II.Elbriano

345 58 20
                                    

||Don't copy and paste||















Seorang remaja laki-laki membuka matanya perlahan, ia menyirit kala merasakan sakit di kepalanya. Perlahan menstabilkan diri dan merubah posisinya menjadi duduk, kemudian mulai meneliti sekitarnya.

"Dimana?" Monolognya, lalu menyadari suaranya berubah, terdengar lebih halus.

Ia mengangkat kedua tangannya, dan tersentak kaget saat menatap jemari lentik yang bukan miliknya.

Lagi pula, ia memang tak mengetahui berada di mana, kamar mandi besar ini bukan miliknya. Teringat suatu hal, ia mengeram marah. "Sial! Perkataan gadis itu terjadi!"

Dia Vee, yang kini berada di raga seorang remaja lelaki, yang entah berapa umurnya. Vee menghela nafas kasar, tak guna ia berang kali ini, "aku berada di negara W? Secara yang ku tau dari gadis itu bahwa jiwa ku berpindah pada seseorang di negara kelahiran ku, aku selama ini menetap di negara W lalu pindah ke negara X  setelah Ibu-Ayah meninggal." Gumam nya malas.

Oh ayolah! Ia punya kenangan buruk di sini.

"Harusnya aku telah mati terbunuh, lalu pergi dengan tenang dan menghabiskan waktu dengan orang tua ku di sana. Bukan mengalami hal mustahil seperti ini." Gerutu nya sembari mencebikan bibirnya.

"Aah.. kepalaku sakit sekali, apa pemilik tubuh ini mati karena terpeleset? Ada darah yang telah mengering di dahi ku, dan di samping ku ada genangan darah dan tak jauh dari kaki ku ada sabun tergeletak sembarangan. Sudah pasti ini alasan nya" ujar nya setelah merakitkan hal-hal yang ada di sekitarnya.

"Apa kematian ku dengan bocah ini berada pada waktu yang bersamaan hingga jiwa kami tertukar? Atau jiwa bocah pemilik tubuh ini ingin aku melakukan hal yang belum ia capai?"

Vee mengingat-ingat novel yang bercerita tentang transmigrasi saat ia masih belum lulus Senior High School. Itu sudah lama, mungkin saja ingatan nya bisa menjadi petunjuk baginya, setidak nya untuk saat ini.

"Ahh sudahlah! Aku harus mengobati luka tubuh ini, karena sekarang dan selanjutnya pasti aku yang mengusainya hahaha.." ujar nya terdengar manis dan renyah, bangkit perlahan dan mendekati wastafel dengan langkah pelan.

Saat di depan kaca wastafel, Vee memekik kaget. "Wajah buluk milik siapa ini? Kusam dan penuh jerawat! Rambut ini terlalu panjang, seperti perempuan!!Tidakkk!! Aku tidak suka!! Ini lebih buruk dari bau celana dalam Ten!" Teriak nya sembari menyebut nama manager nya yang agak laknat.

Semoga manager kesayangan nya itu tak bersedih dengan kematian nya,  karena Vee tau Ten itu menganggap nya seperti saudara sendiri.

Sikap bar-bar nya kembali, Vee malah mendramatisir keadaan, tentu dengan acting nya yang tak perlu di ragukan lagi. "Tunggu-tunggu, sepertinya ini hanya make up." Gumam nya lirih menyentuh wajah nya, lalu mencuci muka nya dengan sabun wajah di pinggiran wastafel segera.

Vee mengangkat wajahnya, dan ingin rasanya menelan ucapan nya barusan. Yang terpampang di cermin ialah wajah tampan dan manis secara bersamaan. Alis lumayan tebal, mata kucing yang memiliki netra hitam bersih, hidung mancung, pipi chubby, bibirnya tipis dan merah alami, bahkan Vee baru menyadari tubuh nya yang sekarang memiliki dua gingsul sisi kiri dan kanan.

"I-itu benar wajah ku yang sekarang? Astaga! Mengapa pemilik tubuh ini sangat bodoh, malah mengaplikasikan make up tuk menutupi wajah yang semanis ini!! Atau pun jangan-jangan kulit tubuh ku yang kusam ini hanyalah pewarna kulit?" Vee berakhir misuh-misuh sendiri, bahkan memilih mandi dan melupakan tujuan awal, mengobati lukanya.

Menghabiskan waktu hampir satu jam, Vee membersihkan diri hingga lepas sepenuhnya dari penyamaran jelek pemilik tubuh sesungguhnya, ia kini berdiri di depan kaca besar di kamar mandi tampa sehelai benang pun. Menatap pantulan tubuh nya yang telanjang dengan tatapan bingung.

"Pemilik tubuh ini laki-laki, tapi kenapa kulit nya bisa seputih dan semulus ini? Aku saja yang dulu nya aktor dan sering perawatan tak seperti ini. Rambut nya juga terlalu panjang, seperti perempuan saja." Vee mendesah lelah, mulai sekarang ini adalah tubuh nya dan Vee bisa melakukan apapun, walaupun itu tampa persetujuan siapapun.

"Aku harus mengubah penampilan ku, aku tak suka rambut panjang," inisiatif tuk memotong rambut sendiri muncul seperti lampu menyala di atas kepalanya. Vee mengetahui sedikit banyak cara memakai make up, skincare, style, hingga gaya rambut karena pekerjaan nya sebagai aktor membuatnya terbiasa di rias.

Tak ayal Vee memakai baju yang ia temukan terlebih dahulu, sebuah hodie hitam over size yang malah tampak di tubuh mungil Vee sekarang. Ia malah memakai celana pendek sepaha, hingga membuat Vee terlihat seperti tak memakai celana karena tenggelam oleh hodie.

Omong-omong, Vee telah mengobati lukanya.

Vee menemukan gunting di lemari untuk memotong rambut, namun sebuah seragam sekolah dengan name tag yang membuat Vee mengetahui identitas pemilik tubuh, karena tak ada satu pun ingatan yang di berikan pemilik tubuh seperti di novel yang pernah ia baca. Kejutan baginya!

"Elbriano Anselo Vallanteo Luice, itu nama ku sekarang?"Vee tersenyum miring, ia tau siapa keluarga Luice dan pemilik tubuh ini sekarang.

"Apa ini jawaban dari doa ku? Akan ku hancurkan keluarga Luice yang notabe nya telah membunuh kedua orang tua ku" desis Vee penuh amarah dan tekad, kini ia akan menjadi Elbriano Anselo Vallanteo Luice, anak bungsu keluarga Luice.

Vee beralih mendekati cermin, menatap pantulan wajah baru nya di sana, lalu terkekeh merdu."Kasihan kau Elbriano, bungsu yang tak di akui serta tidak di publikasi oleh keluarga iblis Luice, dan tentu aku mengetahui semua tentang mu karena kau juga termasuk musuhku."

Vee tidak melewatkan sesuatu yang ada di keluarga Luice, dengan ini ia akan membalas dendam pada keluarga Luice. Lalu Vee teringat akan teror yang ia alami di raganya dahulu serta pembunuhan nya.

"A-apakah keluarga Luice ju-juga yang mengirim seseorang tuk membunuh ku?" Seketika tubuh Vee bergetar hebat.







Note:
Next or stop?
Alur gaje?iya tau.
Beri waktu dua detik tuk menekan bintang nya sayang, Vote 5 biji and comen 3 biji!!

ELBRIANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang