Chapter 9

428 69 12
                                    


Happy reading, guys!

💚❤

_________________________________________


Wang Yibo adalah pria liar lima tahun lalu. Saat itu usianya masih 27 tahun. Balapan motor, berkelahi, darah dan luka sudah bukan lagi hal asing baginya. Dia selalu suka saat ada yang menantangnya. Kekuatan dia tunjukkan dari seberapa kuat dia bertarung.

Wang Yibo dulu adalah seorang ketua geng motor. Ada puluhan anak buahnya yang selalu setia mengikuti. Namun, ternyata ada juga yang diam-diam mengkhianati.

“Wang Yibo!”

Seseorang berseru tidak terima karena kalah telak. Namun, bukannya menoleh, Wang Yibo berjalan tidak peduli.

Mengendarai motor besarnya, dia melaju kencang membelah jalanan yang lengang. Ini jam tiga pagi, tentu kendaraan akan sangat jarang ditemui apalagi di daerah pinggir tempat kali ini Wang Yibo melakukan balapan liar.

Setelah 20 menit perjalanan, Wang Yibo sampai di depan rumahnya yang besar. Dia melangkah memasuki rumah yang gelap. Langkahnya tegas saat menaiki anak tangga.

Saat memasuki kamar, dia cukup terkejut melihat seseorang di sana.

Wang Yibo menaruh helm kesayangannya. Tidak lupa kaus tangan juga sepatu miliknya lalu menggantinya dengan sandal rumah.

“Sampai kapan kamu hidup seperti ini?”

Wang Yibo menghela nafas saat mendengar suara serak sang ayah. Pertanyaan yang sudah bosan dia dengar itu membuat Wang Yibo muak. Mengapa ayahnya selalu menjadi penghalang kebahagiaannya?

“Apa Ayah tidak tidur hanya untuk menanyakan itu? Tidurlah, aku juga akan beristirahat,” ujar Wang Yibo sambil berlalu ke kamar mandi.

Usai mandi, ternyata Tuan Wang masih di sana. Menatapnya dengan sorot mata yang tidak bisa Wang Yibo mengerti. Ayahnya terlihat resah.

“Apa ada masalah di kantor?” tanya Wang Yibo.

Dia memang enggan untuk meneruskan perusahaan. Namun, bukan berarti dia tidak peduli dan tidak pernah bertanya. Wang Yibo selalu memantau diam-diam apakah ayahnya sedang butuh bantuan atau tidak.

“Kamu sebaiknya menghentikan hobimu itu. Bubarkan juga semua geng tidak berguna itu. Itu saja.”

Ucapan Tuan Wang tidak dapat diterima oleh Wang Yibo. Dia tidak mungkin meninggalkan semuanya. Semua yang dia lakukan adalah kesenangannya.

“Jika kau ingin Lusi baik-baik saja, sebaiknya hentikan semuanya. Segera,” tukas Tuan Wang sambil berlalu.

“Aiya, Ayah! Apa hubungannya dengan Lusi?” Wang Yibo berteriak. Namun, Tuan Wang tidak lagi menoleh. Dia berlalu menuju kamarnya meninggalkan Wang Yibo yang tiba-tiba merasa resah.

Mengambil ponsel miliknya, Wang Yibo menekan nomor dengan nama kontak Baby L.

Cukup lama menunggu jawaban sebelum sebuah suara serak terdengar di telinga Wang Yibo.

“Halo, siapa yang mengganggu malam-malam begini?”

Rasa lega menyelimuti hati Wang Yibo. “Lusi, selamat tidur,” ujarnya sambil mematikan panggilan.

Wang Yibo merasa tenang dan dia yakin ayahnya hanya asal berkata. Wang Yibo merasa semua baik-baik sana dan tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

Setelah menyimpan ponsel dan mematikannya, dia pun merebahkan diri dan mulai tertidur.

Mr Handsome, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang