Happy reading, guys!💚❤Yizhan is real💚❤
_________________________________________
“Aku akan berusaha. Terima kasih, Tuan Wang. Apa kamu tidak merasa risi?”
Mereka masih duduk di halaman rumah. Kini suasana sudah tidak lagi tegang seperti tadi.
“Untuk apa?”
“Kau bukan seorang gay. Biasanya orang-orang seperti kalian mencaciku. Seperti yang dilakukan kedua orang tuaku dan kakakku,” cibir Xiao Zhan.
Walau rasa perih itu seolah kembali terbuka, dia tidak ingin menunjukkannya di depan Wang Yibo. Sudah cukup sejak tadi dia memperlihatkan mood-nya yang terus berubah-ubah.
Seperti kata Wang Yibo, Xiao Zhan ingin hidupnya damai. Setidaknya selama di sini, dia akan menikmati hidupnya yang tanpa beban. Tanpa masalah yang terus menghantui kepalanya.
“Apakah aku terlihat seperti itu?” Wang Yibo malah balik bertanya.
“Aku tidak ingin menebak-nebak sikap seseorang lagi. Itu menyebalkan di saat semua spekulasi itu sendiri melenceng jauh.”
Sepertinya pembahasan semakin berat. Namun, kedua lelaki yang terpaut usia cukup jauh itu kini mulai tampak bicara secara terbuka. Mereka sesekali terkekeh saat merasa lucu dengan hal yang dibahas.
Di pekarangan rumah kayu yang sederhana, di tengah hutan yang jauh dari hiruk pikuk dunia modern, kedua anak adam mulai saling membuka hati. Memberi kenyamanan dan menerima rasa nyaman dari masing-masing lawan.
“Kau cukup lumayan juga bertahan tanpa alat elektronikmu. Dylan biasanya hanya tahan sehari-dua hari di sini. Dia selalu bilang susah tanpa ponsel,” tutur Wang Yibo.
Kini mereka tengah berjalan di sekitar hutan.
Menapaki rumput juga dedaunan yang telah kering kembali, mereka menikmati semilir angin yang sesekali menyapa.
Sinar mentari yang terik tidak terlalu berpengaruh karena besarnya pohon-pohon.
Wang Yibo tidak mengajak Xiao Zhan menelusuri jalan mobil. Dia berjalan ke arah hutan yang dalam. Namun, sepertinya sering dilewati oleh Wang Yibo karena ada jalan setapak yang cukup nyaman dilalui.
“Aku tidak memiliki seseorang untuk dihubungi. Aku tidak perlu ponsel.” Xiao Zhan menatap sekeliling. “Ini hampir sore. Kita akan pergi ke mana?”
“Kau lelah?”
“Hahaha, tidak! Ini terasa tidak nyata bagiku. Bahkan aku masih merasa seperti mimpi bisa tinggal di tempat seperti ini. Bagaimana awalnya kamu tinggal di sini?” Xiao Zhan bertanya sambil mengambil sebuah ranting kayu. Tangannya benar-benar tidak bisa diam. Dia terus menggapai apa pun yang bisa dipegang.
“Aku menemukan tempat ini.”
“Menemukan? Lalu tinggal? Waw, terdengar seperti mustahil. Pasti ada sesuatu yang membuatmu hidup di sini sementara keluargamu di kota sana.” Xiao Zhan mengangguk-angguk saat merasa puas dengan pemikirannya.
“Sudah lebih baik?”
Tahu Wang Yibo mengalihkan pembicaraan, Xiao Zhan pun hanya mengangguk. Dia memang merasa lebih baik. Bahkan kini kemarahan juga dendam yang sejak kemarin bercokol dalam hatinya ikut lenyap secara perlahan. Dia hanya merasa kesal lalu tidak peduli. Hidupnya masih cukup panjang dan sangat berarti dari pada terus terpaku pada masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Handsome, I Love You
FanfictionSaat cinta datang pada hati yang terluka, apakah itu obat atau racun? Wang Yibo telah mengasingkan dirinya semenjak kematian tragis sang kekasih. Dia tidak menyangka akan ada satu hari dalam hidupnya yang kelam, di mana hatinya yang beku kembali men...