empat

105 10 0
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Assalamualaikum halo kak?" Ujar mutiara di sebrang telepon.

"Dimana?"

"Dikelas kak"

"Gue tunggu di kantin"

"Aku ga bisa kak. Hari ini mau ada bimbingan buat lomba photography"

"Makan dulu!"

"Ini aku udah- hai mut!" Suara candra terdengar menyapa gadisnya di sebrang telepon.

"Eh halo juga ndra!"

"Mutiara"

"Kak aku matiin ya telponnya. Kakak makan duluan aja aku bisa nanti" telepon dimatikan sepihak.

Samudra mengerti mutiara sedang sibuk mempersiapkan lombanya namun ia juga kesal dengan pasangan lomba mutiara yang ternyata seseorang yang pernah mutiara sukai saat smp.

"Dasar caper" umpat samudra tanpa sadar. Membuat kedua temannya menoleh menatap heran samudra.

"Dia cuman jadi pasangan lomba doang sam, Lo ga usah terlalu ngekang mutiara. Sikap Lo yang kaya gitu pasti buat dia ga nyaman"

seakan duri menusuki punggungnya samudra diam mendengar ucapan deon. Ia merasa tersindir.

"Bener yon, Lo sadar ga? Mutiara tuh ga punya temen semenjak lo ngekang dia ini itu. Apa lagi lo selalu berlebihan kalo soal mutiara" Mahesa menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.

"Satu hal yang harus lo tau alasan yang buat mereka ga mau temenan mutiara itu karna mereka, terutama cewek-cewek di sekolah ini udah nge cap mutiara cewe matre yang cuma mau harta lo. Padahal kan lo nya yang royal sama dia".

"Gue..cuman takut dia pergi"

"Sialan!"

Samudra benar-benar frustasi bagaimana bisa ia baru mengetahui ini. Padahal ia berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi dan tidak menyakiti perasaan mutiara.

Deon menepuk pundak samudra. Ia yakin dan percaya bahwa samudra tulus pada mutiara. Hanya saja samudra lemah dalam mengontrol emosinya.

"Makasih nasehatnya"

"Selow bang" mereka tertawa kembali menghilangkan untuk suasana canggung.

____

"Fyuhh. Selesai akhirnya selesai" mutiara sedang membereskan meja nya yang penuh dengan catatan revisi.

"Pulang sama siapa?" Mutiara menoleh kemudian berfikir sejenak.

"Emm. Ga tau ndra"

"Gue anter mau?"

"Dia pulang sama gue" ya itu samudra yang datang tiba-tiba.

"Oh bang. kakanya mutiara ya?" Tanya Candra dengan senyum manisnya

mutiara benar-benar panik menoleh pada samudra yang sudah penuh amarah menatap candra.

Samudra berdiri tepat dihadapan Candra. Mata tajamnya memperhatikan candra. Jika tidak ada mutiara mungkin ia sudah menghajar wajah candra sekarang juga.

"KAKK!"

"Ayo pulang" bujuk mutiara. tangan kecil mutiara menarik lengan kekar samudra.

"Candra aku duluan ya!" Mutiara dan samudra pergi meninggalkan Candra yang mematung.

Untungnya samudra menurut membuat mutiara bernafas lega, samudra bisa saja memukul Candra hingga babak belur jika ia diam saja tadi.

Di perjalanan tak ada percakapan. Samudra diam dan mutiara memilih bungkam takut jika samudra marah padanya karna tadi.

Namun tak lama mereka berhenti di depan supermarket. Samudra memarkirkan mobilnya, menyodorkan tas ranselnya pada mutiara.

"Ambilin dompet gue" mutiara mengangguk, segera mencari dompet samudra di dalam tas itu.

"Lo tunggu disini" lagi-lagi mutiara mengangguk mengiyakan.

Tak lama setelah itu samudra kembali dengan membawa satu set makanan cepat saji.

"Makan" ucap nya sambil memberikan makanan itu pada mutiara.

"Hah? Aku?"

"HM"

"Ga usah kak aku-"

"Makan atau gue buang makanannya?" Mutiara menggeleng, ia langsung makan dengan lahap.

Samudra tersenyum menang. Mengacak-acak gemas rambut mutiara, lalu mengantar mutiara untuk pulang.







.
.
.
.

JANGAN LUPA VOMENT 🙌

SEE YOU DI CH BERIKUTNYA 🌻

SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang