2. Guess The Person!

23 6 1
                                    

Seorang gadis berambut kuning dengan jaket kuning tebal bersorak meneriakkan permainan itu. "Biar aku jelaskan lebih lanjut."

"Satu orang akan ditutup matanya dan berdiri di tengah lapangan. Sisanya akan mengelilingi orang yang ditutup matanya terserah ke posisi mana saja asal jarak maksimal sampai lima belas meter dan dalam hitungan lima belas detik semuanya harus berdiri tanpa boleh berucap atau bergerak--"

"-- Setelah semua berada di posisinya, blindfolded person(1) ini harus bergerak dan setidaknya menyentuh wajah orang disekitarnya. Blindfolded person ini harus menebak siapa dia. Jika salah dihukum dan jika jawabannya benar, orang yang ditebak yang terhukum."

Semua tampak kegirangan senang kecuali Sera.

Permainan dimulai dengan Gaven yang menjadi Blindfolded person. Entah kenapa ketika ia mulai menebak, ia datang ke arah Lanny dan anehnya ketika jawaban benar, Lanny sama sekali tidak dihukum.

Permainan berjalan.

Lanny menatap jam tangannya. Sudah waktunya. Ia menatap Cherry, temannya sambil mengedipkan mata.

Cherry tersenyum mengerti apa yang dimaksud Lanny.

"Karena kita punya teman baru disini, Sera. Bagaimana jika sekarang Sera.. Kau yang jadi Blindfoldednya? Setuju kan teman-teman?"

"Setuju!!"

Sera bukan orang bodoh. Ia yakin ia pasti akan dikerjai lagi. Ia menjadi Blindfolded person? Bahkan hampir setengah lebih orang disini yang tak dikenalinya.

Sayangnya bahkan hampir semua orang berkata setuju. Mereka benar-benar menyukainya, menindas orang lain. Sebelum ia protes lebih lanjut, Lanny memberinya kain.

Sera menutup matanya dengan itu. Entah berapa kali ia menghela nafas. Ia ingin pulang.

Mungkin setelah ia menutup matanya. Mereka akan meninggalkannya.

Atau melemparkan sampah padanya?

Kemungkinan-kemungkinan itu muncul di kepalanya.

Ia mulai menghitung mundur..

"Lima belas.."

"Empat belas.."

"..."

"Lima.."

"Satu."

"Aku akan mulai mencari." Sera yakin, ia pasti sekarang sudah ditinggal pergi. Walau pelan ia tahu.. langkah kaki itu menjauh lebih dari yang ada dalam peraturan.

Walau begitu setidaknya ia akan berjalan mulai menebak.. Ia harus memastikan pikiran negatifnya

Tak.. Tak.. Tak..

Suara langkah Sera terdengar jelas di keheningan malam.

Ia merentangkan tangannya kedepan. Berusaha menggapai orang di depannya. Berjalan.. Ia tak meraih apapun..

Berjalan sedikit lagi.

dan..

Ia berhasil meraih seseorang.

Sontak Sera langsung lega. Ia pikir ia akan benar-benar ditinggalkan. Ia sedikit merasa bersalah sudah berpikiran negatif.

Sera tersenyum. Ia berusaha meraih wajah orang itu. dari hidungnya, rahang pipinya.

Kulitnya begitu halus. Hidungnya mancung dan rahangnya tegas. Itulah yang Sera rasakan. Ia mencoba mengingat-ingat ciri itu pada teman-teman Lanny. Namun.. semakin mengingat, ciri-ciri yang ia cari tidak ada sama sekali.

"A-aku menyerah," Ucapnya dan membuka penutup mata.

Degg*

Degg**

DEGGGG!!

Menatap sekeliling. Teman-temannya benar-benar meninggalkannya. Ia beralih menatap seseorang di depannya.

kakinya kaku. Di malam hari yang gelap.. Seorang pria yang terlihat asing berdiri di depannya. Wajahnya tampan bak lukisan yang tak nyata.

Apakah hal ini wajar?

Apakah Sera bisa berkata 'Maaf aku salah orang.' Ketika bahkan ia berada di sekolah yang kosong di malam hari?

Sera tak bisa berkata-kata.. Ia ingin berlari.. tapi kakinya seakan terkunci.

Pikiran negatif berkelebat.. Lebih hebat dari pikiran negatif yang tadi. Lebih negatif daripada yang negatif.

"Maaf aku menakutimu Sera.."

Sera masih mematung.

"Jangan takut. Aku manusia.. Aku sudah mencarimu dari lama."








Weitss siapa tuh pria tampan yang di depan Seraa? ⊙_⊙
Gimana pendapatmu sobatt ttg chap 2 inii langsung ngebuka rahasia siapa yg ada disinopsis cerita ini kann. Jangan lupaaa vote sebentar aja gasampe satu menitt untuk aspresiasi tulisan hayley iniiy. Gas lanjut chap selanjutnyaahh see yaaa

MAT(E)TAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang