Karena hari ini ultah Zhanzhan_Lee maka aku up dua chapter hari ini. Met ultah, ya.
Untuk semua pembaca setiaku, makasih banyak-banyak. 😘😘
Happy reading, guys!
_________________________________________
💚❤
“Makanlah!”
Wang Yibo menyodorkan makanan di depan Xiao Zhan. “Walaupun memang masalahmu seberat itu, jangan lupa mengisi perut. Hanya diam tidak akan menyelesaikan masalah. Lihatlah dirimu! Sudah seminggu di sini masih harus kuingatkan soal makan. Apa kau benar-benar tidak ingin hidup lagi? Setidaknya jangan mati di rumahku.”
Xiao Zhan melotot mendengar kata mati. Dia tahu Wang Yibo bukan orang yang lembut. Namun, biasanya juga tidak sekasar itu.
Xiao Zhan semakin cemberut dan berpikir negatif. Jangan-jangan memang Wang Yibo tidak suka dia tinggal di sini.
“Aku akan pulang saja. Jika kau tidak suka harusnya bilang sejak kemarin. Jangan bilang tinggallah tapi sebenarnya kau keberatan menerimaku.”
“Apa maksudmu?”
“Aku sudah bilang tidak ingin tinggal di sini. Besok antarkan aku pulang saja. Aku tidak ingin merepotkanmu lagi,” lanjut Xiao Zhan. Dia masih cemberut sambil memalingkan wajah dari Wang Yibo.
“?”
“Kau laki-laki, kan?” tanya Wang Yibo pada akhirnya.
“Hei! Ap—mmm”
Wang Yibo menyuapkan makanan ke mulut Xiao Zhan membuat dia melotot kaget. Matanya bersitatap dengan lelaki kekar itu membuat Xiao Zhan tanpa sadar mengunyah makanannya dengan baik.
Lalu, pada akhirnya Xiao Zhan makan dengan lahap sampai habis disuapi oleh Wang Yibo. Kini dia tengah minum masih dengan tatapan tertuju pada Wang Yibo yang membereskan alat makan.
Padahal baru tadi dia bertekad dalam hati ingin mulai membantu Wang Yibo mengerjakan sesuatu. Hanya karena mood yang mudah sekali berubah, Xiao Zhan kembali merasa tidak enak karena kembali merepotkan pemilik rumah itu.
Beranjak ke dapur, Xiao Zhan membantu membereskan beberapa piring kotor ke dalam sebuah keranjang. Biasanya Wang Yibo akan mengumpulkan piring kotor di sana lalu membawa keluar untuk dicuci. Kini Xiao Zhan lekas membawa semuanya keluar rumah. Dia tidak ingin terus menjadi tamu tidak tahu terima kasih.
Wang Yibo sendiri membiarkan Xiao Zhan melakukan semua itu. Dia hanya terus memperhatikan setiap hal yang dilakukan pemuda itu. Bibirnya sesekali tertarik ke atas saat melihat sesuatu yang dirasa menggemaskan.
Orang yang diperhatikan bahkan tidak sadar bahwa Wang Yibo sejak tadi duduk di atas sebuah batu tidak jauh darinya. Dia terus fokus mencuci piring sesekali mengusap peluh yang menetes di dahinya. Mencuci piring di alam terbuka seperti ini ternyata cukup melelahkan karena harus menahan panas juga dari teriknya mentari di atas sana.
“Besok aku harus mencuci piring saat pagi atau sore saja,” gumam Xiao Zhan. “Panas sekali siang ini. Padahal semalam hujan turun dengan lebat.”
Dia juga teringat pakaiannya yang menumpuk hampir habis. Karena dia tidak membawa banyak pakaian saat ke sini. Dia mungkin harus mencucinya juga hari ini. Belum tentu besok akan sepanas hari ini.
Semenjak tinggal di hutan, dia jadi lebih memperhatikan suasana alam. Bagaimana saat hujan, panas, dingin. Kini tubuhnya juga lebih peka terhadap sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Handsome, I Love You
FanficSaat cinta datang pada hati yang terluka, apakah itu obat atau racun? Wang Yibo telah mengasingkan dirinya semenjak kematian tragis sang kekasih. Dia tidak menyangka akan ada satu hari dalam hidupnya yang kelam, di mana hatinya yang beku kembali men...