Chapter 10

500 88 23
                                    

Happy reading, guys!

💚❤yizhan is real💚❤

_________________________________________

Wang Yibo lagi-lagi menghela nafas berat. Pertanyaan Xiao Zhan telah membangkitkan kenangan lama yang menyakitkan. Selain itu kini dia malah memikirkan kejadian semalam yang diingat samar-samar. Saat dia demam dan mengigau kemudian saat Xiao Zhan merawatnya dengan telaten walau terlihat tidak tahu apa pun.

Wang Yibo menoleh, melihat Xiao Zhan yang tengah memainkan ponselnya di kursi.

Mentari sudah lama tenggelam. Jam segini biasanya Wang Yibo masih di lumbung atau tengah mengerjakan sesuatu.

Namun karena demam semalam, hari ini dia bahkan tidak diizinkan ke dapur oleh Xiao Zhan. Padahal tadi pagi dia sudah bisa masak walau tengah sakit.

Semenjak mereka pulang dari jalan-jalan di hutan, Xiao Zhan sibuk mengerjakan ini itu. Dari mulai menyapu rumah, halaman bahkan dia memetik beberapa sayur untuk dimasak. Semua dilakukan sendiri.

Saat Wang Yibo menghampiri, dia akan disuruh duduk kembali dan beristirahat.

Ayolah, dia tidak selemah itu. Demam tidak akan membuatnya tumbang. Xiao Zhan saja yang berlebihan hingga berpikir Wang Yibo akan semakin parah sakitnya jika mengerjakan sesuatu.

Setelah mereka makan malam, kini Wang Yibo malah merasa bingung karena diabaikan oleh Xiao Zhan. Padahal biasanya juga dia tidak peduli apa yang dilakukan oleh pemuda itu.

Wang Yibo kembali menarik nafas panjang.

“Kau butuh sesuatu, Tuan Wang?” tanya Xiao Zhan pada akhirnya.

Setelah terus mendengar Wang Yibo menghela nafas, seolah tengah memikirkan sesuatu yang berat, Xiao Zhan mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang sudah bersih. Dia baru saja menghapus semua hal yang berhubungan dengan sang mantan.

“Kau sibuk?” tanya Wang Yibo.

Xiao Zhan semakin tidak mengerti. Ada apa dengan Wang Yibo? Tidak biasanya bertele-tele dan basa-basi. Xiao Zhan jadi enggan menjawab. Dia malah kembali sibuk dengan ponselnya.

Wang Yibo beranjak. Memilih keluar rumah. Lebih baik memotong beberapa kayu bakar dari pada merasakan dongkol yang tiba-tiba muncul karena diabaikan. Seperti itulah cara dia mengalihkan pikirannya selama ini. Jika sedang tidak baik-baik saja.

“Eh, Tuan Wang? Mau ke mana?”

Xiao Zhan mengejar keluar rumah. Dia memperhatikan Wang Yibo yang mengambil kapak lalu mulai membelah beberapa kayu yang terdapat di samping gudang penyimpanan barang.

Cuaca malam ini sangat cerah. Berbeda dengan kemarin yang turun hujan sangat deras, malam ini rembulan datang menyinari malam.

Suasana malam yang sunyi, ditemani rembulan di atas sana cukup membuat Xiao Zhan terpukau. Terpesona.

Ditatapnya lelaki kekar yang begitu kokoh bertenaga membuat kayu itu menjadi potongan-potongan kecil.

Sebenarnya dia ingin menghentikan Wang Yibo. Khawatir lelaki itu sakit lagi. Namun, melihat Wang Yibo yang tampak memiliki banyak pikiran, Xiao Zhan memilih diam memperhatikan. Ikut menemani dalam kesunyian.

Keringat mulai keluar membasahi otot-otot lengan yang tampak berkilau karena sinar rembulan.

Lagi, Xiao Zhan jatuh dalam pesona si tukang kayu yang tampan itu. Mungkin sekarang dia sudah benar-benar move on dari sang mantan. Karena tidak sedetik pun kepalanya memikirkan hal itu.

Xiao Zhan menghampiri Wang Yibo. “Boleh aku mencobanya?”

“Kau yakin?”

“Ayolah, jangan remehkan aku. Aku juga laki-laki,” keluh Xiao Zhan. Dia mengambil kapak begitu saja dari tangan Wang Yibo. Ternyata kapak yang terlihat ringan itu lumayan berat. Xiao Zhan terkekeh sambil mencoba tersenyum ke arah Wang Yibo.

Mr Handsome, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang