Di panti, Beomgyu dan Taehyun langsung pergi ke kamar Beomgyu. Karena sudah malam, jadi hanya beberapa orang saja yang masih bangun. Seperti para pengurus panti. Itu juga hanya beberapakali saja.Taehyun duduk di kasur Beomgyu. Mungkin sudah tidak bisa di bilang kasur lagi karena sudah tipis seperti karpet. Kasurnya terletak di lantai. Meski di bilang perabotan kamarnya sudah lupuk, namun masih terawat dan tertata rapih. Kamarnya juga mendominasi dengan warna putih.
Gini ilustrasinya*
Beomgyu menaruh tas di atas meja belajarnya dan duduk di kursi. Menoleh ke arah Taehyun yang ternyata sedang melihat isi sekeliling kamar Beomgyu.
"Maaf jika tidak sesuai ekspektasi mu. Aku hanya anak panti."
"Tidak! Ini sangat menakjubkan! Tertata rapih, tidak seperti kamarku yang seperti kapal pecah."
"Kapal pecah?"
"Iya. Itu membuatku selalu di marahi oleh ibu ku karena selalu kesusahan saat mencari barang."
Beomgyu tertawa. Ia membayangkan bagaimana reaksi Taehyun saat di marahi oleh ibunya. Taehyun sedikit jengkel karena ditertawakan. Namun, tak lama dia malah ikut tertawa bersama Beomgyu.
Tak lama ada yang mengetuk pintu kamar Beomgyu. Sang pemilik kamar langsung membuka pintu dan sedikit mengintip. Ternyata itu pengurus panti. Beomgyu yang awalnya memasang senyum kembali dengan wajah sedu nya. Dia mengambil sesuatu dari tasnya lalu pergi meninggalkan kamar.
"Tae, tunggu sebentar. Aku ada urusan dengan pengurus panti."
Taehyun mengangguk kecil dan membaringkan tubuhnya saat Beomgyu tak terlihat di matanya lagi. Dia mengambil hp nya dan menelpon seseorang. Tak lama dia terlelap.
Beomgyu kembali ke kamar. Kakinya terasa sakit sekali. Dia duduk di kursi dan melihat Taehyun yang terlelap di kasurnya. Darah dari kakinya berceceran kemana-mana. Hah... Dia harus mengobati kakinya dan juga bekas darahnya ini.
Beomgyu hendak saja mengambil kotak obat, namun Taehyun terbangun dari tidurnya. Pandangan nya langsung ke arah kaki Beomgyu. Dia melihat darah itu langsung duduk dan melihat ke muka Beomgyu. Beomgyu yang tadinya ingin bangun jadi mengurungkan niatnya.
"Mengapa kaki mu berdarah?"
Beomgyu tak menjawabnya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Taehyun menghela nafasnya.
"Dimana kotak obatnya? Biar ku obati."
Beomgyu menunjuk ke arah lemari. Taehyun langsung bangun dan membuka lemari baju tersebut. Di temukanlah beberapa kotak. Taehyun mengambil kotak obat tersebut dan dudu di lantai depan Beomgyu. Beomgyu yang merasa tidak enak duduk di kursi ingin bangun. Tapi Taehyun malah menahannya untuk duduk di kursi.
Luka di kaki Beomgyu membuatnya meringis. Bagaimana tidak? Darahnya sungguh tidak berhenti. Tapi Beomgyu tidak mendesis sedikitpun saat di obati. Dia hanya diam sambil memperhatikan kakinya yang di obati.
Selesai di perban, Taehyun bangkit dari duduknya dan mengelus kepala Beomgyu. Dia berjalan menuju lemari dan menaruh kotak obat tadi ke tempat semula. Taehyun melihat jam di tangannya, ternyata sudah jam setengah sepuluh malam.
"Siapa yang melakukannya?"
"Pengurus panti..."
"Mengapa?"
Tak ada suara untuk beberapa menit. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Beomgyu untuk beberapa waktu.
"Gyu.. kenapa?"
Beomgyu menghela nafas.
"Kamu lihat bukan bagaimana panti ini? Sudah tidak terawat. Dana untuk panti kami di cabut. Itu yang membuat kami harus berkerja hingga larut malam. Namun, pengeluaran panti semakin hari semakin bertambah. Kami tidak sanggup untuk membayar kebutuhan panti. Para pengurus panti serta kepala panti tidak peduli lagi dengan kami. Jadi, kalau uang yang kita dapat tidak memenuhi target, maka kita akan di cambuk."
Taehyun terdiam. Dia menghampiri Beomgyu dan mengelus kepalanya.
"Aku tak tahu bahwa anak di panti ini sangat kuat. Kalian sudah bertahan sampai detik ini. Kalian tetap menguatkan diri kalian hingga detik ini."
"A-aku capek tae.."
Beomgyu tak lagi menahan air matanya. Dia menangis sangat deras. Taehyun memeluk Beomgyu dengan tulus.
"Capek wajar Beeomgyu. Tapi ku yakin sama kamu, kamu hebat, kamu kuat!!! Kamu boleh mengeluh kok gyu. Jangan menahan diri kamu sendiri. Kalau tidak kuat, kamu boleh beristirahat. Kamu boleh melakukan apapunnnnnn yang kamu suka. Capek ya? Dunia kejam baget ya? But that's okey gyu. Kamu akan mendapatkan indahhhh nya dunia. Tidak bukan dunia lagi. Tapi kamu akan merasakan indahnya surgaaa. Kamu udah bertahan sejauh ini. Kamu hebat. Kamu hebat. Kamu hebat. Aku bangga bisa kenal sama kamu. Entah berapa kali aku sebut kata hebat untuk kamu, tapi kata hebat gk ada habisnya untuk kamu. Terimakasih ya... Terimakasih sudah berjuang selama ini, sejauh ini. Kamu sudah berusaha, kamu sudah sangat keren."
Beomgyu menangis semakin deras. Hanya ini yang ini Beomgyu dengar. Kata-kata yang sangat Beomgyu butuhkan. Kata-kata yang membuat Beomgyu bertahan.
"Ak-akuu gak kuat tae.. a-aku capek.. mau mati aja!"
"Gyu, jangan ngomong begitu ya sayang... Kamu udah berusaha dengan keras. Nangis aja. Itu akan membuat kamu lega. I love you gyu and semua orang juga sayang kamu. Mungkin mereka gak ngerti dan gk tau apa yang kamu rasakan, tapi kamu tau? I really really love you gyu. Nangis aja, aku disini."
"Maaf.. aku cenggeng banget."
"Hey gyu it's okey. You can do it alright? You strong boy gyu. I know you can do it. Just be your self okey? I'm always by your side gyu. I'm proud of you for going through all of this."
Beomgyu memeluk Taehyun dengan sangat erat. Dia beruntung bisa bertemu dengan Taehyun. Iya sangat beruntung...
Halo.. maaf kalau chap ini melow banget. Untuk kata katanya itu aku terinspirasi dari cerita ku dan juga sodara laki laki ku. Emang melow banget hehhee. Tunggu chapter selanjutnya yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Favorite Song [TaeGyu]
Short Story"kesehatan aku gak normal tae.." "i wanna be yours" "nanti kamu malu sendiri tae kalau sama aku.." "wanna be yours" "aku sering ke RSJ tae, aku gak normal.." "wanna be yours" "aku gak punya orang tua, tinggal di panti, dan aku gila tae.." "gyu.. i j...