Sadewa pun akhirnya menurut dan makan, sedangkan Sinta duduk disamping Nakula.
"De, Mertua kamu ada kabarin kamu gak?" Tanya Sinta
Sadewa menggeleng, "Tapi Dede udah ngabarin Bang Nadif kok Mah"
"Oh Oke, Mani Tega nya Orangtuana Nakula, padahal mah kan yang dikandung Nakula Cucunya juga" lirih Sinta
"Udah we Mah biarin, yang penting Mamah sama Papa Sayang sama Na"
"Pasti atuh, Mamah sama Papa mh pasti nerima Nakula sama Calon Anak Kalian. Siapa atuh yang gak mau punya Cucu" ucap Sinta mengusap surai Nakula.
Tidak lama kemudian, Nakula mulai membuka matanya. Atap berwarna putih yang pertama kali dia lihat, kemudian melirik kesamping dan ternyata ada Sinta disana.
"Mah..." ucapnya parau
"Na, kamu sudah bangun sayang"
Sadewa yang sedang makan pun langsung menyimpan makanannya, dan menghampiri Nakula.
"Na..."
"Wa..."
"Lo gak Papa? Ada yang sakit?"
Nakula menggeleng sebagai jawaban, dia berusaha untuk bangun, tapi ditahan oleh Sadewa.
"Jangan bangun dulu"
"Gue haus"
Sadewa pun dengan sigap mengambil air minum, dan memberikannya pada Nakula.
"Twins?"
"Mereka baik-baik aja, Mereka kuat kayak Lo" ucap Sadewa
"Bisa aja Lo"
Sinta yang melihat interaksi mereka berdua tersenyum, dan berharap keduanya akan tetap seperti ini.
Tidak lama kemudian Seno datang bersamaan dengan Genk Coconut, mereka berniat menjenguk Nakula.
"Kumaha Pah?" Tanya Sadewa
"Mereka Aman Wa" ucap Damian
"Aman? Maksud Lo!"
"Mereka bakal Nginep dikantor Polisi selama 3 bulan" ucap Seno
Sadewa mengangguk paham, kemudian melihat kearah Nakula yang tiba-tiba terdiam.