Bab 20

724 51 0
                                    

Hari raya Idul Fitri sudah lama terlewati. Semalam Hana memberi tahu seluruh keluarga beserta jajaran anak kost untuk datang di acara kelulusannya besok. Pokoknya harus datang, tidak boleh tidak.

Hari ini sekolahnya sudah diramaikan dengan ratusan siswa kelas dua belas yang terbalut pakaian kelulusannya toga yang dilekatkan di kepala mereka. Mereka menanti kepala sekolah untuk memindahkan tali toga dari sisi kiri ke sisi kanan.

Hana sudah berangkat bersama dengan Papa dan Rendi. Begitupun dengan Gilang yang berangkat bersama kedua orangtuanya.

Gadis itu juga melihat Mila yang sudah datang. Mereka berdua saling bertos ria.
"Eh, Han, abang kost yang cakep itu nanti dateng ngga?" bisik Mila.

"Dateng, La. Udah gue kasih tau kalau acara ini bersifat wa.jib," celotehnya membuat Mila bersorak senang. Semoga keinginanya untuk fotbar dengan abang kost ganteng itu bisa terwujud.

Hana menghampiri Papa dan Rendi lagi yang berdiri di dekat pohon. "Papa sama abang langsung duduk di aula aja, aku mau di sini dulu sama temen temen. Takut lama nungguin."

"Ada snack nya ga?" bisik Rendi yang langsung diberi hadiah cubitan dari Papa.

Hana tertawa geli, "Ada, Bang. Nanti di kasih. Makanya langsung kesana aja, takut kehabisan."

"Ayok, Om! Kita berburu snack!" ajak Rendi menggamit lengan Papa.

"Om ngga mau makan ular!"

Hana hanya geleng-geleng kepala melihat keabsurdan mereka berdua. Gadis itu kembali bersama teman-teman kelasnya lagi. Tidak lupa foto bersama selagi personilnya lengkap.

Sudah dipastikan akan banyak sekali orang memberi bouqet bunga di acara kelulusan ini.

"Hana!" panggil seseorang yang terdengar familiar di telinga gadis itu.

Siapa lagi jika bukan Yudis dan Alan? Hana tersenyum senang dan menyambut mereka dengan ceria. Bertepatan dengan itu, sumber suara berbunyi dan meminta agar seluruh siswa kelulusan untuk segera masuk ke dalam aula.

"Ayo kita ke aula sama-sama. Papa sama Bang Rendi udah di dalem," ajak Hana kepada mereka berdua.

"Gilang mana? Kok ngga keliatan?" tanya Yudis celingukan.

"Kayaknya udah masuk duluan, Kak. Nanti juga kita ketemu lagi kalau udah selesai."

Setelah mencari-cari keberadaan Papa dan Bang Rendi, kedua pria itu menyusul mereka yang duduk di area khusus keluarga yang menemani.

"Kalian baru datang? Apa udah dari tadi?" tanya Rendi.

"Baru dateng, Bang."

"Harusnya datangnya lebih gasik, biar dapet jatah snack," gurau Rendi sembari menunjukkan kotak kecil di tangannya.

"Ihh beruntung banget dapet konsumsi," balas Yudis.

"Ssttt bisa ngga duduk yang anteng kaya Alan? Acaranya udah dimulai tuh!" tegur Papa ketika kedua lelaki itu terus berusik perihal konsumsi.

Acara berlangsung mulai dari sambutan kepala sekolah beserta jajarannya sampai pemanggilan satu per satu siswa ke atas podium untuk diberi ucapan selamat serta buku kelulusan dan pemindahan tali toga. Sampai kalanya nama Hana terpanggil, dua orang di sudut sana bersorak heboh.

"Hanaaaa! Congrats!"

"Cuit cuit!"

Semua tatapan menuju ke arah Yudis dan Rendi. Astaga, mereka berdua membuat Hana malu saja. Bisa ngga sih mereka nggak usah seheboh itu?

Selain itu juga ada pembacaan prestasi 10 besar nilai rata-rata ujian yang telah ditempuh. Hana sendiri udah jelas nggak bakal kesebut sih namanya.

"Peringkat ke-5 diraih oleh .... Gilang Aditama!"

Saya Terima Kost Putra (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang