waiting

1K 203 10
                                    















Sinar matahari pagi masuk celah kamar dengan corak dan motif bunga itu membuat ashel langsung merenggangkan tangannya namun ia merasa kakinya sangat berat.

Dengan keadaan yang masih baru bangun ia langsung menyipitkan matanya saat melihat dedel tengah berada di bawah selimut sambil memeluk kaki nya, seperti memeluk guling.

dengan perlahan ashel langsung melepaskan tangan dedel dari kedua kaki nya dan beranjak pergi ke meja belajarnya, menyisakan kucing yang masih terlelap tidur dengan nafas naik turun yang lucu seperti bayi.

ashel meminum segelas air, ini jam tujuh pagi tepat. Dirinya masih memikirkan bagaimana cara menjelaskan keberadaan dedel kepada Tasya nanti.

Apalagi ia jarang sekali membawa sahabat atau temannya untuk menginap, bahkan olla dan chika dulu hanya terpaksa menginap karna hujan lebat, akan sangat mencurigakan jika ia bilang dedel adalah sahabat baru nya.

Sahabat baru apa yang baru kenal langsung menginap di rumah, sudah pasti ia akan di curigai apalagi jika Tasya melihat telinga bertentuk kucing itu, yang ada wanita itu akan pingsan.

"Kenapa kamu tidak membangunkan ku?" Ucap dedel sambil mengucek matanya, tidak disadari gadis itu sudah duduk di bawah meja belajar ashel.

"Ya...em gue juga baru bangun kali."

Ashel langsung pergi ke lemari pakaiannya, ia mengambil topi hitam untuk ia gunakan dan training beserta hoodie abu nya.

Ia memasangkan topi hijau ke kepala dedel agar telinga kucing itu agak tertutupi.

Kemudian memasangkan dedel celana training miliknya, karna sangat tidak cocok dengan celana pendek pink itu.

Ashel juga memperbaiki penampilannya kemudian memakai topi dan masker.

Gadis itu mengecek jam di handphone, dirinya masih memiliki waktu hingga Tasya datang.

"Ayo."

Dedel menatapnya bingung.

"Ayo, keluar."

"Apa kita akan jalan-jalan?"

"Humm."

Dedel tampak sangat bahagia ia mencengkram erat pegangannya pada lengan ashel dan tersenyum.

























Kini mereka tengah berjalan di trotoar, dedel melirik kiri kanannya takjub. Semenjak dibawa oleh keluarga ashel ia tidak pernah diajak berkeliling karna kakinya sakit dan keluarga itu juga terlihat sibuk.

Meskipun agak sedikit pincang namun luka di kaki nya susah agak mengering dan membaik.

"Jalannya jangan ketengah-tengah nanti ketabrak mobil." Ucap ashel dari balik maskernya.

Dedel hanya mengangguk dan kembali mengekori sang majikan dari belakang.

"Aduh..." ringis dedel kata ia tak sengaja menginjak batu kerikil yang mungkin agak tajam.

Dedel tidak memakai alas kaki karna sepatu dan sandal di rumah ashel tidak ada yang muat maka dari itu mereka langsung pergi ke toko sepatu.

Mereka masuk kedalam toko itu, kini dedel merasa kaki nya tidak sakit lagi kala ia menginjak lantai toko.

"Ashel, apa kamu akan membeli sepasang untukku?"

"Kalo bukan gue yang beliin emang lo bisa beli sendiri?"  Kata ashel dengan nada sombong.

"Kamu benar, tentu saja tidak bisa."

"Ck, yaudah cepet pilih yang mana yang cocok di kaki lo."

Dedel melihat rak-rak sepatu itu, sesekali memegang sepatu yang selama ini hanya bisa ia lihat, bukan pakai.

Pilihannya jatuh pada sepatu sneakers putih dengan painting bintang warna hijau dan kuning

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pilihannya jatuh pada sepatu sneakers putih dengan painting bintang warna hijau dan kuning.

Ashel membelikannya dan ya, sepatu itu cocok di kaki dedel.

Ketika sampai di luar toko ashel merogoh kantong hoodie nya, gadis itu memberikan sebuah amplop putih dan memasukkan nya ke kantong dedel.

"Apa ini?"

"Lo bisa pake buat beli makanan."

"Tapi kamu bisa membelikan s--"

"gue mau ke toilet dulu, lo tunggu disini."

Ucap ashel pelan.

Dedel menahan tangan ashel, dan menatap mata gadis dengan lesung pipi itu dengan wajah memelas.

"Tolong cepat datang, aku merasa kedinginan."

"Tunggu disini."

Dedel mengangguk pelan, ia mundur sampai di dekat kaca jendela toko sepatu itu.

Ashel menatap lekat mata teduh dengan pancaran bintang di depannya itu sambil menghela nafas, kemudian yang dedel lihat kemudian hanya punggung gadis itu yang semakin jauh kemudian, menghilang dari pandangannya.

"Ashel cepat kembali, disini dingin..." ucap dedel saat angin yang agak kencang menerpa wajahnya, ia akan terus menunggu ashel untuk menjemputnya dan pulang bersama.



























猫 𝐍𝐞𝐤𝐨 × 𝐀𝐬𝐡𝐞𝐥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang