Part 7

835 44 0
                                    


Busan.

Kelima Namja telah tiba di Busan dengan selamat. Sampai didepan rumah minimalis diujung Desa. Mereka kesini tanpa sepengetahuan dari jungkook. Berniat hati untuk memberi Surprise kepada Jungkook adik kesayangan mereka.

Dingdong~Dingdong
Suara Bel Rumah Berbunyi.

Keluarlah seorang wanita paruh baya dengan kacamata yang memiliki rantai di gagang kacamatanya, serta benag rajutan dan pola rajutan ditangannya.

" Hoh hoh, lihat siapa yang datang, cucuku yang berkulit putih bak pangsit rebus. Apakah jalanmu masih lurus hingga kau baru muncul di rumah ini wahai Min Yoongi? "
Sindir sang nenek dengan candaannya, membuat cucunya tersebut mendengus kesal. Serta sahabat-sahabatnya yang menertawai dirinya di sindir oleh sang nenek.

" Jalan kesini tidak hanya lurus nek, tetapi juga berbelok-belok bahkan jalannya rusak. " Ucap yoongi membalas candaan sang nenek dengan kalimat pedasnya juga. Tapi sang nenek sudah paham akan sifat cucunya satu ini.

" Lihatlah caramu berbicara itu dan apa"an omongan mu tadi.  tak pernah berubah. Bahkan kau sampai pun tidak memeluk nenekmu, malah mengajak nenekmu adu argumen. "

" Nenek pun tak mengajak kami masuk kedalam, bahkan nenek tega membuat kulitku terbakar dibawah sinar matahari disini. ''
Ucap Yoongi tak mau kalah.

Nenek Jeon memilih mengalah, karena ia tau cucunya yang satu ini memang keras kepala.

" Yah sudah silahkan kalian masuk, dan bawalah barang-barang kalian juga kedalam. "

Mereka berlima masuk kedalam rumah itu, sahabat-sahabat yoongi terpesona akan Rumah ini, rumah minimalis tapi rumah yang buat mereka merasa nyaman. Begitulah isi benak mereka.

" Kalian duduklah dulu disitu, tunjuk Nenek Jeon ke sebuah Sofa ruang tamu yang berwarna cokelat itu.
Nenek kebelakang dulu untuk meninta Maid disini membuatkan kalian Minuman dan Makanan. Kalian pasti lapar dan lelah berangkat dari seoul kesini. "

" Heh kau.... " tunjuk Nenek jeon ke arah Jimin. " Kulihat wajahmu seperti tak asing, sepertinya kita pernah bertemu. "

" Aku juga seperti itu merasa tak asing dengan rumah ini dan nenek. " Ujar Jimin memeprhatikan sekitaran dan menelisik setiap sudut rumah minimalis itu dan kembali fokus pada wanita paruh baya yang berdiri disamping salah satu sofa dimana sang pacarnya duduk.

" Astaga !!!!!!, kau Jimin kan? Kau anak laki-laki yang terjatuh dari sepeda itu kan? Rumahmu disebelah rumah ini kan dulu? Sekarang keluargamu tinggal dimana? Nenek merindukanmu, kau tak pernah mengunjungi ku dan kakek disini setelah kau pergi dengan kedua orang tuamu ke Seoul. Hiks......hiks...... H-hiks...... H-hiks. "
nenek jeon menangis.

Seketika Jimin Ingat sesuatu.

" Astaga Nenek Hyera? Ini benar kau? Aku sangat merindukanmu Nek. Aku ingat nenek yang selalu jadi tempatku pulang kalau mama dan papa sibuk dengan pekerjaannya tanpa perduli denganku. " Jimin berdiri, menuju nenek jeon. Memeluknya erat dan bergumam " Maafkan aku Nek yang tak pernah kesini. Aku bersyukur bisah bertemu nenek lagi. Dimana kakek? Apakah kalian baik-baik sajah selama aku tak disini? ".
Tanya jimin masih setia memeluk nenek Jeon yang sedang menangis di pelukannya.

" Aku juga merindukanmu nak Jimin". Ucap nenek Hyera memeluk tubuh jimin sedih. Setelah sekian lama, anak yang selalu menjadi obat rindunya waktu sih jimin ini masih kecil. Ketika nenek Hyera melihat jimin melihat jimin bersedih, lansung menciumi ssyang pucuk kepapa jimin. Membuat yoongi dibakar api cemburu, sang nrnek lebih perduli ke pacar daripada dirinya.

Sahabat mereka yang lain terheran-heran melihat adegan di depan mereka ini. Pikir mereka: ( jadi sih bantet ini sudah mengenal kakek dan nenek jeon)

Mendua Dan Akhir Bahagia (TAEKOOK/VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang