Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
¤¤¤
"Yang, barang Lo gak ada yang ketinggalan?" Tanya Sadewa
"Enggak deh kayaknya, kalau ketinggalan juga udah pasti dirumah mamah ini"
Sadewa sepertinya harus mengalah lagi, oke...Mood Uke Hamil harus diwaspadai soalnya. Kalau sampai Nakula marah lagi, Runtuh Sudah Sadewa.
"Kalian yakin dengan keputusan kalian?" Tanya Sinta sekali lagi
"Yakin Mah" ucap Keduanya.
"Baiklah, kalau ada apa-apa cepet kasih tau Mamah. Na, kamu Jaga pola Makan ya. De, kamu jagain Nakula jangan sampai Lengah, jangan main Dijalanan Lagi, Jangan Tawuran lagi, jangan Aneh-aneh Pokoknya. Ingat!! Istri kamu lagi Hamil"
"Iya Mamah, Astaga...Mani Panjang jiga Pidato Proklamasi (panjang sekali kayak pidato proklamasi)"
"Demi Nakula" ucap Sinta menatap Tajam Sadewa.
"Iya Mah, astaga, galakna Boga Indung (jahat sekali punya Ibu)"
Sinta hanya memutar matanya malas, sedangkan Seno hanya menggelengkan kepelanya melihat keributan yang tak berfaedah ini.
"De, kamu pake Mobil Papa dulu. Baru nanti Balik lagi, sekalian Bawa Motor kamu"
"Iya Pah, Kuncina atuh"
Seno pun memberikan Kunci Mobilnya pada Sadewa, dan membantu sang anak membawa Koper yang berisi barang-barang milik Nakula dan Sadewa.
Mereka pun berpamitan pada Seno dan Sinta, kemudian pergi kerumah Neneknya Sadewa yang Jaraknya memang tidak terlalu jauh dari Rumah Sadewa.
Selama Perjalanan, Sadewa sama sekali tidak melepas genggaman sebelah tangannya pada Nakula.
"Yang..."
"Hm"
"Mau Jajan dulu?"
"Enggak deh, Makanan udah banyak tadi dibikinin sama Mamah"
"Ya udah, kalau apa-apa bilang ya"
Nakula mengangguk sebagai jawaban, kemudian menatap samping karena pikirannya masih tertuju pada kedua orangtuanya yang sama sekali tak menanyakan kabarnya.
Sadewa pun paham apa yang sedang Nakula pikirkan, tapi dia memilih diam dan membicarakannya ketika Nakula sudah siap.
Tidak lama kemudian mereka sampai disebuah Rumah berlantai dua, meski Kecil dan Sudah lama Ditinggali tapi Rumah itu Rapih dan Bersih karena selalu dibersihkan Oleh Sinta dan Seno.
"Ini terlalu gede buat kita gak sih, Wa" ucap Nakula sambil menatap rumah didepannya.
"Sebentar lagi rumah ini gak akan sepi Lagi" ucap Sadewa sambil mengelus perut Nakula.
"_Lo buka Pintunya, Gue mau Angkut barang"
Nakula mengangguk, kemudian membuka pintu. Sedangkan Sadewa menuju mobil, untuk membawakan barang-barang mereka.