Kakak Tiri

16K 354 15
                                    

• Toxic• New Familly• Kekerasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Toxic
• New Familly
• Kekerasan

"Gue kasih tau, gimana sifat bokap gue yang nurun ke gue, JUNG JENO!"




















•••

"Siapa mereka pah?"

Tanya Mark pada ayahnya yang sedang mengandeng perempuan dan satu cowok.

"Ibu baru kamu, dia lagi hamil."

Sakit tapi tidak berdarah, rasanya seperti di tusuk ribuan jarum. Mark yang sudah tau kelakuan bejad Papahnya hanya tersenyum miris.

"Satunya?"

"Dia akan menjadi adik tiri kamu, dan berbagi kamar."

Mark menaikan alisnya, berbagi kamar dengan orang asing? tidak bisa. Apalagi keluarga barunya yang notabenenya dia dan ibunya pun tinggal dirumah ini.

Ia berlari keruang ibunya, meninggalkan Papah dan keluarga barunya yang baru datang, setelah sampai kamar ia menangis. Mengusap wajah ibunya yang kini sudah mulai tua.

"Ibu, ayah menikah lagi."

Mata itu, yang dulu ia kangen semasa kecil. Ia sayang sampai saat ini, Mark mengambil tangan ibunya lalu membawanya pada pipi Mark.

"Aku disini, depan ibu."

"Mark, anak ibu jangan nyusahin papah kamu. Cukup ibu saja yang menderita karena ulah papah."

Air mata mulai keluar, isak tangis terdengar. Mark memeluk ibunya, menyampaikan lewat ikatan batin karena dia sangat terpukul karena keputusan sang papah yang menikah lagi.

Aku janji bakal rebut warisan dari papah sebelum jatuh ketangan keluarga baru. Mark janji ibu, saat semuanya sudah selesai kita pergi dari rumah ini dan hidup dengan tenang diluar sana tanpa papah dan siksaannya.

Setelah Mark bilang begitu dalam batinnya, ia melepas pelukannya lalu menatap ibunya.

Ibunya buta saat Mark masuk sekolah menengah dan itu disaat mark tidak ada dirumah. Ia biasany melindunginya ibunya dari siksaan papah, tapi terlambat. Bersyukur nyawa ibu masih selamat, hanya kedua matanya yang sudah tidak bisa melihat dunia lagi termasuk Mark.

•••

Mark berjalan menuruni tangga, ia berpapasan dengan adik barunya. Mark membuka topik untuknya.

"Tunggu, siapa nama kamu?"

"Aku? em.. aku Jung Jeno... kak."

"Sudah ditaruh semua barang kamu dikamar kakak, jen?"

"Huum sudah kak."

"Mau nitip apa? kakak mau keluar nyari makan."

Jeno berpikir sebentar menatap kaka barunya, ia masih malu karena ini obrolan pertamanya.

"Apa aja kak."

"Yasudah, kaka pergi dulu."

Mark turun lalu kebagasi mobilnya, alasan dia membeli makanan untuk Jeno sekalian bertemu bandar racun mematikan yang akan dimakan oleh ayahnya.

Aksinya ia lakukan pertama dengan membawa Jeno mabuk lalu ia menggunakan Jeno untuk memperalatnya dengan memasukan racun kedalam makanan sang papah.

Dalam mobil, seringan tipis Mark terukir seperti spikopat yang sebentar lagi akan membunuh mangsanya.

•••

Sesampainya dikamar, Mark sudah membawa makanan dan minuman bersoda, serta alkohol dengan kadar cukup tinggi.

Ia menyiapkan semua dengan santai seolah tidak terjadi apa-apa, cctv dirumahnya pun ia sudah hancurkan lalu dibakar agar tidak meninggalkan jejak.

Toktok

"Masuk aja, kakak sudah siapin makanan dan minuman buat kamu."

"Permisi kak, WAH! BANYAK BANGET MAKANANNYA."

Girangnya Jeno seolah pertama kali melihat makanan segitu banyaknya.

"Makan yang banyak adik."

Mark berdiri lalu berjalan kearah pintu, ia menguncinya menatap Jeno yang tengah makan.

Rakyat miskin ga seharusnya kamu masuk ke keluarga kami, Lee Jeno.

Tangannya mengelus rambutnya, namun setelah itu jambakan mulai terasa.

"Aduh duh kak sakit." Jeno kesakitan rambutnya dijambak oleh kakaknya.

Tenggorokannya tersedak, tangannya meraih botol minuman yang sudah disediakan namun Mark dengan segaja menendang meja kecil yang berisi makanan.

"Kak! sakit lepasin."

"Aku haus, jangan ditendang minumannya pada tumpah." Jeno lalu berbalik menatap Mark yang seperti iblis.

Raut wajahnya seperti biasa saja, tenang namun perlakuannya sangat kasar. Setelah genggaman tangan Mark pada rambut jeno lepas, ia segera minum.

Minuman yang Jeno minum adalah alkohol dengan kadar tinggi, sampai ia habiskan. Kini badannya goyang seolah bumi bergeser.

"Sudah terasa?"

"Gue tunjukin gimana sifat jahat papah yang nurun ke gue, orang kaya lo ga pantes masuk kedalam rumah tangga orang." Lanjutnya.

Bersambung...

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARKNO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang