really surprised

1K 192 5
                                    

















"Halo...kenapa zee?" Ucap ashel sambil sibuk membenarkan rambutnya di cermin sambil menggigit sarapannya berupa roti dengan selai kacang.

"Kok pake alamat gue?"

"Hmm oke, tapi awas ya lu gak bayar!"

Kemudian ashel mematikan sambungan telfonnya dengan azizi teman satu kelasnya.

"Zee kenapa kak?" Tanya mami yang sedang mengaduk susu coklat untuk putrinya itu biar gak melenyot pas olahraga.

"Mau nitip baju online nya disini mih, lagian beli baju tapi gak diizinin ortunya jadi pake alamat rumah kita deh." Jelas ashel.

Mami cuman mengangguk lagi pula itu bukan hal yang penting untuk di perdebatkan.

"Acel kalo udah makan, papi tunggu di mobil ya."

Ashel dengan cepat memakai tas nya dan berlari dulu ke kamarnya, ia menaruh sebuah permen dan cemilan coklat di bawah bantal nya karna papi boby gak mungkin izinin dia makan cemilan manis keseringan.

"Dedel jagain kamar gue ya!" Ucapnya pada kucing yang masih betah melihat pemandangan di jendela itu.












sepulangnya dari sekolah gadis itu benar-benar kehabisan energi bahkan saat yang menjemputnya hanyalah Tasya, seorang sekertaris di perusahan papi nya.

"Papi sama mami ke bali berapa hari?" Tanya ashel sambil membuka dasi nya dengan wajah murung.

Tasya yang sedang fokus menyetir tentu saja sudah biasa dengan hal seperti ini.

"Mungkin tiga hari dek."

"Ck, bawa tuyul nya kan?"

Tasnya meliriknya heran. "Tuyul?"

"Maksud aku si aca."

Tasya hampir tidak bisa menahan tawanya "ya pasti dibawa dong, kalo di urus sama kamu yang ada gak berbentuk tuh adek kamu."

Ashel menghela nafas, setidaknya ia tidak melihat bayi yang kotor dan cengeng itu.

"Tapi saya tidak bisa ke rumah kamu di pagi har--"

"Gak apa-apa, santai."

Tasya melihat ashel lewat kaca spion mobil "kalo santai banget yang ada rumah mu kebakaran."

"Aku gak se ceroboh itu."

"Ngomong-ngomong kata pak bobi, kamu baru melihara kucing?"

Ashel mengangguk "gara-gara insiden juga sih tapi ehh kita mampir ke situ dulu yuk beli makanan kucing."

Tasya senyum tipis "tumben kamu peduli sama hewan." Abis itu minggirin mobil milik keluarga ashel dan membantu anak bos nya itu buat nyebrang jalan.














"Awas ya, jangan macem-macem di rumah. Saya bakal dateng agak malem kalo laper bisa pesen online."

"Aduh kak tasya ini ceramah mulu."

"Demi kebaikan kamu juga ini."

Sebenarnya tasya itu sayang banget sama anak bos nya itu tapi ya gak terlalu ditunjukin karna dia gengsi nya gede.

Kalo saja ia tidak punya pekerjaan yang harus di selesaikan maka dengan senang hati ia akan langsung menemani ashel tapi jam free nya hanya pada saat malam dan sore.

"Iyaa makasih, udah sana pergi." Kata ashel sambil berdiri di belakang pintu rumahnya, menenteng kresek putih itu dengan kedua tangannya.

"kamu ngusir saya?"

"Ck, engga. Masa mau berdiri disini mulu? Aku mau mandi terus bobo bentar cape banget."

"Oke saya berangkat, tapi inget handphone nya jangan di silent."

"Sip!" Ashel hormat udah kek mau upacara.

Ia langsung masuk kamarnya, sambil menaruh plastik belanja itu di atas meja belajarnya.

Kucing itu terlihat sangat senang kala ashel masuk kamar, ia beberapa kali memutari kaki gadis itu.

Ashel mengangkat nya kemudian mencium kucing itu pelan "gue kangen sama lo." Gumam nya.

Kemudian menaruh kucing itu lagi, dan berlari ke kamar mandi. Sore hari itu terlalu panas, ia merasa berkeringat apalagi di saat sekolah tadi ia harus aktif dalam pelajaran olahraga agar nilainya bagus.

Saking buru-burunya malah jaket biru nya terjatuh di lantai dekat kasurnya tanpa ia sadari.

Kilau cahaya menembus kamarnya, tentu gadis itu tidak menyadarinya saat ia harus konser di dalam kamar mandi.

Saat selesai ia melangkahkan kaki nya dengan santai seperti biasa, dengan baju tidur nya ke arah kamar.

Lantai kamarnya agak hangat, matanya memicing kala melihat makanan ringannya yang sudah tersisa bungkusnya saja, tentu ini bukan ulah mami dan papi nya.

Bayangan hitam yang memantul dari pintu kamarnya langsung membuatnya merinding, apalagi ia sendiri di rumah dan handphone nya ada di atas kasur dalam kamarnya.

ia masuk dengan tongkat baseball milik papi nya, takut jika ada pencuri atau orang jahat namun yang ia lihat pertama kali adalah sesosok manusia dengan telinga diatas kepala yang bergerak dan sesuatu yang mirip ekor kucing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ia masuk dengan tongkat baseball milik papi nya, takut jika ada pencuri atau orang jahat namun yang ia lihat pertama kali adalah sesosok manusia dengan telinga diatas kepala yang bergerak dan sesuatu yang mirip ekor kucing.

Ashel berdiri mematung di dekat kasurnya, tongkat baseball itu terjatuh bebas pada karpet.

Ia memalingkan wajahnya sesaat ketika ia menyadari sesosok itu memeluk jaketnya dengan keadaan tidak menggunakan sehelai benang pun.














猫 𝐍𝐞𝐤𝐨 × 𝐀𝐬𝐡𝐞𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang