Setelah dari rumah Nagisa, kau terus merenung sepanjang perjalanan pulang. Merasa keputusanmu untuk mengunjungi Nagisa adalah hal terbodoh dan egois. Tanpa memikirkan perasaan orang, kay dengan naif mengira hubungan pertemanan di antara kau dan Nagisa yang terjalis sejak kecil bisa diperbaiki. Nyatanya, kau hanya menyusahkan pihak lain.
"Jangan dipikirkan... Toh dia memberimu selamat, kan?" ujar Karma mencoba menghiburmu.
Kau mengangguk dan tersenyum, "Yah... Kau benar." Kau menerima penghiburan dari Karma dengan mudah untuk mengurangi rasa bersalah dalam dirimu.
"Hei, Karma, aku ingin es krim. Bisa belikan?" pintamu sejurus kemudian."Eh? Es krim? Baiklah, aku akan menepi ke mini market di depan. Tunggulah." Karma pun memakirkan mobilnya di mini market terdekat. Ketika kau hendak turun dari mobil, Karma mencegahmu.
"Kau tunggu saja di mobil! Kau sudah terlalu lelah setelah berkunjung dari rumah Nagisa!" Ujar Karma.
"Ehhhhh! Tapi aku mau memilih es krimku sendiri!"
"Pokoknya tunggu di mobil! Akan kubeli semua es krim!" Tanpa memberimu kesempatan membalas, Karma sudah menutup pintu mobil meninggalkanmu.
Kau menghela nafas panjang sebelum berseru, "Dasar protektif!"
.
.
Chapter 22 : Healing Before Trouble!
.
.
"Ini." Kau takjub karena Karma benar-benar membelikan banyak merek es krim dan berbagai rasanya.
"Hei, Karma... bukankah sebaiknya kau jangan terlalu mudah menghamburkan uang? Es krim sebanyak ini bisa sia-sia..." Karma tampak tak peduli, ia kembali fokus menyetir dengan ekspresi puas yang terpamer di wajah tampannya itu.
Kau menghela nafas dan mendapatkan ide untuk menghabiskan es krim ini sebelum mencair. "Ah! Karma! Ayo ke taman itu! Aku ingin menghirup udara segar!" Serumu penuh semangat.
"Eh? Tapi..."
"Aku mau ke TAMAN!" kini kau tidak membiarkan Karma membalas perkataanmu. Lelaki berstatus suamimu itu pun pasrah dan menepi di suatu taman kecil yang dipenuhi anak kecil sedang bermain.
Dengan penuh semangat, kau pun turun dari mobil dan berjalan cepat menuju wahana bermain yang hanya berupa perosotan dan ayunan yang sedang dirubung banyak anak kecil. "Hei, anak-anak! Maaf mengganggu waktu bermain kalian! Tapi siapa yang mau es krim?"
Suasana taman bermain yang semula ramai, sempat hening sebelum kembali lebih ramai. Para anak kecil itu secara antusias mendekatimu untuk mendapatkan es krim. "Ahh, silakan mengantri! Es krimnya ada banyak! Semua akan kebagian!"
Karma mengamati dari kursi yang tidak jauh dari sana. Wajahmu tampak bahagia di kelilingi anak-anak itu. Membuat Karma larut dalam imajinasinya jika anak 'kalian' telah lahir nanti. Akankah kehidupan akan lebih membahagian lagi dari saat ini? Membayangkan keluarga kecilnya yang akan terbentuk, Karma tidak sadar sudah membentuk senyuman di bibirnya.
"Ada apa tersenyum begitu?" tanyamu ketika menghampiri Karma.
"Oh? Kau sudah selesai membagikannya?" tanya Karma.
"Ya, sudah hehehe~ jadi, apa yang membuatmu tersenyum begitu?" Kini kau dan Karma duduk berdua di kursi taman tersebut. Di bawah pohon rindang dan di tengah angin semilir, Karma menarikmu, menyandarkan kepalamu ke pundaknya sebelum ia mengecup ubun-ubunmu.
"Aku hanya membayangkan anak kita. Mungkinkah akan menyenangkan nantinya?" ujar Karma.
Kau tersenyum dan memejamkan mata menikmati moment tersebut. Di tengah keromantisan itu, kau mulai menggenggam tangan Karma.
KAMU SEDANG MEMBACA
MADNESS
FanfictionSEQUEL OF OVERPROTECTIVE Semua kegilaan ini terjadi karena satu kata manis yang disebut cinta. WARNING: KARMA X READERS. AU. OOC Warning : Karma Akabane x Readers Saya hanya pinjam karakter... Alur, profesi, dll tidak mengikuti canonnya, maaf 😭