Madness
"Aku baru ingat... Es Krim yang diberi perempuan itu tempo hari... kau langsung membuangnya?" tanyamu yang tiba-tiba kepikiran.
"Ah, yahh... kalau kau tidak melihatku masuk ke dalam villa lagi hari itu artinya aku membuangnya." Jawab Karma santai sambil tangannya sibuk melipat baju dan memasukannya ke dalam koper. Sedangkan kau hanya memasang wajah takjub dengan ketidakpedulian suamimu itu. "Lagipula aku benar-benar tidak mau menerima pemberian apa pun selain dari istriku." Sambung Karma sambil manik merkurinya melirik padamu. Kau mendengus pasrah dan mendaratkan tanganmu ke kepala Karma lantas mengusapnya lembut.
"Bagus, bagus... sebenarnya aku juga tidak mau kamu memakan es krim itu."
Tindakanmu dan perkataanmu membuat Karma merasa gemas. Tidak tahan untuk tidak memelukmu dengan erat detik itu juga. "Aku sangat sangat mencintaimu, (name)." kata Karma yang sudah dengan erat mendekapmu dari belakang.
"Ahahaha, iya iya, aku tahu. Sekarang lepaskanlah, kita harus berkemas untuk pulang besok," katamu "Tidak terasa bulan madu kita telah usai. Banyak sekali hal terjadi selama di sini."
"Yah... Bulan madu ini sangat seru... tapi beberapa orang asing selalu menghancurkan moment-moment tertentu. Rasanya menyebalkan."
"Itulah yang membuat bulan madu ini berwarna! Hahaha."
"Tidak, bagiku saat-saat berwarna hanya saat kita menghabiskan waktu berdua seperti ini."
"Hmm, dasar tukang gombal. Kamu membuatku geli." Ejekmu dengan diselingi kekehan kecil. Karma ikut terkekeh lalu kalian berdua pun berkemas dengan serius setelah itu. Kisah bulan madu kalian telah usai tanpa disadari. Setelah dari sini kau dan Karma akan kembali ke rutinitas sehari-hari di masion kalian yang lebih nyaman dari tempat mana pun.
.
.
Chapter 13 : Second Lead's Love Story
.
.
Ting, tong... itu suara bel pintu kamar apartemen Nagisa. Kaede baru saja menekannya sambil berharap lelaki itu akan meresponnya kali ini. Di satu lagi tangannya, Kaede membawa paperbag coklat yang berisi lauk pauk untuk diberikan kepada Nagisa. "Nagisa?" panggil Kaede. Tidak ada jawaban. Kaede menghela nafas panjang. Sama seperti hari-hari kemarin. Ini beberapa minggu sejak pernikahan teman masa kecil Nagisa, yaitu kau, pria ini tidak ada sedikit pun mengangkat kaki dari kamar apartemennya.
Hari ini pun Kaede hanya menaruh lauk itu menggantung di depan pintu Nagisa. Setidaknya saat nanti Kaede kembali, paperbag itu menghilang yang artinya Nagisa keluar untuk mengambilnya. Nagisa masih peduli dengan baikan yang diberikan Kaede. Memikirkan itu saja sudah membuat perempuan ini merasa senang.
Kaede pergi setelah menaruh paperbag itu di depan pintu kamar Nagisa. Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka sedikit dan menampakan sosok Nagisa dengan penampilanya yang terlihat kacau. Surai birunya berantakan dan wajahnya kusam. Nagisa meraih paperbag pemberian Kaede dan melihat pesan di post it yang menempel di sana.
Kalau kondisimu sudah membaik, bagaimana jika kita pergi minum dan bercerita tentang kehidupan masing-masing? Aku akan mendengarkanmu, sungguh.
Itulah isi post it tersebut. Nagisa langsung meremas kertas kecil itu dan melemparkannya ke tempat sampah. Lalu paperbag pemberian Kaede? Nagisa hanya menaruhnya dan kemudian membiarkannya. Jika sudah basi maka akan ia buang tanpa pernah mencicipinya sekali pun. Jahat? Memang benar. Nagisa kini menjadi laki-laki terjahat karena tidak bahagia dengan pernikahan wanita yang dicintainya dan mengabaikan wanita yang mencintainya setelah pernah menggunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MADNESS
FanficSEQUEL OF OVERPROTECTIVE Semua kegilaan ini terjadi karena satu kata manis yang disebut cinta. WARNING: KARMA X READERS. AU. OOC Warning : Karma Akabane x Readers Saya hanya pinjam karakter... Alur, profesi, dll tidak mengikuti canonnya, maaf 😭