dua

168 15 2
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Kemunculan tiba samudra di area kelas sebelas bukan hal yang mengejutkan bagi warga sekolah, tujuan nya untuk ke kelas 11 mipa 4, ya itu kelas mutiara, diikuti Mahesa dan Deon sahabatnya.

Kepopuleran samudra membuat mutiara sedikit risih dengan tatapan warga sekolah terutama para murid perempuan yang menatapnya tajam.

"Kenapa ga angkat telepon gue?" bisik samudra yang muncul tiba-tiba membuatnya sedikit terkejut.

Mendengar itu mutiara segera menyalaka handphone nya yang ia taro di kolong meja, astaga ia lupa untuk menyalakan notifikasi.

"Maaf kak.."

Samudra menariknya menuju belakang sekolah. tempat sepi yang menjadi tempat biasa samudra dengan teman-temannya berkumpulnya.

"Siniin hp Lo"

mutiara menyerahkan handphone nya dengan berat hati, takut jika samudra tiba-tiba membanting hp satu-satunya itu.

Suasana hening saat samudra mengecek hp nya, mutiara hanya diam, hatinya tidak tenang ada yang terlupa tapi tak tahu apa.

"Hp Lo gue sita" mutiara mendongak menatap mata tajam samudra, hendak protes.

"Kenapa ga terima?" Mutiara menunduk kembali, ia tak bisa melawan samudra.

"Candra siapa?"

"Selingkuhan lo?"

"Mulai berani lo sama gue?!" Samudra terus mengikis jarak, mencengkeram tangan kecil mutiara hingga memerah.

Mutiara kehabisan langkah kala merasakan tembok menempel pada punggungnya, ia benar-benar dalam masalah sekarang.

"Enggak kak!" Tegas nya mencoba melawan rasa takut pada samudra.

"Jangan buat gue marah mutiara"

"Enggak kak..." ucapnya lirih percuma menjelas kan samudra tak akan menerima apapun alasannya.

"Candra itu temen lomba photography bulan depan kak, aku udah cerita kan" tak ada jawaban samudra hanya menatapnya tajam, mencari kebohongan dari ucapan mutiara.

"Sampe dia spam chat sama telpon Lo malem-malem?"

"Bukan gitu, dia mau nan-"

"TERUS APA!" samudra tampak sangat marah. Mencengkeram bahu mutiara yang sudah gemetar ketakutan.

"Aku bukan telponan sama dia doang ko. Malem itu bu desi mendadak kirim juknis lomba yang ternyata di rubah temanya, bu desi udah di telpon tapi ga diangkat jadinya cuman aku sama ka Candra ngebahas itu kak" jelasnya berharap samudra mengerti.

"Udah penjelasannya?"

"I-iya"

"Maaf ya, jangan marah hiks" tangis nya sudah pecah, ia terus mengelus pelan punggung tangan samudra berharap amarah samudra mereda.

Samudra menepis tangannya mencengkram dagu mutiara, membuat mutiara meringis di pastikan dagunya akan lebam setelahnya.

"Inget ini" beberapa saat pandangan mereka bertemu, hingga samudra berucap.

"Ga ada bajingan manapun yang bisa rebut Lo dari gue, paham cantik..?"

Mutiara mengangguk mengiyakan, samudra terlalu kuat untuk ia lawan. Samudra pergi meninggalkannya sendirian, disitulah mutiara menangis sejadi-jadinya, takut dengan sosok samudra yang kasar.

Waktu berlalu hingga terdengar berisik seseorang yang memanggil namanya dengan nada panik.

"ASTAGA MUTIARA!" Teriakan itu membuatnya tersadar, ternyata setelah menangis tadi ia tertidur saking lelahnya.

"Loh? Kamu kenapa disini fer?" Tanya mutiara yang masih setengah sadar.

"Astaghfirullah, Allahuakbar..." Fera menarik nafas sejenak, menetralkan sedikit amarahnya sebelum meledak.

"LO YANG NGAPAIN DISINI ANJ*IT?! BISA-BISANYA LO KETIDURAN SAMPE PULANG SEKOLAH?!"

"GARA-GARA SI LAUT ITU HAH?"

"Kak samudra Fera bukan laut" jelas mutiara pada teman satu-satunya, sekaligus sepupu samudra, meski begitu ia sangat bersyukur hanya Fera yang tulus menjadikannya teman.

"kamu jangan te- EH?"

mutiara terkejut saat tiba-tiba samudra muncul lalu menggendongnya, membuat mutiara refleks mengalungkan tangannya pada leher samudra.

"kak turunin!"

"GAK!" Samudra melangkah pergi dengan menggendong mutiara. Meninggalkan Fera yang mengumpati samudra, hingga mengabsen hewan-hewan di kebun binatang.










.
.
.
.

JANGAN LUPA VOMENT 🙌

TERIMAKASIH 💟



SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang