MADNESS
"(Name)!"
"Karma!"
Meski kau bilang Karma akan cemas jika melihat kekacauan yang dibuat gadis bernama Manami Okuda itu, tetap saja kau menelpon Karma dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Kau tidak bisa menunggu hingga Karma pulang kerja untuk melapor. Perkelahian sesaat sudah cukup menumpukan rasa rindu. Namun begitu kau mengatakn bahwa kau terluka sedikit, Karma bereaksi berlebihan di seberang telepon dan berakhir pulang kerja lebih awal.
Begitu tiba di rumah, Karma bukan lagi melihat luka yang sedikit seperti katamu di telepon. "Mana perempuan itu! Akan kuhabisi juga dia!" reaksi Karma yang sangat jelas setelah melihat luka-lukamu.
"Tidak apa-apa! Ini tidak sakit! Biarkan saja dia, ya? Yang lebih penting dia sudah pergi," cegahmu "Dan maafkan aku... Seharusnya aku memihakmu, tapi aku malah..."
Karma memelukmu "Kau tidak perlu minta maaf. Kau sudah terluka karena mengikutiku. Akulah yang payah." Karma mengusap kepalamu yang dibalut perban. Wajahnya mengernyit membayangkan rasa sakit yang kau terima. Karma menyesal karena sudah membuatmu memanen luka baru di tubuhmu sendiri.
"Ternyata memang aku harus membunuhnya," gumam Karma.
"Sudahlah Karma. Aku tidak ingin kau terlibat masalah serius."
"Tapi..."
Kau menggeleng tegas untuk kali terakhir. Karma pun memasang wajah sedihnya. Kau seakan bisa melihat telinga dan ekor anjing yang tampak lesu keluar dari Karma. Terlihat meggemaskan.
"Sudah ya, jangan pasang wajah begitu lagi. Ayo makan, Karma. Aku lapar~"
"Oh, mau kubuatkan pasta?"
"Mauu!"
.
.
Chapter 17: Anxious
.
.
Kau dan Karma bersiap untuk tidur. Kau berada di depan kaca rias, melakukan rutinitas memakai skin care sedangkan Karma membaca buku di ranjang, menunggumu selesai. Setelah kau selesai, barulah Karma menutup bukunya dan memelukmu yang datang menghampirinya.
"Malam ini mau langsung tidur?" tanya Karma.
"Ya~ Kau, kan lelah habis bekerja," jawabmu sambil mengecup singkat kening Karma.
"Tidak... Aku pulang kerja lebih awal. Apa yang membuatku lelah?"
"Lalu kau mau apa? Lanjut membaca buku?" Kau pura-pura tidak menangkap kode Karma untuk bermesraan, karena menyenangkan bisa melihat wajah Karma yang langsung dipenuhi kekecawaan. "Ahahaha. Aku bercanda~ jangan kecewa begitu, dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
MADNESS
FanficSEQUEL OF OVERPROTECTIVE Semua kegilaan ini terjadi karena satu kata manis yang disebut cinta. WARNING: KARMA X READERS. AU. OOC Warning : Karma Akabane x Readers Saya hanya pinjam karakter... Alur, profesi, dll tidak mengikuti canonnya, maaf 😭