dedel

1.1K 203 7
                                    



















Udah tepat dua hari kucing itu ada di rumah ashel, gadis itu terkadang bermain main dengan peliharannya itu dengan cara membeli bola kecil dengan gambar ikan sehingga kucing itu akan berlari mengambilnya walaupun gerakannya masih agak lambat karna kaki nya luka.

Hari ini ia langsung merebahkan badannya lelah ke kasur tanpa melepas seragam sekolahnya, jika mami nya tau mungkin ia akan di ceramahi namun ashel bersyukur mami papi dan adiknya tengah pergi ke rumah tante nya yang baru melahirkan.

"Laper?" Tanya ashel pada kucing itu saat ia hampir tertidur namun sebuah jilatan di kaki nya membuat ia mengurungkan niat tidur siangnya itu.

Gadis itu baru ingat, ia memiliki peliharaan sekarang yang akan merepotkannya.

Tapi sekali lagi menurutnya memberi makan kucing lebih baik daripada menjaga adiknya.

"Tunggu ya bentar." Ia pergi lemari depan tempat papi nya menyimpan makanan kucing.

Kucing itu seolah mengerti, ia pergi ke pojok kamar dekat jendela sembari menunggu ashel membawa semangkuk makanan kucing.

"Noh makan." Gadis itu duduk di meja belajarnya dan kucing itu sedikit terseok-seok untuk memakan makanan nya.

"ini mah perbannya harus diganti," ia membuka laci dan mengeluarkan kotak kesehatan, mengganti perban yang mulai kusam itu dengan yang baru.

Ia kemudian mengambil bantal, dan tidur tengkurap di hadapan kucing itu, perlahan tangannya mengelus kucing itu pelan.

"Dinamain siapa ya?" Gumamnya.

Mata kucing itu berbinar, bulu nya lembut sehingga ia terlihat gemuk.

Namun bukannya memberi nama gadis itu malah tertidur.

Kucing yang tadinya fokus makan itu kemudian mendekat ke arah ashel dan menempelkan pipi nya pada tangan ashel yang bebas, seolah minta dielus oleh majikannya yang ketiduran itu.












...










"Ashel mami papi pulang bawa martabak kesukaan kamu nih," kata mami dari bawah.

Aca sudah duduk di kursi makan bayi nya, bayi itu makan bubur dengan berantakan sampai rambut nya juga terkena bubur.

"Kamu baru mandi jam segini?"

"Hum."

"Acel jangan mandi malam terus, gak bagus buat kesehatan." Kata papi terus membuka kacamatanya, ia merentangkan kedua tangannya ke arah ashel kode minta peluk.

Namun ashel mode dingin itu langsung duduk di samping mami nya sambil memotong martabak manis itu.

"Gimana enak gak?" Tanya mami.

"Keras, udah dingin." Jawab ashel.

"Maafin mami papi, tadi karna aca muntah jadi mobil berhenti dulu."

Ashel melirik adiknya yang terlihat seperti mandi bubur itu.

Ia kemudian minum air putih di meja dan bangkit.

Kucing dengan langkah yang masih bisa dikatakan tidak normal itu tidak sengaja menyenggol pajangan ondel-ondel kecil di meja dekat lampu, membuat mami anin hampir melepar papi dengan jeruk saking kagetnya.

"Ngagetin aja kamu nih," kata papi sambil mengambil menurunkan kucing itu dan melihat pajangannya menjadi puing-puing dibawah.

Ashel senyum "sukurin," batinnya seperti senang karna ia tak perlu melakukan hal nakal untuk berulah.

"Mau kemana? Itu makannya belum selesai?" Ujar papi.

"Gak selera, lagian makan jorok banget." Ucapnya ketus sambil melihat adiknya itu.

Kemudian ia berlari ke kamarnya di lantai atas.

Mami anin mau mengejarnya tapi di tahan papi.

"Nanti dia sakit kalo gak makan malem."

"Dia udah gede, gak bakalan skip makan. Lagian kalo kamu kejar ke atas apa gak sakit hati sama omongannya."

Mami menghela nafas, dia terlalu manjain ashel sedari dulu tapi dia juga gak tega dan kadang sakit hati kalo anak sulungnya itu malah balik mengomeli nya.

"Biar aku yang mandiin aca, kamu makan aja disini."

Papi ashel menggendong bayi itu dengan senyuman manis, emang anak-anaknya itu lucu banget.

Sementara ashel langsung duduk di kasurnya sambil menggendong kucing itu.

"Mami papi tuh udah gak kayak dulu tau!"

Kepala kucing itu menghadapnya seolah peduli dengan cerita gadis itu.

"Mereka lebih sayang sama tuyulnyaaa dibanding gue!"

"Menurut lo, gue harus gimana?"

"Meow.."

"Gue harus ngeong?"

Ashel kalo kedapetan ngomong sama kucing auto kena bully kathtina lagi nih.

Gadis itu mengacak rambutnya, sadar apa yang ia lakukan konyol.

Ia menaruh kucing itu di lantai. "Andai lu bisa ngomong, tapi ada lo disini aja udah bikin perasaan gue lebih baik."

Kucing itu selalu berguling dan meringkuk di sampingnya cukup meredakan amarah dan badmood nya saat ini.

"Gue nemuin lo di kota Daisen, lu udah mecahin pajangan ondel-ondel kesukaan papi emmm" gadis itu terlihat berpikir panjang sambil menopang dagu nya.

"Da...del..dai.. nama kamu dedel mau gak?" Ucap ashel sambil mengangkat kucing itu searah dengan wajahnya.

"Meow..." kucing itu hanya mengeluarkan suara lidahnya dan kemudian terlihat mengantuk.

"Aku anggep itu jawaban iya, sekarang makan yang banyak dedel"

Kucing itu di turunkannya lagi, ia langsung menuju ke tempat tidurnya.

Besok adalah ujian praktek olahraga yang paling ia benci makanya harus bangun pagi supaya gak kena hukum.

Ashel memeluk gulingnya, kemudian terlelap masuk ke dunia mimpi. Kucing itu ikut naik dan ikut tidur di atas kepalanya, bahkan suara dengkuran ashel begitu lucu.






猫 𝐍𝐞𝐤𝐨 × 𝐀𝐬𝐡𝐞𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang