6. I love you Sera

19 5 0
                                    

"Berhenti mengikutiku!" Sera berjalan dengan kesal dengan Daaz yang mengikutinya di belakangnya.

Daaz, pria aneh dengan kekuatan tak wajar. Gara-gara dia ia bahkan ia tak peduli lagi mana nyata mana tidak. Ucapannya tadi benar-benar terjadi ketika Sera mengecek beberapa kamar mandi dan ruang ekstrakulikuler. Mereka semua bersih. Begitu bersih.

Sera sudah berterimakasih dan meminta pamitan.. Tapi Daaz ia malah acuh dan mengikutinya dari belakang.

Ini benar-benar seperti tak nyata. Seorang gadis berkacamata diikuti seorang pria yang tampannya diluar batas wajar.. Orang-orang akan menganggap itu aneh dan tak wajar. Itu pasti benar.. Buktinya Sera sesekali menemukan orang di jalanan yang melongo menatap Daaz dan ketika mereka menatap Sera, mereka langsung mengerutkan alis.

'Memang kenapa sih? Tampilanku kan seperti anak sekolahan
pada umumnya.'

"Apa kau membenciku mate?"

"Y-ya! Maksudku tidak juga.. jika kau terus mengikutiku nanti kau bisa tau rumahku!"

"Kalau begitu itu akan menjadi bagus karena aku bisa datang ke rumahmu setiap hari!"

"Konyol mana aku mau! Itulah kenapa kau tidak boleh tau rumahku dasar pria aneh.."

"Namaku Daaz, Sera.."

"Tak peduli!"

"Sera..."

"Diam!"

Sera kesal pada Daaz. Jujur saja bahkan dia memilih rute yang jauh untuk sampai rumahnya agar Daaz pergi.

Sera berbalik.

"Kau.. Jika kau tidak pergi aku akan berteriak maling pada orang-orang, biar kau dihajar!"

"Apa ada maling setampan diriku Sera? Mereka pasti tak percaya padamu."

'Orang ini..'

Sebenarnya kakinya lelah.. Seharusnya ia sudah sampai rumah daritadi.. tapi gara gara Daaz.

"Apa kau lelah? Apa aku perlu menggendongmu?"

Sera menghela nafas.

"Kau.. Aku akan membencimu sampai ke akar-akar jika kau tidak pergi."

"Sera apa kau marah padaku?"

"Ya!! dan jika kau tak pergi sekarang juga.. aku bersumpah tak akan menjadi matemu!"

Daaz terlihat sedih namun sesaat ia tersenyum.

"Baiklah aku akan pergi mate, jika aku tak mendapatkanmu hari ini aku akan mendapatkanmu besok."

Disitulah Daaz akhirnya melenggang pergi.

Deg..

Degg...

Deggg!!

Gila.

Sera memegang dada kirinya.. Untung Pria itu sudah pergi.

Yang benar saja siapa yang tidak akan salah tingkah ketika mendengar kata ambigu Daaz. Sera itu manusia normal, terkadang perkataan Daaz membuatnya berpikir seakan Daaz menyukainya dan itu membuat jantungnya berdegup kencang.

Dia tak pernah merasakan romansa apapun di hidupnya, bahkan teman-temannya menjauhinya. Lalu.. tiba-tiba seseorang berkata akan mendapatkannya besok? Hei apa itu kata-kata yang mudah diucapkan orang??

Sera merasakan Jantungnya masih berdegup. Untung saja dia bisa menutupi raut mukanya, ia bisa membuat wajah marah padahal di dalamnya ia..

'Ah, Sudahlah!'

Ia bisa gila jika Daaz terus berada di dekatnya. Pria inhuman aneh yang mengatakan hal-hal ambigu.. Yang entah kenapa terkadang membuatnya merasa aman.

Sera tiba-tiba tersenyum tanpa disadarinya.

"Aku sudah gila."

•••

Berita tentang anak baru yang super tampan menjalar ke seisi penjuru sekolah. Bahkan banyak anak-anak yang diam-diam memotret anak baru itu dan menguploadnya ke Berita sekolah milik siswa. Lanny hari itu ia sangat kesal, merebahkan badannya ke kasur empuk miliknya, ia menatap berita terbaru itu. Daaz nama murid baru itu dan ketika Lanny menatap foto Daaz yang diambil diam-diam seketika Lanny merasakan sssuatu yang ia sadari bahwa itu cinta pandangan pertama.

"Apa aku harus memutuskan Gaven?" Ucapnya masih terpana menatap foto murid baru sekolahnya.

Tidak bisa dipungkiri, Gaven memang tampan tapi tak pernah sekalipun jantungnya berdegup menatap seseorang seperti saat ini.

Ia yakin bahwa pria yang dia lihat di berita itu adalah cinta sejatinya. Apalagi di berita tertulis bahwa ia berada di kelas beasiswa. 

Ini sempurna!

Sera bisa menaklukan pria itu dengan lebih mudah.

Kebaikan apa yang ia lalukan sampai ia bisa menemukan pria setampan ini. 

"Aku harus mendapatkan nomor hpnya!"

•••

"Bagaimana matemu?"

"Dia menawan.. Tapi sepertinya dia belum menerimaku Jack," Ucap Daaz sambil menyeruput kopi.

Daaz malam itu duduk di balkon apartemennya, ditemani Jack teman satu dimensinya.

"Kau merasa janggal tidak sih? Lucy saja langsung menerimaku ketika aku menemuinya. Apa kau yakin dia matemu?"

"Tutup mulutmu, lalu apa kau bisa menjelaskan kenapa jantungku berdegup cepat dan perasaan familiar ini kalau dia bukan mateku??"

"Iya juga sih.. Aku hanya ingin kau memastikan saja. Semua Ligaver menemukan matenya ketika mereka berumur 18 tahun, sementara dirimu.. kau baru menemukannya sekarang saat kau 20 tahun.. Aku hanya berpikir mungkin saja ada kasus tertentu tentang matemu itu."

"Diamlah kau membuatku tidak mood. Jangan berkata buruk tentang Sera."

Daaz kesal, Sera matenya.. Matenya yang ia nantikan dari lama. Jika saja Sera tak jatuh cinta secara langsung seperti mate orang lain maka Daaz sendiri yang akan membuat Sera jatuh cinta padanya.

'Sera..'







Ehm ehm butterfly butterfly
Apakabarrr readerr!? Tell me that u r good rn cos I wanna be sad too if u r sad hiksrut(。-_-。)

Hayley aplot lgi walau ternyataa belom ada yg bacaa hahaha. Goals aing berubah plakk//

Yang penting nulis di wp smpe ending lah dah cukup. No reader no problem♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ノ ♬ ♪

But if ure here randomly tap this story and read until this chapter thank youu so much! Sy dulu suka promosi tpi skrng capek+sibuk gada waktu hehew>< imma make this story for my own good

See uu next chapp janlup votenya tap dulu!

MAT(E)TAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang