VII. Why?

252 47 25
                                    

||Don't copy and paste||















Damian Mathias Luice, menatap tajam kedua pasangan suami istri yang sama-sama bersimbah darah di depan nya. "Katakan! Dimana Varez?!" Bentaknya.

Seseorang di belakang damian, menepuk pundaknya. Anak kedua keluarga besar Luice, setelah Damian si sulung, Mathilda Adelyn Luice.

"Kak, mereka tidak akan memberitahu dimana Varez. Tenang dahulu!" Dingin Adelyn, menatap datar suami istri bermarga Alexander  yang agak nya tengah sekarat.

"Adelyn, bagaimana aku bisa tenang?!" Resah Damian dengan intonasi tinggi nya, mantap tajam adik perempuan nya. Namun si adik hanya mengangkat sebelah alisnya heran.

"Ck! Lupakan, kau terlalu tergesa-gesa untuk sebuah ketenangan. Omong-omong, dimana Elzeen? Masih bersenang-senang dengan para pengawal dua sampah ini?" Perkataan Adelyn di akhiri pertanyaan untuk Damian, sembari menatap pasangan Alexander yang terluka parah.

"Sepertinya" balas Damian, menghela nafas kasar karena emosinya tak kunjung memudar. Berbanding terbalik dengan adiknya yang selalu terlihat tenang.

Tak lama, datanglah seorang lelaki yang penuh darah pada pakaian hitam nya. Dengan senyuman riang, setelah melenyapkan puluhan nyawa orang lain. Elzeen Marrios Luice.

"Hei?! Dimana Varez? Ku kira kalian telah menemukan adikku!"

Elzeen menatap datar kedua kakaknya, lalu pandangannya teralihkan pada dua orang yang menjadi sumber kehancuran keluarga Luice, Xandre Alvio Alexander dan Manetha Alloira Alexander, yang telah menculik adik mereka sewaktu bayi.

Akhirnya mereka menemukan dua tikus ini, yang telah membunuh Tuan besar dan Nyonya besar Luice, dan mengambil si bungsu.

Keduanya benar-benar musuh dalam selimut. Padahal sebelumnya hubungan keluarga mereka berjalan sangatlah baik.

Bertahun-tahun mereka berjuang, akhirnya menemukan kedua penculik adik mereka yang tengah berada di keamanan longgar, celah yang bagus tuk mereka manfaatkan. Namun, hanya saja tak ada adik mereka di sini. Varezo Reandro Acacio Luice.

Nama si bungsu memang lebih panjang, karena turun-temurun seorang anak bungsu Luice memiliki nama yang berbeda dari semua saudaranya.

Adelyn menghela nafas, "mereka tidak akan memberitahu dimana keberadaan Varez, asal kau tau tentunya. Tapi, lebih baik kita pergi saja. Karena Vares akan keluar sendiri jika di sembunyikan oleh mereka, atau menyembunyikan dirinya sendiri."

Elzeen agaknya tak setuju dengan ujaran kakak perempuan nya, namun melihat raut wajah Damian yang nampaknya mulai tenang, mau tak mau Elzeen menyetujuinya.

"Mari kita semua pergi, kemungkinan terbesar bahwa keluarga besar Alexander akan mengendus keberadaan kita, yang telah membantai seluruh penghuni mansion." Dingin Adelyn kembali, membuat Damian merogoh saku nya, mengambil pistol dan menembak kedua pasangan itu hingga mati.

Tak ada teriakan kesakitan, sebab lidah keduanya telah Adelyn potong.

Mereka pergi meninggalkan dua orang yang kini mayat mengerikan, dengan senyum miring terpajang jelas di bibir anggota Luice masing-masing.

Tampa mereka bertiga ketahui, ada seorang anak kecil yang bersembunyi di bawah ranjang, dengan tatapan kosongnya. Dia, Dee Xallent Andromeda.

ELBRIANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang