Pertanyaan Hani membuat Clara diam tanpa kata, bingung lantaran harus menjawab apa, ia tak tau sejak kapan dirinya mulai menaruh rasa ke Kinar. Yang pasti, setiap harinya Clara selalu merasakan aman dan nyaman di samping Kinar.
"Gak tau, Han."
Hani menatap sebal Clara, ia memakan pancake-nya dengan gemas, "Aneh lu! Minimal ada alasannya lah ya kenapa lu bisa suka sama kak kinar."
"Gue gak tau, Han. Gue aja gak sadar kalonya sekarang gue lagi jatuh cinta ke dia."
"Emangnya lu udah yakin banget kalo lu suka sama dia?"
"Iya, dan gue yakin perasaan gue emang ada buat kak Kinar. I don't know why."
Clara menyeruput es nya dengan kasar, ia menatap Hani dengan seksama. Di lihatnya Hani yang masih asik memakan kedua pancake berbeda rasa itu.
"Lu mau cobain kagak?" Hani menawari pancake rasa pisangnya ke Clara.
"Tanpa lu bilang pun udah gue ambil kali, Han."
Hani tertawa, sekarang ia menyerahkan piring pancake rasa pisangnya ke Clara. Kini Hani yang menatap Clara dengan seksama, masih terbayang ekspresi wajah Clara ketika menceritakan sosok Kinar. Sepertinya Clara memang benar-benar jatuh cinta.
"Ntar ke rumah gue aja seharian."
Clara menghabisi sisa kunyahan pancake di mulutnya, "Ngapain?"
"Nyabu."
"Buset!" Kaget Clara yang hampir tersedak dengan makanan di mulutnya, "Gak ikut-ikutan gue kalo sampe kayak gitu."
"Canda anying! Gila aja. Lu pikir dah, Ra, ya kali lu mau pulang ke rumah? Yang ada ntar lu di interogasi sama mama lu!"
"Hehehe. Lupa gue, Han. Btw kita udah ngabarin tuh dua orang belum sih?" Tanya Clara.
"Siapa?"
"Diva sama Nanda."
Hani menepuk dahinya sendiri, "Oh iya! Gue lupa anjir! Tuh orang pasti misuh-misuh nyari kita."
Dengan segera Hani mengabarkan kedua temannya itu jika mereka sedang berada di sebuah cafe. Hani menaruh ponselnya di meja, sejenak ia memandangi wajah Clara. Clara yang di tatap Hani seperti itu merasa risih, ia mengubah posisi duduknya, berusaha berdehem agar Hani sadar jika ia risih di tatap seperti itu.
"Sorry-sorry. Gue masih gak nyangka aja lu beneran suka sama dia." Ucap Hani di selingi dengan senyuman canggungnya.
Clara menghela napas kasar, "Ya udah sih, takdirnya emang begitu."
"Hahaha. Pasrah banget ceritanya. Btw, lu mau nya gimana? Confess apa suka dalem diem doang?"
"Gue gak tau, Han. Takutnya pas gue jujur eh dia nya gak ada perasaan di gue."
"Yaelah!" Seru Hani, ia merasa gemas dengan jawaban Clara, "Kalonya lu belum ngecobain buat jujur, mending gak usah nyimpulin yang kayak gini deh!"
"Yaaa, terus? Gue harus banget gitu jujur ke dia sekarang? Eh! Buntut kuda! Lu gak liat dia tadi bareng cowok?! Udah gitu cowoknya cakep lagi! Kalonya tiba-tiba tuh cowok gebetannya kak Kinar gimana?! Ya kali gue nyukain orang yang udah punya gebetan juga. Gak asik banget!" Jelas Clara.
"Emangnya udah ada kejelasan kalo tuh cowok gebetannya dia?"
"Emmm, enggak sih."
"Nah! Makanya! Mending kita tanyain dulu!"
Clara menatap tajam Hani, "Mau lu tanyain ke siapa?!"
"Ke pacar gue lah!" Jawab Hani yang mengambil kembali ponselnya, "Ya kali pacar gue gak ada info tentang cowok yang tadi pagi sama kak Kinar. Seenggaknya pacar gue nanyain lah ya ke kak Kinar, kek nanyain siapa pagi tadi cowok yang bla bla segala macem."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Pramuka Cantik!
Teen Fiction"Hani!" "Oy! Nape deh." "Kalonya gue bilang beneran suka sama kak Kinar lu gimana?" "HAH!? KAK KINAR PELATIH PRAMUKA KITA?!" Ucap Hani setengah teriak ke gue. Oh my God! Udah lah, malu banget gue dia teriak kayak gitu pas di cafe gini. Asu bet. "Iya...