Chapter 7

175 43 6
                                    

Masihkan menunggu update story ini???

*

*
*

Sasuke memegang tangan Mikoto, sesekali mengusap punggung tangan ibunya. Otaknya langsung beku ketika mendapat kabar dari istana, ibunya jatuh sakit karena diracuni. Tanpa banyak kata-kata dia pergi ke istana langsung, bahkan mengabaikan ayahnya yang menyapanya.

"Silahkan, Jenderal." Hana menuangkan teh herbal untuk Sasuke.

"Hana, kembalilah di sisi ibuku, musuh mulai menunjukkan taringnya. Mulai sekarang kau disini sampai Itachi memutuskannya." Hana mengangguk patuh.

Hana adalah dayang kepercayaan milik Itachi dan Izumi sekaligus Sasuke. Sebelum masuk ke dalam keluarga Uchiha, Hana adalah gadis yang ditemukan di desa mati. Itachi membawanya masuk ke paviliun miliknya dan Izumi dengan senang merawat gadis itu sampai dewasa. Selain sebagai pelayan, tentunya Hana memiliki kemampuan khusus yang tidak ada pada pelayan biasa. Karena itu Itachi mengirim Hana ke istana untuk menjaga Mikoto.

Sasuke hanya meminjam Hana agar Sakura mudah untuk berbaur. Jadi bisa disimpulkan bahwa Hana adalah mata-mata Sasuke untuk mengawasi gerak- gerik Sakura. Tapi ternyata keadaan istana tak terkendali. Pelayan pengganti Hana ditemukan tewas setelah beberapa kali memberi racun pada makanan Mikoto.

"Tapi, bagaimana dengan Nona Sakura?"

Sejak tinggal dengan Sakura, Hana tahu jika nona mudanya itu sangat posesif dengan semua barang miliknya, termasuk dirinya. Dipastikan Sasuke akan sulit mengendalikan Sakura yang bar-bar.

"Aku akan mencarikan yang baru."

Sasuke menutup matanya menghela napas, bukan hal mudah mencari pelayan baru untuk kediamannya. Harus benar-benar orang yang bisa setia sampai mati. Sejujurnya Sejak dulu Sasuke tak suka dengan pelayan wanita, karena itu ia selalu berusaha untuk meminimalkan perempuan dalam kediaman pribadinya.

Sasuke beranjak berdiri, dia harus kembali, banyak tugas yang tidak bisa ditinggal.

"Aku akan kembali, pastikan ibuku baik-baik saja. Sampaikan salam ku untuknya."

"Baik, Jenderal Sasuke."

***
Naruto dan Sai datang ke salah satu tempat hiburan terkenal, tempat favorit Hatake Kakashi. Tangan mereka sibuk menuang dan menegak anggur, tetapi mata mereka mengawasi sekitar. Mereka berdua memasang telinga lebar-lebar, seolah dengan cara tersebut semua informasi penting dan rahasia bisa mereka dapatkan.

Di bawah sana, Sai melihat para penari yang hampir telanjang, menggoda para pria untuk semakin menghamburkan uang. Di setiap sudut ruangan terdapat meja judi yang tak kalah ramai.

"Tubuh wanita memang menggoda, wajar jika wanita mudah mendapatkan uang." Naruto terkekeh.

"Melihat mereka bercumbu, mengingatkanku dengan lubang hangat milik Hinata." Lanjut Naruto. Mata birunya melirik tajam punggung  telanjang salah satu penari dibawah sana.

"Apa kau merasa sesak dibawah sana?" Naruto menggoda Sai.

"Tutup mulut mu Naruto. Itu menjijikan!" Sai memandang Naruto datar.

"Satu-satunya yang membuat darah ku berdesir tak karuan adalah memenggal kepala mereka lalu mengekstrak darah mereka." Sai tersenyum sambil membayangkannya.

" Sai tersenyum sambil membayangkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Starlight In The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang