ARAKA - 5

269 136 131
                                    

Happy Reading❤️

Pelajaran matematika sedang berlangsung. Arkana bersender di sandaran kursi, tangannya melepaskan dasi yang melekat di lehernya. Tatapannya mengarah ke depan, memperhatikan penjelasan dari Bu guru yang sedang menjelaskan beberapa rumus.

Sebagai murid berprestasi disekolah, tentu saja pria itu sangat suka dengan pelajaran yang paling banyak tidak di sukai orang itu. Sementara itu, kedua temannya malah sibuk berbicara berdua dengan nada bisik. Ntah apa yang di bicarakan oleh kedua human itu.

"Paham kalian semua??" tanya Bu Siska, selaku guru matematika mereka.

Seisi kelas mengangguk. Terkecuali kedua human yang masih saja asik mengobrol berdua. Sepertinya mereka belum ngeh juga..

Tatapan Bu Siska menajam kala menatap ke arah Jayden yg tepatnya sedang duduk disebelah Arkana, posisi Jayden menghadap ke bangku belakang yg disana ada Fauzi yg juga tengah berbicara ke arahnya juga.

"Jadyen, Fauzi. Siapa yang suruh kalian berbicara saat pelajaran saya berlangsung?!!" murka Bu Siska, matanya melotot bergantian ke arah Jadyen, dan Oji.

Jayden, dan Oji terlonjak kaget lalu membenarkan posisi duduk mereka menghadap ke depan.

Mampus sudah...

"Eh, Bu Siska yang cantik dan membahana hehe.." kekeh Oji yang sedang ketar-ketir.

"Ada apa ya, Bu?" tanya Jayden.

"Kalian ini merasa sudah pintar, hah??! Sampai-sampai tidak memperhatikan penjelasan saya soal rumus tadi," murka Bu Siska.

"Makanya jangan kebanyakan ngobrol lo pada," celetuk Arkana.

"Ini nih si Jayden nih," sahut Oji.

"Maaf Bu, si Oji nih yang ngajakin saya ngobrol duluan. Hukum aja hukum Bu," kompor Jayden.

"Fitnah banget. Dia yang duluan ngajakin saya ngobrol Bu, mana topiknya tentang janda pirang." adu Oji.

"Heh, jangan fitnah!!"

"Lo tuh yang ngadi-ngadi,"

"Ngaku Lo!!"

"Dasar kang fitnah,"

"Dih.. lo tuh."

"SUDAH!! KENAPA MALAH JADI BERDEBAT?? SEKARANG MAJU KE DEPAN, BERDIRI DI DEPAN PAPAN TULIS SAMPAI JAM ISTIRAHAT!!"

"Mampus."

"Tega lo, ka. Bukannya bantuin biar kita dikasih keringanan malah ngatain kita lo," Oji mendengus kesal.

"Biar kalian kapok," sahut Arkana.

"Sudah jangan kebanyakan bicara!! Ayo ke depan!!" titah Bu Siska.

Jayden, dan Oji berjalan pasrah ke depan. Keduanya berdiri di hadapan papan tulis dengan ogah-ogahan.

"Apa lo ketawa-ketawa?! Dosa lo, bahagia di atas penderitaan cogan kek kita," ujar Oji saat melihat beberapa gadis dikelasnya menertawakan mereka.

"Berdiri yang benar!! Kalau tidak, kalian berdua lari keliling lapangan 25 kali, " ancam Bu Siska.

"Saya kalem aja bu kalau gitu," celetuk Jayden sembari membenarkan posisi berdirinya, di ikuti oleh Oji.

•••

Saat ini dikelas Nayyara sedang jamkos. Ntah kemana perginya guru bahasa Indonesia mereka, yang jelas beliau memberikan tugas mencatat materi yang di tulis oleh sekretaris kelas mereka dipapan tulis.

ARAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang