Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enjoy with the Brandal's Dears...
***
Sadewa dan Keempat temannya sedang berada dikantin, karena ini waktunya istirahat. Mereka sedang menikmati makan siang, tentu saja dengan Obrolan Random mereka.
Tidak lama kemudian terdengar suara sepatu yang beradu dengan lantai Kantin, Semuanya mengalihkan Atensi mereka. Ternyata itu adalah Nakula, berjalan dengan menenteng Paper Bag berisi Makanan. Tapi yang membuat mereka memfokuskan pandangan pada Nakula adalah cara Jalan Nakula yang seperti sedang kesakitan.
"Tuh anak kenapa Jalannya kayak Gitu!" Gumam Abhisaka.
"Aing ge teu apal (gue juga gak tau)" ucap Adytama.
Sadewa yang melihat itu hanya bisa mengulum senyum, karena dia tau penyebab Nakula berjalan seperti itu. Padahal itu terjadi saat malam Minggu, tapi Cara jalan Nakula masih tetap sama.
Nakula pun duduk dibangku yang Kosong, sangat Hati-hati. Dia bahkan mengigit bibirnya, saat merasakan perih dibagian bawahnya. Matanya berpendar dan terhenti tepat pada Sadewa yang juga sedang menatapnya, Sadewa mengangkat sebelah alisnya, sedangkan Nakula Mendengus.
Sadewa pun menyimpan menghabiskan makanannya, kemudian mengambil Ponsel.
✉️ | Gebetan Aing Masih Sakit Na?
Nakula yang sedang makan pun menghentikan aktivitasnya, saat Merasakan Getaran dari Ponselnya. Ternyata ada satu Pesan dari Sadewa, dia pun membukanya.
✉️ | PaKeTu Masih Sakit Na?
Nakula melirik sekilas pada Sadewa, kemudian membalas pesannya.
✉️ | Nakula Lo pikir? Sakit banget Anjir, Gue sampai ditanyain terus sama Bubun😒
✉️ | PaKeTu Ya Maaf, Tapi Enakkan?
✉️ | Nakula Bangsat Lo, Gue lagi makan jangan bahas itu
Nakula pun memasukkan kembali ponselnya kedalam saku, kemudian menatap sinis pada Sadewa.
Sadewa yang melihat itu, berusaha untuk tidak meledakkan tawanya. Damian yang sadar dengan tingkah Sadewa pun menegurnya, "Woyy...Hayoh siah, maneh Sura Seuri Jeung Saha? (Hayoh Loh, Lo senyam senyum sama siapa?)" Tanya Damian.
Sadewa pun mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar, "Bukan Urusan Lo, Gue ke kelas duluan" ucapnya.
Damian menyungging bibir atasnya, "Tumben tuh anak Gasik ke kelas, biasanya Juga disini we sampai Pulang"