Nine Second

37 5 0
                                    

" Apa kalian sudah paham dengan ceramahku atau ingin kutambah lagi materi ceramah malam ini ? " Tanya Jun melirik dua gadis yang duduk di kursi taman dengan wajah yang lelah.
" Kami mengerti Senior, jangan berceramah lagi. " Kata Yaoumi lelah.
" Baiklah, kalian akan kulepaskan tapi jika aku melihat kalian menganggu siswa lain lagi aku akan datang kerumah kalian dan yang paling penting jangan ganggu adikku. " Jun menatap mereka berdua bergantian.
" Baiklah Senior, kamu tidak akan menyentuh Jessy." Kata Ghea yakin memohon agar segera dilepaskan.
" Okaay, kalian boleh pergi. " Mereka berdua langsung berdiri dan berjalan cepat meninggalkan Jun.
Jun tersenyum lalu berjalan kembali ke mobilnya. Dia meninggalkan adiknya terlalu lama. " Pasti gadis kecil itu sudah kelaparan. " Kekeh Jun mulai berlari pelan.

" Aku akan membalas perlakuan Jessy. " Kata Yaoumi menyalakan rokoknya.
" Tapi Yaoumi, kita sudah berjanji tidak akan menganggu Jessy. " Cicit Ghea.
" Masa bodoh!! Dia kira aku takut dengan ancamannya walaupun aku dilaporkan, tidak akan ada hukuman berat padaku karena aku masih pelajar dan berusia dibawah umur. " Ghea hanya terdiam, sekarang dia tahu alasan Amel dan Chyntia tidak ingin lagi menuruti keinginan Yaoumi. Gadis itu  sekarang sudah benar-benar kelewatan batas.
" Aku akan membunuh Jessy secepatnya. "

" Kaak ..kenapa lama sekali? " Tanya Jenny.
" Butuh waktu lama menenangkan gadis nakal itu, apa kamu lapar? " Tanya Jun, Jenny mengangguk cepat. " Kami berdua kelaparan kak. " Jenny memeluk lengan Lora.
" Baiklah, kalian ingin makan apa? " Jun menyalakan mobilnya.
" Ayo kita makan di McDonald's kak.. aku butuh ayam  yang banyak untuk mengisi kekuatanku. " Jenny menggoyangkan pundak Jun berkali-kali.
" Iya..iya..kita akan makan McDonald's!! "
" Horee!!! " Jenny langsung memasangkan sabuk pengaman Lora dan dirinya.
Mobil Jun pun melesat menuju tempat makan.

" Kamu sangat dekat dengan Senior Jun, Jenny?? " Tanya Lora, saat ini mereka sedang duduk menunggu makanan mereka. Sedangkan Jun pergi untuk memesan makanan.
" Usahakan panggil aku Jessy, Lor. Walaupun kita tidak sedang di sekolah. Mungkin saja ada siswa sekolah kita bukan? Dan aku sangat dekat dengan kak Jun dia sudah kuanggap seperti kakakku. " Jessy tersenyum manis.
" Syukurlah jika kamu bahagia Jess, kulihat senior Jun juga sangat menyayangimu. "
" Benar, aku saja sangat bersyukur karena dia menganggapku seperti adiknya."
" Apa kamu masih menyukai senior Mark, Jess?" Tanya Lora ragu.
" Tidak, aku sama sekali tidak menyukai pria brengsek itu. " Jawab Jessy cepat.
" Tapi, tadi aku melihat kalian berdua berciuman di atap. "
" Kamu melihatnya Lor???!!! " Lora mengangguk, " Aku sedang menangis di sudut yang sebelah Utara itu loh, lalu aku mendengar begini, ' Jika kamu mengikutiku ke atap maka aku tidak tahu entah apa yang aku lakukan padamu ' lalu setelah itu ' Memangnya apa yang akan kamu lakukan?' setelah itu mereka berdua mulai berciuman, si pria mendorong si wanita ke dinding lalu terus berciuman. " Jelas Lora sambil menirukan suara Mark dan Jessy saat di atap tadi lengkap dengan gerakan tangannya yang menunjukkan gambaran berciuman.
" Baiklah, aku memang masih menyukai Mark, Lora. Tapi, aku juga harus membuatnya menyesal karena mengatakan hal-hal kasar saat menolakku dulu. " Lora mengangguk paham namun setelah itu dia tersenyum centil dan mengarahkan kepalan tangannya ke arah Jessy seakan-akan itu adalah microfon, " Jadi bagaimana perasaan Anda setelah merasakan ciuman pertama dengan cinta pertama anda? "
" Aku malu, tapi rasanya sangat memabukkan, tiap aku membuka mata saat berciuman itu, saya melihat sepasang mata yang menatapku tajam namun sangat dalam hingga menembus jantungku. "
" Rasanya aku ingin muntah mendengarkanmu menggombal. " Lora pun tertawa lepas diikuti oleh Jessy.
" Lor, jika ada kak Jun jangan pernah membahas ciuman itu, okee? Dia sangat mirip dengan kak Darren. " Kata Jessy ketika melihat Jun mendekat membawa makanan.
" Waah..aku merinding karena kamu mendapat dua kakak yang terkena SSC ( Syndrom Sister Complex ). " Lora menggelengkan kepalanya pelan. .

" Sampai ketemu besok, Lor.." Jessy melambaikan tangannya begitu sampai dirumah Lora.
" Nggak mau ketemu ayah dan ibuku dulu Jess?? Udah lama loh kamu nggak ketemu mereka." Jessy menggeleng, " Aku akan menemui mereka ketika aku kembali menjadi Jenny, Lor. "
Lora mengangguk paham, " Baiklah, aku masuk dulu." Kata Lora melambaikan tangannya.
" Apa kamu ingin menjadi Jenny kembali, Jess?? Jika kamu ingin kakak bisa mendaftarkanmu ke sekolah yang lain. " Kata Jun melirik Jessy melalui kaca dasbor.
" Tentu saja aku ingin kembali menjadi diriku sendiri kak, tapi tidak sekarang. " Lirih Jessy lalu tersenyum pada Jun. " Aku harus membuat Yaoumi membayar semua perbuatannya dulu kak. "
" Tapi tadi kakak sudah memarahinya dan ia terlihat bersalah. " Kata Jun.
Jessy mengusap dagunya, " Dia tidak akan semudah itu tunduk kak, aku yakin besok dia akan membuat perhitungan padaku. "
" Tapi kakak terbang saja, aku akan memastikan, dia tidak menyentuhku sedikit pun. " Kata Jessy yakin.
" Jika ada apa-apa, ingat telfon kakak atau kak Rissa." Jessy mengacungkan jempolnya.

❤️

Hari ini Jessy dapat jadwal piket pagi karena itu ia datang satu jam lebih awal. Sekolah masih sepi, Jessy melangkahkan kakinya dengan cepat ke kelas. Setelah piket masih ada banyak materi yang harus dihafalnya, mungkin saja hari ini akan ada ulangan mendadak lagi. Tapi hampir sampai di kelasnya, mulut Jessy dibekap kuat hingga ia pingsan.

" Wooii!! Bangun loo!! " Jessy mendengar suara samar-samar, Jessy langsung terbangun begitu air mengguyur wajahnya dengan keras.
" Udah puas tidurnya Princess? " Tanya Yaoumi bersidekap dada didepannya. Kali ini dia hanya sendirian namun ada dua orang bodyguard disisinya.
Yaoumi mendekatkan wajahnya, " Lo tahu, gue paling benci dengan orang yang merebut punya gue dan bahkan semua teman gue nggak memihak ke gue karena berpikiran cara bermain gue yang terlalu berbahaya dan itu semua karena elo!! " Jessy terkekeh lalu meludahi wajah Yaoumi.
Bodyguard Yaoumi akan memukul Jessy namun ditahan oleh Yaoumi.
" Nggak usah terlalu kasar sama orang yang akan mati bunuh diri hari ini dengan cara terjun dari lantai 4. " Jessy melebarkan matanya.
" Kenapa kaget Lo??!! Lo kira gue nggak bisa bunuh loe? Bahkan sekarang gue bisa membunuh dengan pisau ini." Yaoumi mengeluarkan pisau dari saku bodyguard nya.
" Tapi akan lebih baik jika Lo gue terjunin ke bawah dari sini, jadi nggak bakalan ada sidik jari gue di tubuh lo. " Yaoumi tertawa pelan.
" Tapi, gue paling benci liat wajah lo yang mirip dengan si udik Jenny. Dia yang paling gue benci karena dia gue dilaporin oleh Mark dan bahkan Mark jadi benci gue. Seharusnya gue bakar buku hariannya sebelum dibaca sama Mark." Gerutu Yaoumi.
" Apa maksudmu? Mark membaca buku harian itu? ' tanya Jessy ingin tahu.
" Kenapa Lo pingin tahu? "
Jessy berpikir kembali, " Jadi yang membantuku waktu itu memang Mark dan dia menolakku sebelumnya karena tidak sadar bahwa aku Jenny yang ditemuinya dulu." Jessy tersenyum tipis.
" Nona, apa kami sudah bisa menjalankan misi kamu hari ini? " Tanya bodyguard Yaoumi yang gemuk. Yaoumi mengangguk, lalu mereka berdua segera turun.
" Gue udah suruh ayah gue untuk memberi pemberitahuan pada siswa dan guru untuk libur hari ini, maka tidak akan ada yang melihat cara lo mati, yang nyelamatin Lo juga nggak ada. Palingan mereka semua akan kaget besok ketika menemukan mayat dibawah dan mayat itu diri lo. " Yaoumi tertawa keras.
" Gue tahu kenapa Lo pingin tahu tentang Mark, Jessy atau lebih tepatnya Jenny. " Yaoumi menatapnya datar. " Nggak gue sangka, Lo nekat datang ke sekolah ini untuk balas dendam padahal Lo itu cuma pengecut yang bisanya menyandar ke orang lain. " Yaoumi mengeluarkan alat perekam. " Alat ini gue lempar ke baju kakak palsu Lo itu, soalnya gue muak mendengar dia berceramah sok benar padahal dia bukan ketua OSIS lagi, sesudah bunuh Lo, gue akan bunuh dia. Kira-kira setengah menit, bodyguard gue akan sampai di tempat kakak lo. "
" Jangan berani sentuh kak Jun." Jessy menatap nyalang Yaoumi.
" Lo kira gue takut dengan ancaman remeh itu. "
" Ingat, gue udah beri peringatan. " Jessy menyeringai lalu menendang kaki Yaoumi hingga gadis itu tersungkur dan melempar kursi itu di sebelah Yaoumi hingga terpecah.
" Ikatan simpul yang terlalu erat ini terlalu mudah buat dilepaskan, dasar brengsek. Berani-beraninya Lo ngancam gue saat Lo nggak tahu situasi apa yang akan Lo hadapi sekarang. " Jessy tersenyum menatap kedua bodyguard yang nggak akan kembali kesini lagi atau pergi ke tempat kakaknya Jun.
" Kelompok gangster yang lo sewa ini, pemimpinnya adalah kakak gue walaupun saat ini dia fokus bekerja di USA tapi koneksinya cukup kuat. Dan Lo bilang apa? Mayat gue yang akan jatuh disana sepertinya tidak. " Jessy menyeringai lagi menatap kelam Yaoumi.
" Tubuh Lo yang akan dilihat semua orang membusuk besok. "

Love Me Again,PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang