"Jarak dari pantai ke rumah berapa jam sih?" Tanya Clara.
Kini keduanya sudah berada di atas motor, dengan Kinar yang menyetir. Clara berpegangan pada perut Kinar. Hamparan sinar bulan menerangi jalanan aspal yang mereka lewati, langit bergemuruh gelap. Bintang-bintang bertebaran disana. Lalu lalang kendaraan mengisi keramaian yang ada.
"Gak nyampe se-jam, Clara. Paling setengah jam doang."
Dinginnya angin menyeruak masuk ke tubuh Clara, tangannya bahkan badannya semakin menempel ke Kinar. Hangat yang ia rasakan saat memeluk Kinar. Selalu seperti ini, merasa nyaman bersama Kinar.
"Berarti masih lama dong?"
"Iya, sayang."
"Dih, dih, dih."
Kinar tertawa, suara knalpot motornya terdengar nyaring. Tangan kirinya mengusap lembut tangan Clara, ia melihat speedometer motornya yang menunjukkan kelajuan 50k/m jam. Tangan Clara terasa dingin, ia sedikit memelankan laju motornya, supaya rasa dingin yang Clara rasakan sedikit mereda.
"Kak!" Panggil Clara, "Nanti nginep di rumah aku yuk?!"
"Sekarang banget? Tapi kan kita besok sekolah, Clara."
"Bawa baju kamu ke rumah aku gih. Terus kita nginep di rumah aku aja. Pokoknya gak mau tau! Aku mau kamu nginep di rumah! Sekalian aku mau ngenalin kamu ke mama aku, kak! Hehehe."
"Astaga."
Mau tak mau Kinar menurut. Huft, rasanya ia kembali gugup, antara tak sabar atau takut terhadap calon mama mertuanya itu. Kinar berharap ia tak melakukan kesalahan di hadapan calon mertuanya, semoga saja.
"Kak!" Panggil Clara lagi. Entah mengapa suaranya kali ini terdengar bersemangat, kecerewetan Clara mulai ke setelan pabrik. Mungkin Clara merasa nyaman, di satu sisi ia bisa bersikap layaknya orang dewasa yang kalem tanpa menuntut apa-apa, namun sisi anak kecilnya masih ada di dalam diri Clara, apa lagi dirinya masih menginjak usia 15 tahun.
"Kenapa?"
"Kalo semisalnya aku jadi pacar kamu, tanggapan kamu gimana, kak!?"
Deg
Hati Kinar tak bisa di pungkiri kalau ia deg-degan. Pertanyaan Clara sedang mengarah kemana? Jangan bilang Clara sudah mau menerima Kinar? Lalu mereka akan menjadi sepasang kekasih?
"Hmmm. Kalo itu sih... Yaaaa, yang pasti aku senang, Clara. Siapa sih yang gak senang kalo semisalnya dia pacaran sama orang yang dia sukain?"
"Hehehe. Siapa tau aja sih, kak! Kamu gak senang gitu."
"Kenapa? Kok nanya kesitu?"
"Pengen aja nanya gini!"
"Kamu gak mau pacaran sama aku, Clara?" Tawar Kinar.
"Gak mau! Nanti aja! Belum saatnya!"
Tuh kan. Ternyata belum. Hancur sudah harapan Kinar, ia kira clara ingin mengajaknya pacaran. Ternyata terlalu pede itu tidak baik ya. Helaan napas ia hembuskan dari hidung, motor yang ia kendarai sedikit di lajukan, agar segera sampai ke rumahnya. Kinar sudah lumayan lelah menyetir motor, apa lagi ia ketempelan anak kecil di belakangnya.
"Kapan?" Tanya Kinar yang lagi-lagi membawa topik sebelumnya.
"Gak tau! Liat aja nanti! Nunggu momen yang pas."
"Dih, kayak tau momen aja."
"Tau lah!"
"Ya, ya, ya, anak kecil."
"Yeuw! Btw, kak Kinar! Kamu gak mau ganti helm gitu? Minimal cargloss! Biar kita Kapelan helmnya!! Hahaha."
"Iya. Nanti kita beli, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Pramuka Cantik!
Teen Fiction"Hani!" "Oy! Nape deh." "Kalonya gue bilang beneran suka sama kak Kinar lu gimana?" "HAH!? KAK KINAR PELATIH PRAMUKA KITA?!" Ucap Hani setengah teriak ke gue. Oh my God! Udah lah, malu banget gue dia teriak kayak gitu pas di cafe gini. Asu bet. "Iya...