#11|bukber

573 63 0
                                    

14.00

Saat ini (Name) dan teman-temannya sampai di rumah Ira dalam waktu yang singkat. Itu terjadi karena rumah Ira tak berada jauh dari sekolah mereka.

Rere tidak ikut. Katanya, "Capek, mau tidur aja."

"Assalamualaikum, bunda. Ira pulang," salam Ira.

"Loh kamu udah pulang? Katanya bakalan pulang malam?" kata ibu Ira. Wanita paruh baya itu baru keluar dari kamar.

"Emang bakalan selesai malam kok. Ira pulang soalnya temen Ira kan haid, jadi dia mau pinjem dalaman Ira dulu gitu, soalnya rumahnya kan lumayan jauh" jelas Ira.

"Saya yang haid tan, maaf ya jadi ngerepotin, hehehe" (Name) menunduk.

"Gak papa atuh, cemilan yang ada di meja makanin aja, toh kamu lagi haid kan? Sama, ibu juga lagi haid." kata ibu Ira.

"Iya, makasih tan" cengir (Name) sembari membuka tutup toples dan memakan satu buah kukis.

"Hehehehehe, ini enak banget cobain deh~" ledek (Name) pada kedua temannya.

"Jauh jauh lu setan🖕" kata Wardah.

"Eh eh, ngeledek banget lo! Gue slepet nangis lu!" ucap Ira.

----------

Sesampainya di kamar Ira, pemiliknya malah merebahkan diri di atas kasur empuknya.

"Ra! Toilet di mana?" tanya (Name).

"Itu lurus trus belok kiri dah nyampe," kata Ira memberi tahu.

(Name) langsung mengikuti arahan yang diberikan Ira. Dia berjalan lurus di lorong rumah Ira.

Setelah berbelok, (Name) hanya mendapati persimpangan. Ira belum memberitahunya harus belok ke arah mana.

Sesuai instruksi awal, (Name) memutuskan untuk  memilih lajur kiri lagi.

(Name) menghampiri pintu di ujung sana lalu membukanya.

"AAAAAAAA!!" teriak pria paruh baya di dalam ruangan.

"AAAAAAAAA!!" (Name) ikut berteriak.

Pria paruh baya itu mendesah pelan, "Temennya Ira?"

Dengan mantap (Name) mengiyakan.

"Saya ayahnya," senyum ayah Ira mengembang.

"Oalah, bapak itu ayahnya Ira.." ucap (Name) sudah lebih tenang dari sebelumnya.

'Agus...' batin (Name).

(Name) memutuskan untuk bertanya, "Pak, maaf, toilet ada di mana ya?"

"Itu kamu tinggal lurus terus. Sampai ada pintu plastik warna biru, itu toiletnya." jelas ayah Ira.

(Name) pun berterimakasih dan pamit.

Setelah selesai, (Name) kembali ke kamar Ira.

Saat pintu dibuka, terlihat kedua temannya itu tertidur pulas di atas kasur.

(Name) tak enak jika seenaknya membuka lemari Ira dan merebut dalaman temannya. Ia masih memiliki sopan santun bahkan walau temannya itu monyet.

"Ra!" panggir (Name) membangunkan Ira. Tangannya menarik-narik lengan Ira.

"Ih.... Apa?!" ketus Ira dengan setengah kesadarannya.

"Ambilin! Gue ga enak!" ujar (Name).

"Udah..!!! Ambil aja sana... Gua ngantuk." Ira tertidur pulas lagi.

Beberapa menit kemudian...

Ira terlonjak dari tempat tidurnya. Buru-buru ia melihat jam dinding yang menempel.

Pemuda Pemes| Ff blue lock Ramadhan editionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang