menggunakan kekerasan pada siapapun bahkan walau hanya menampar.. Jika kau menggunakan kepala dingin untuk menyelesaikan masalah.. emm y-yaa, Aku akan menerima kerjasama mate itu."
Daaz senang. Ia ingin memeluk Sera, tapi Sera menghindar sebelum Daaz meraihnya.
"Jangan dekat-dekat, kau bau darah!"
Daaz tersenyum.
Setelah Ambulan datang.
"Kau bersembunyilah, aku sudah memanggilkan taksi untukmu pulang tinggal berjalanlah sedikit ke halte." Daaz, ia mengacak rambut Sera sebelum Sera bersembunyi.
Beberapa orang ambulan datang dan terkejut dengan kondisi pasien. Namun mereka segera membawa empat orang itu untuk masuk ke mobil ambulan. Daaz juga ikut bersama mereka.
Satu hal yang Daaz rasakan, hal yang tak ia pahami.. kenapa, kenapa ikatannya sedikit berbeda. Setiap Ligaver dapat merasakan sinyal bahaya yang terjadi pada mate mereka tapi kenapa ia tak merasakan sinyal bahaya apapun. Sera adalah matenya, ia benar-benar matenya.. perasaan familiar, rasa berdebar, sayang yang ia rasakan tidak mungkin salah.
Ia ditelan dilema, gara-gara kecerobohannya Sera mendapatkan banyak luka. Ini semua salahnya, mengapa ia begitu lamban, mengapa melindungi Sera dari manusia biasa saja ia tidak bisa.
Daaz marah. Ia sangat marah.. marah pada dirinya, marah dengan hal yang dialaminya.. marah pada semua orang yang melukai Sera.
Daaz rasanya ingin membunuh, membunuh mereka semua yang menyakiti Sera, Sera adalah jantungnya. Jantung seorang Ligaver. Dia adalah obsesinya, nafasnya.. Jangan pernah mengatakan bahwa itu berlebihan karena Ligaver berbeda dengan manusia biasa.
Daaz, ia juga merasa sedikit senang mengetahui Sera menerimanya. Jika Sera tak mau Daaz melakukan kekerasan maka Daaz tak akan melakukannya. Apapun untuk Sera..
Ia akan melindunginya..
Menjaganya..
Dan bersamanya selamanya.
••••
Hari Senin datang.
Sera berangkat ke sekolah.. padahal ibunya sudah melarangnya. Gadis keras kepala.
Sampai di kelas, ia segera menyanggahkan tangannya ke dagu dan menatap pohonnya yang hijau setelah pohon itu menggugurkan bunganya kemarin. Daaz tak datang.
Hari ini rasanya begitu tenang, entah kenapa teman kelasnya tak merundung atau mengumpatnya terang-terangan. Mereka juga diam. Sera merasa sedikit tenang.
Sera tak menyadari bahwa sebenarnya teman kelasnya merasa kasihan padanya. Lihatlah sekarang. Kepala yang diperban, tangan kiri diperban, lecet lecet di tangan kanan dan bekas luka bakar di wajahnya yang mengering. Bukankah gadis itu sudah menderita terlalu banyak? Rasanya pasti sakit berada di posisinya dengan banyak orang merundungnya. Kenapa tidak ada yang sadar bahwa bukanlah dia yang salah.
Aeser, ketua kelas menyapanya untuk pertama kali.
"Hai Sera, apa lukamu masih sakit?"
"A-eh I-iya.. M-maksudku sedikit.. rasanya sudah lebih baik."
Lihat bahkan gadis itu kesulitan berbicara padanya karena teman kelasnya tak pernah mengajaknya mengobrol sama sekali.
Aeser merasa bersalah.. Ia hanya diam saja ketika Sera dirundung, dan gadis itu berakhir mendapatkan begitu banyak luka.. Ia selalu dihina dan dilukai tapi gadis itu bahkan masih bisa menjawab pertanyaannya dengan tersenyum.
Aeser, pria itu mengambil tasnya dan meletakkannya disamping Sera.
"Sepertinya teman sebangkumu Daaz tidak datang. Boleh aku duduk disini?"
Labil yah, kmaren benci skrng kasihan.. Ngalor ngidul kayak kapalku. ヽ(`⌒´)ノ Aeres juga ni jgn terlalu deket nnti kmu bisa naksir Sera klo kebablasan.
Cukup short karena cuman kelanjutan dri chap kmaren hwhw, selain biar chapnya bnyk biar saya juga bisa up reguler walau lgi ga mood
Whats ur thought about Daaz?
Ur thought about Sera?
Ur thought about Aeres (?)Jan lupa vote duluuu, yuk sy tunggu
Thennn C u next chappp!
KAMU SEDANG MEMBACA
MAT(E)TAM
Romance⚠️ ANTIMAINSTREAM DARK ROMANCE STORY. BUKAN CERITA TYPICAL WATTPAD YANG SERING KAMU BACA. majority genre : Dark romance. sub genre: fantasy, action, slice of life, drama Sinopsisnya: Dia dibuli terus suatu ketika tu dia disuruh nutup matanya gitu...