Chapter 6

184 42 15
                                    

Adakah yang nungguin cerita ini?Aku lagi konsen untuk cari inspirasi untuk end nya si the king of dragon, tapi malah gada  inspirasi barang sedikit pun yang dateng.
Semua gambar disini author cari di pinterest ya kawan...
Jangan lupa vote, terutama koment biar aku tambah semangat!
Thanks
.

.

.

Starlight in the moonlight

Sesuai dengan keinginan Sasuke, Sakura, Naruto dan Sai pergi ke Paviliun Hatake, tempat dimana terjadi pembunuhan. Ingin rasanya Sakura membungkam mulut Sasuke yang terus memperingatinya untuk tidak bertindak sembrono. Hei? Apa Sakura sebodoh itu? Masa bodoh dengan Uchiha!

"Ingat perilakumu nanti, Sakura. Aku tak mau-"

"Diam! Telingaku rasanya gatal mendengar kalimat yang terus diulang, Naruto! Diam atau aku akan melemparkanmu dari jendela kereta ini!"

Sakura memalingkan mukanya menghadap jendela kereta, Sakura membuka tirai, mengalihkan pikirannya dari suara Sasuke yang terus berdengung di telinganya.

Disana, banyak sekali penduduk yang menjual makanan di sepanjang jalan, matanya melotot melihat ayam panggang, wanginya membuat perutnya lapar. Jangan lupakan mie dengan irisan daging sapi. Ya Tuhan! Ingin rasanya Sakura turun sekarang juga! Ada juga manisan permen, kue warna-warni, ada toko pernak-perik, jimat, pakaian dan masih banyak hal-hal yang belum pernah dia temui di gunung.

Sip! Kita harus mampir!

"Apa setelah tugas kita selesai, kita bisa jalan-jalan?" Sakura bertanya tanpa memalingkan wajahnya. Matanya bergerilya mencari hal-hal yang menarik sepanjang jalan.

"Tergantung seberapa lama penyelidikan itu." Sai menompangkan dagu. "Kau tertarik mengunjungi tempat di sini?"

"Tidak, pertanyaanmu salah, Sai. Lebih tepatnya mencoba makanan di sini." Naruto masih terbayang betapa banyaknya porsi makan Sakura. Untuk sarapan saja, tiga sup miso, 4 paha ayam, 3 mangkuk nasi, jangan lupakan berbagai macam yang disediakan di meja, hampir semua habis dimakan Sakura. Mata Naruto memandang tubuh Sakura dari bawah ke atas. Tubuhnya bahkan tetap kecil dan pendek. Tapi porsi makannya luar biasa.

Sakura memandang sinis Naruto. "Apa-apaan dengan matamu?!" Naruto hanya mengangkat kedua bahunya, tak peduli. Lagipula itu fakta.

Setelah hampir 20 menit perjalanan, kereta milik Sasuke berhenti di sebuah bangunan yang hampir sama besarnya dengan Paviliun pribadi Uchiha Sasuke.

Sakura mengikuti langkah Sai dan Naruto yang berjalan di depannya. Matanya memandang ke sekeliling bangunan. Ini besar, indah, dan bersih. Meski milik Sasuke jauh lebih besar.

"Aku tak menyangka paviliun milik Jenderal Besar Hatake seperti ini."

"Apa yang kau maksud 'seperti ini'"

"Ya.. emmm lebih kecil, barangkali."

Perkataan Sakura membuat langkah Naruto berhenti. Kepala Naruto menoleh ke arah Sakura.

"Ini hanya gudang penyimpanan, Sakura."

"A-APA?!!" Jika gudang penyimpanan ini kecil dimata Naruto, lalu seberapa besar kediaman pribadi Hatake Kakashi???

Sakura berhenti. Kaget dengan kenyataan yang dia dengar. Gila! Ini hanya gudang! Ya Tuhan! GUDANG!

"Jangan membodohiku, Naruto! Ini tidak lucu!" Sakura masih menganggap ini hanya lelucon.

"Tsk, sudahlah terserah kau saja!" Naruto memutar bola matanya. "Ayo cepat, Sakura! Sai sudah di dalam!" Naruto kembali melangkah diikuti Sakura.

Mereka berdua mengimbangi langkah Sai. Di sana terlihat kerumunan para pejabat penting istana. Ada 7 tabib yang memeriksa mayat tersebut.  Banyak detektif di ruangan yang Sakura taksir luasnya 2 kali lipat dari kamarnya ini. Mereka saling memeriksa setiap sudut ruangan, kalau-kalau ada jejak yang tertinggal.

Starlight In The MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang