Korek gas menyala, membakar ujung rokok yang terjepit di antara bilah bibir Junghwan, kemudian diletakkan kembali ke kios rokok eceran di pinggir jalan Rapsodi.
Sambil berjalan santai, Junghwan menghisap rokoknya dan mengembuskan asapnya dengan sedikit mendongak. Membiarkan helaian poninya menyingkir sendiri ke masing-masing pelipis. Sedikitnya Junghwan merasa tenang.
"You're just too good to be true.. Can't take my eyes off of you..."
Perhatian Junghwan memusat ke salah satu tempat makan berkonsep terbuka tak jauh darinya. Seorang pria menyanyi diiringi musik jazz manual dari tiga orang di sekitarnya.
"I love you, baby.. And if it's quite alright, I need you, baby.. to warm the lonely night, I love you, baby.. Trust in me when I say..."
Banyak pasangan kekasih di sana, saling tersenyum bahagia dengan obrolan masing-masing, sambil menikmati sajian musik dalam sepaket dinner mahal.
Ah, Junghwan jadi ingin mengajak Yoshi keluar jalan-jalan berdua.
Ia bahkan sudah terbayang akan sesenang apa Yoshi nanti. Oke, kalau begitu, besok Junghwan harus mengajak Yoshi pergi kencan.
Junghwan membuka ponselnya, melihat kembali ruang chat dengan seseorang bernama Asahi.
Asahi
personal chat| Barangnya udah nyampe di gue
| Jam 8, ruko kosong di jalan Rapsodi
15:46Ruko kosong mana? |
15:49| Deket motel Daruga
| Arah ke jalan Borjuis
| Masuk gang dikit
| Rukonya ngadep barat
15:50Ok |
15:52Cukup susah sebenarnya mencari ruko yang dimaksud oleh si Asahi-Asahi ini. Entah kenapa pula Junghwan niat melakukan ini. Junghwan hanya berpikir, bisa saja hal ini ada kaitannya dengan barang yang dimaksud pelaku pemukulan Junghwan semalam.
Tapi, barang apa? Tidak mungkin obat-obatan, kan? Secara teknis, jika iya, maka orang bernama Asahi ini berniat bunuh diri. Karena kenyataannya, jalan Rapsodi di jam 8 malam masih terbilang ramai.
Sangat ramai malah.
Tidak. Itu pasti bukan barang haram. Bisa saja, Junghwan sebelumnya memesan barang yang diminta penghuni ruang 609, dan sekarang mereka COD. Seperti sistem reseller.
"Hwan?"
Yang dipanggil menoleh, melihat melalui remang-remang ruko kosong. Seseorang berambut putih muncul dari kegelapan.
Oh, ini yang namanya Asahi. Sedikit lebih pendek dari yang Junghwan kira.
"Nih." Tanpa basa-basi, buntalan kresek hitam langsung Asahi berikan kepada Junghwan. "Tempat-tempat biasa kita ketemu kayaknya udah mulai terendus polisi. Jadi gue nekat milih Rapsodi. Lo tau reverse psychology? Nah, gue nyoba itu. Milih tempat yang mereka pikir gak bakal mungkin gue pilih."
Asahi menepuk bahu Junghwan sekilas. "Jangan lupa hapus history chat." Dan dengan semena-mena, si Asahi ini langsung melangkah menjauh.
"Bentar." Junghwan menahan Asahi. Ia mengangkat bungkusan plastik di tangannya. "Ini harus gue apain?"
"Lo udah gejala pikun? Kayak biasa, Hwan. Anter ke bos besar."
"Siapa?"
Raut heran ditunjukkan oleh Asahi. "Lo beneran Junghwan, kan?"
"Ya... iya." Oke, ini tidak bagus. Asahi mulai mencurigainya. Junghwan harus berusaha sok akrab. "Kayaknya gue beneran pikun gara-gara dihajar Jaehyuk."
![](https://img.wattpad.com/cover/337602403-288-k310179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 609 (hwanshi)
FanficSeingat Junghwan, semalam ia mati dipukul telepon analog di ruangan 609, tapi pagi ini ia justru terbangun di ranjang hangat bersama seorang pria manis di dalam balutan selimut yang menutupi tubuh telanjang keduanya. "Gue lihat foto gede di ruang te...