1. keributan

595 34 2
                                    

Haloooo, selamat membaca
Semoga kalian suka!!
>>>>>>>☠️<<<<<<<<
Pagi-pagi jeno sudah buat ulah di sekolahnya, tapi bukan salahnya sih tapi salah siswa yang dengan sengaja menyenggolnya sehingga minuman yang ia bawa terjatuh mengenai seragam putihnya.

Bugh! Bugh! Bugh!

Tiga bogeman mentah itu di terima oleh siswa itu bahkan hidungnya sudah mengeluarkan darah segar, begitu juga jeno yang sudah membabi buta memukuli lawannya sehingga sang lawan tak mampu membela diri.

"Bangsat, baju gue kotor anjing!" Makinya tak terima, karena ia tak memakai kaus di dalamnya.

Jeno yang biasanya memakai dalaman kaus hitam tapi sekarang ia sedang tak memakainya karena ia kesiangan atau lebih tepatnya ia di suruh cepat cepat oleh sang mommy, ia tak seperti lelaki yang lain yang ingin memamerkan otot otot perutnya saat ada siswi yang melihatnya, ia tak suka karena ia ingin yang menikmati badannya hanya kekasihnya nanti.

Entah apa yang merasuki jeno pria dengan netra bulan sabit itu menghajar siswa itu tanpa henti tak ada yang menghentikannya bahkan sahabatnya sudah kewalahan menghadapi sang captain.

"JUNG JENO!"teriakan lantang itu berasal dari pria dengan perawakan tegas.

Ya itu kakanya jeno yang bekerja sebagai kepsek di sini, pria yang bernama mark itu memang bisa membuat jeno berhenti walau kadang ia akan terkena bogeman keras sang adik.

Jeno menoleh ke arah sumber suara, saat ia melihat bahwa kakanya lah yang sudah berteriak ia segera menghempaskan lawannya dan menatap ke depan walaupun sedikit takut.

"Lo ngapain sih buat masalah terus?!" Ucapan itu membuat jeno mengernyitkan dahinya tak terima.

"Salah dia bang!, Baju gue basah gara gara dia." Balasnya sama tegasnya.

"Lo bisa minta gue buat beliin yang baru jen, jangan kekanakan." Menghelan nafas panjang mark menatap serius jeno yang sudah menatapnya tajam.

"Okey gue memang kekanakan, tpi asal lo tau gue bukan kayak cowo brengsek di luar sana yang dengan bangganya mamerin otot mereka, dan gue tau kalo lo bakalan aduin ini ke daddy jadi gue minta tolong buat bilangnya ntar malem aja jangan pas pulang sekolah." Ucap jeno lalu pergi begitu saja meninggalkan mark yang masih menatap punggung tegap sang adik.
>>>>>>>>>☠️<<<<<<<<<
"RENJUNNN!" Teriakan chenlee sahabatnya itu membuat atentsi lelaki manis yang di sebut renjun itu beralih kepadanya.

"Kamu kenapa teriak teriak sih!?" Jawabnya tak santai.

"Sumpah, gue tadi pas di kantin liat kak jeno berantem sama anak IPS anjr mana kak jeno keliatan marah banget lagi." Ucapnya antusias.

"Kasian ya yang di hajar pasti dia kesakitan..." Sedihnya membayangkan sakit yang di rasa korban jeno.

"Eh, btw felix mana? Ko ga keliatan." Tanya chenlee menyuapkam roti yang tadi ia beli ke dalam mulutnya.

"Felix lagi sama hyunjin, aku tadi di cuekin makanya aku usir, hehe" cicitnya dengan memamerkan gigi putih nan tajam itu.

"Teruskan bakatmu nak!" Bukan omelan yang renjun dapatkan melainkan pujian dari chenlee yang memberikannya jempol.

Bel masuk sudah berbunyi di mana semua siswa dan siswi harus masuk ke dalam kelas masing-masing begitu juga dengan renjun dan juga chenlee.

Di sepanjang pelajaran renjun, chenlee, dan felix tak jarang melontarkan candaan yang membuat mereka tertawa tanpa suara, tetapi mereka juga memperhatikan pelajarannya kok karena mereka juga mengejar nilai, mereka adalah tiga orang pintar yang selalu menjadi langganan juara.

Renjun yang selalu berada di peringkat satu lalu di susul oleh chenlee dan terakhir felix, sebenarnya felix bisa saja merebut tempat renjun dan ia menjadi juara satu tapi ia terlalu malas untuk  bersaing, untuk apa bersaing dengan sahabat sendiri toh ia juga bersyukur masuk tiga besar.

Saat di pertengahan pelajaran tiba tiba ia ingin pergi ke toilet karena sudah tidak tahan, jadi ia izin kepada guru yang mengajar setelah di izinkan baru ia berlari menuju toilet yang letaknya lumayan jauh.

Mungkin ini hari sialnya saat ia sedang berlari ia tidak sengaja tersandung kaki sendiri dan berakhir terjatu tepat di peluka lelaki jangkung di depannya.
Dengan cepat bangkit lalu menunduk takut.

"M-maaf kak, aku ga sengaja, a-ku permisi dulu ya..." Cicitnya pelan ia tidak bodoh ia tau kalau itu jeno, monster yang akan menghabisi orang yang mengusiknya kapan pun.

"Tunggu." Ia meringis saat tangannya di tahan oleh jeno.

Mengapa ia harus bertemu dengan jeno sih?! Apakah ia akan mati di sini huhuu  ia tak ingin mati sekarang...

"Lo ga bisa pergi gitu aja." Aura dingin itu sudah memenuhi koridor yang sepi, renjun seperti berada di tempat yang dingin.

"Lepasinn..." Dengan perlahan renjun mencoba melepaskan genggaman itu dari tangannya namun nihil itu malah membuat cengkraman jeno semakin mengeras.

"Lo harus jadi pacar gue ren." Ucapan yang sepertinya tak mau di bantah itu semakin membuat renjun panik.

"Ga mauuu, lepasinn jenoo." Dengan susah payah renjun mencoba melepaskan cengkraman itu sampai di mana otak cerdasnya ini menemukan ide.

Ia diam sejenak mengumpulkan nyali untuk menjalankan aksinya setelah di rasa sudah cukup renjun dengan kuat menendang 'milik' jeno dengan keras sehingga sang empu terjatuh meringis saat di bawah sana ia merasakan sakit yang luar biasa.

"Wlee!" Setelah menjulurkan lidahnya renjun berlari untuk kembali ke kelas entah mengapa rasa ingin membuang hasratnya lenyap begitu saja saat ia panik.

"Sialan... Gue bakalan dapetin lo dengan cara apapun na renjun..." Jeno menggeram karena ia sedang menahan sakit.
>>>>>>>>>>☠️<<<<<<<<<
Halooo
Selamat datang di cerita baru aku, cerita ini mungkin bakalan lebih seru dari pada cerita pertama aku karna aku udah niat banget bikin ini cerita, semoga kalian suka ya!!!!

Jangan lupa vote dan juga komen untuk mendukung aku agar bisa melanjutkan cerita ini dengan hati yang gembira...

Oke guys, thank you for reading this story, see you in the next chapter!!!
(´∩。• ᵕ •。∩')

OBSESSED [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang