ARAKA - 3

305 171 53
                                    

Happy Reading❤️

Kini kedua remaja itu sedang ada disebuah minimarket, yang letaknya tak jauh dari area sekolah. Sesuai janjinya tadi, Arkana membiarkan Nayyara memasukan banyak coklat ke dalam keranjang belanjaan yang ia pegang, tanpa protes seperti biasa.

"Arka, coklatnya 2 lagi boleh, gak?" Tanya Nayyara dibalas anggukan pasrah oleh Arkana. Gadis itu benar-benar memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin. Kapan lagi Arkana mengizinkannya membeli coklat dan eskrim sebanyak ini.

Tangan Nayyara mengambil satu batang coklat lagi. "Ini lagi satu deh," Nayyara masih belum merasa puas juga dengan belajaannya. Demi apapun kalau sudah berkaitan dengan coklat dan eskrim, ia akan menjadi benar-benar maruk.

"Udah belum?" tanya Arkana.

"Belum. Coklatnya udah cukup, tapi eskrimnya belum Ara ambil," jawab Nayyara lalu menyeret Arkana untuk ikut bersamanya menuju freezer Eskrim.

"Jangan kebanyakan. Nanti sakit gigi, mau?" tegur Arkana saat melihat pacarnya mengambil 10 bungkus eskrim rasa coklat.

Nayyara menggeleng pelan. "Tapi kan sehabis makan itu, Ara sikat gigi jadi aman."

"Kalau keburu sakit gigi duluan gimana, hm?"

"Gak akan. Gigi Ara kuat tuh, liat nih!!" Nayyara menunjukkan deretan gigi putihnya pada Arkana.

Arkana menghela nafas." Cantik kan gak boleh kebanyakan makan coklat, ganti sama susu stroberi aja ya, mau?"

Padahal susu stroberi memliki tahta tertinggi bagi Nayyara. Namun kali ini gadis itu lebih memilih Coklat dan eskrim dibandingkan minuman favoritnya. mungkin karena sudah lama tidak memakan keduanya, dan sudah jelas karna di larang Arkana.

"Gak mau."

"Nanti batuk," Arkana menatap bola mata gadisnya dengan pekat. "Kasian tenggorokannya."

"Yaudah deh." Pasrah Nayyara.

Setelah merasa cukup memborong coklat dan eskrim, kedua remaja itu berjalan menuju kasir lalu membayarnya dan keluar dari sana.

"Ara aja yang pegang plastik satunya," Nayyara berniat mengambil alih salah satu dari dua plastik yang Arkana tenteng. Lihatlah sebanyak itu Nayyara membeli Coklat dan Eskrim.

"Gak usah, biar aku aja." balas Arkana.

"Ara aja, gapapa."

"Jangan!!"

"Ish ish, Ara pengen pegang satunya,"

"Jangan bandel!!"

"Tapi kan-"

"Tuan putri gak boleh bawa yang berat-berat, apalagi sampai capek katanya."

Eh

•••

Setelah mengantarkan Nayyara pulang ke rumahnya, Arkana memutuskan untuk langsung pulang saja. Sesampainya, ia memasuki rumah megahnya dan pemandangan yang pertama kali Arkana lihat adalah sepi, tidak ada orang satu pun.

"Assalamualaikum, bunda dimana?"

"Bun, Arka udah pulang nih."

"Bunda.."

Tidak ada sahutan juga. Dimanakah bundanya itu?

Arkana berjalan menuju dapur ,dan sesuai dugaannya. Bundanya ada disana terlihat sedang sibuk membuat cake.

"Eh, anak bunda udah pulang," celetuk Mesya saat melihat putranya muncul dari arah ruang tengah.

Arkana menghampiri sang bunda, lalu mencium punggung tangannya. Sedari kecil Arkana di ajarkan untuk Salaman sebelum atau sesudah pulang sekolah.

"Bunda sendirian aja? bibi Muti mana? Tumben gak bantuin bunda bikin brownies," ucap Arkana saat melihat art yang sudah dianggap seperti keluarga, tidak ada disana. Biasanya setiap sang bunda memasak selalu ditemanin oleh bik Muti, namun kali ini tidak.

"Izin pulang kampung untuk beberapa hari. Katanya ibunya sedang sakit disana," jawab Mesya sembari memasukan loyang berisi adonan brownies kedalam oven.

Pria itu manggut-manggut. "Pantesan gak keliatan dari tadi,"

"Mandi sana terus abisnya makan. Bunda udah masakin Rendang kesukaan kamu," titah Mesya.

"Nanti Bun, masih capek." jawabnya.

"Ara, gimana kabarnya? Sudah lama kamu gak ajak dia kerumah. Bunda kangen sama Ara," tutur Mesya.

"Bunda telpon Ara aja kalau gitu, atau gak video call deh," ujar Arkana. "Biar kangennya hilang."

Mesya mendengus sebal. "Gak peka sekali kamu jadi cowok, bunda kan lagi ngode biar kamu bawa Nayyara kerumah eh malah nyuruh telpon aja."

"Arka gak paham kode-kodean, bun."

"Kasian banget Ara. Pasti tekanan batin punya cowok gak pekaan kaya kamu," ketus Mesya.

"Bunda tega."

"Biarin, belajar peka sana!!" .

"Iya iya bunda." lebih baik ia mengalah saja.

"Oh iya, awas ya bang kalau kamu sampe nyakitin Ara!! Bunda, gak akan pernah ngerestuin hubungan kamu selain dengan Ara!!" ujar Mesya mutlak.

"Hm."

"Satu lagi, jangan pernah balik sama perempuan berhati busuk itu. Bunda gak akan pernah Sudi."

To be continue...

•••

Jangan lupa vote dan komennya ya guys!!
Jangan lupa juga follow akun WP ini!!

Thanks banget, bagi kalian yang udah nyempetin waktu buat baca cerita aku😻

See you, the next part. Papay👋🏻

Kalau kata Nayyara, lirikanmu mengalihkan duniaku😻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau kata Nayyara, lirikanmu mengalihkan duniaku😻

ARAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang