• sex education 💦
• rouge ☠️
• vulgar 🔞"Nyam, kenyang."
°°°
Jean berkunjung ke agensinya, ia menanyakan hal ke manajernya kapan akan tampil kembali di depan para pejabat. Sambil memegang ponselnya yang baru, Jean berjalan dengan senang.
"Pak, kapan dreams tampil lagi?"
"Oh Jean, tumben kamu kesini kalau ga disuruh ga dateng. Sepertinya akhir bulan ini mereka mengadakan pesta dibali dan agensi ikut serta didalam, dreams juga bakal jadi guest star."
"Anjay handphone baru." Haikal yang tiba-tiba datang merampas hp baru Jean, mengangkatnya tinggi-tinggi seolah pamer.
"Bekingan lo siapa kali ini?" Tanya Nana.
"Jangan-jangan—" Rendy menunjuk wajah Jean, seolah dia tau siapa bakingan Jean kali ini.
"Apa ren, balikin hp gue sat." Jean mendekati Haikal dan terjadi cekcok karena hal sepele. Ia menarik tangan Haikal dengan kasar untuk mengambil hpnya.
Haikal yang menerima perlakuan begitu langsung memberi tatapan tidak suka. Jam tangan pemberian sugar daddynya pun ikut jatuh.
Ia mengambilnya dan berjalan ke Jean, menyilangkan kedua tangannya didada.
"Apa lo." Tantang Jean.
"Apaan lo, main tarik tangan gue!" Haikal yang ingin melayangkan tinju namun ditahan oleh Manager.
"Sudah! kalian tidak boleh berantem."
Manager yang melihat mereka berdua tidak ada yang ingin baikan. Nana, Rendy hanya tertawa kecil. Sudah hal biasa mereka begini.
"Jean, Haikal." Dengan nada penekanan, mereka akhirnya mengalah lalu berpelukan seperti teletabis.
"Goyangan gue lebih sexy, pantat gue semok, dan wajah gue yang baby face membuat pejabat itu tertarik." Haikal mempererat pelukannya.
"Kulit gue putih, badan gue mulus, wajah gur cantik, tampan, sexy bikin seorang pejabat mau sama gue." Jean tidak ingin kalah.
"Dibackstage kita kawan tapi di panggung kita lawan. Lawan siapa yang bekingannya lebih gede."
"Sudah oy!" Nana menarik keduanya agar terlepas. Mereka berdua melempar smirk satu sama lain.
Sandiwara pun dimulai.
"Haha kalem Jean, gue minta maaf sama yang barusan ya." Senyum gemes Haikal keluar.
"Sorry gue juga ga sengaja jatuhin jam tangan lo."
"Okay semuanya siap latihan dan tampil di depan pejabat buat akhir bulan ini?"
"SIAP!" Anak dreams bersuara semua.
°°°
Didalam rumah gede nan tingkat 2, hanya dihuni oleh 2 orang satunya Jean dan satunya pengurus rumah.
Jean yang kini sudah selesai latihan dan membayar uktnya full satu tahun.
Darimana Jean mendapatkan uang untuk membayar ukt dengan full satu tahun? ya betul dari Mali Rendra yang kini menjadi sugar daddynya.
Ia membuka jendela kamarnya, disambut oleh angin malam ibukota. Melihat bangunan tinggi yang belum ia rasakan selama hidupnya.
Tidak ada lagi makan mie setiap hari, pusing membayar kosan dan berebut kamar mandi dengan yang lain.
"Ah.. inilah namanya hidup, semuanya milik gue. Akhirnya gue bebas dari hidup miskin."
Jean senang karena ia bisa merasakan kenikmatan kali ini. Suara pintu terbuka, ia sedikit kaget karena orang tersebut tiba-tiba masuk.
Membuka sepatu hitamnya dan jas, dasinya ia longgarkan. Jean merasakan langkah kaki Mali semakin dekat, ia berbalik dan bertatap langsung dengannya.
"Raut wajahmu kaget saat saya tiba-tiba masuk, bukannya ini rumah saya dan rumahmu juga."
Ibu jari Mali menggapai pipi Jean lalu mengelusnya lembut, lalu turun dihadapan bibir Jean.
"Bagaimana rasanya bibir ini, apa kamu minum alkohol tadi siang?"
Jean menggeleng, ia memegang pagar balkon karena badan Mali mulai mendekat.
"Saya tidak suka kamu meminum air keras, lebih baik menelan peju saya."
Mali mulai mencium bibir Jean, suara kecipak basah kini terdengar. Jean sesekali mengeluh, Mali merasa tidak ada balasan kini menggigit bibir bawah Jean.
Erangan keluar, Jean meringis karena bibir bawahnya sakit. Mali melepas ciumannya sepihak.
"Balas ciumannnya." Ia kembali menyambar bibi Jean, kini tangannya meremas bokong Jean.
Jean mabuk karena ciuman Mali benar-benar liar dan tangannya tidak bisa diam. Ia meremas dasi Mali.
"Nghhh!" Lenguhan Jean membuat Mali semakin nafsu.
Malam itu Jean melepas keperjakaannya. Ia meronta, teriak dan menangis. Kenikmatan yang bercampur dengan kekerasan.
Tangan Jean menjambak rambut Mali, karena sogokan yang sangat dalam. Jean memeletkan lidahnya, merem melek keenakan. Saking enaknya Jean meminta untuk Mali keluar didalam.
"Ahh ahh." Pinggulnya bergerak kekanan kekiri. Mali memasukan 2 jari sekaligus.
Mata sayunya kini menatap Jean seolah ia adalah seorang hypersex.
TBC.
satu chapter lagi menuju end.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARKNO [END]
Short Storyoneshoot Mark & Jeno. • bxb • 18+ • kekerasan - Mark (Dom) - Jeno (Sub)