Five Second

59 6 0
                                    

" Baiklah, sekian perkenalan dari Jessy dan kamu dapat duduk di kursi kosong di sebelah Mark." kata pak guru Herlambang pada Jessy yang tersenyum mengangguk paham lalu berjalan ke bangkunya sambil tersenyum ramah pada teman sekelasnya.

" Hai namaku April." kata seorang gadis yang duduk di depan bangku Jessy sambil tersenyum ramah.

" Jessy. " Jessy juga membalas tersenyum.

" Baik lah.. kita akan memulai ulangan." Pak Herlambang sambil mengeluarkan setumpuk lembaran soal.

"Pak bukannya ini sangat mendadak? " tanya Fiona.

" Benar pak. " kata Robin menyetujui perkataan Fiona.

" Jika ulangan tidak secara mendadak maka itu bukan ulangan, dan ketua tolong bagikan amplop soal ini." kata Pak Herlambang tegas sambil menunjuk Axel, si ketua kelas.

" Baik pak " Axel maju mengambil amplop lalu membagikan satu lembar ujian untuk tiap siswa.

" Semuanya sudah dapat lembar ujian kan, jika sudah ulangan ini akan kita mulai. " kata Pak Herlambang.

" Tunggu pak, sebelum kami semua membuka amplop soal ini, bukankah ulangan ini harus diundur pak? Soalnya kita baru saja kedatangan murid baru, dan Jessy mungkin saja belum siap untuk ulangan ini pak, apalagi ini adalah ulangan Sejarah, yang pasti materinya sangat banyak. Apalagi kita juga baru hari pertama sekolah." kata Robin bernegosiasi dengan menggunakan Jessy sang murid baru.

" Jangan banyak alasan lagi, ulangan ini harus tetap dilaksanakan." Pak Herlambang teguh pada pendiriannya.

" Silahkan buka amplop soalnya, waktu sudah berjalan 10 menit. " lanjut Pak Herlambang tegas.

" Guru killer tetap saja guru killer." bisik beberapa siswa kecewa.

" Semoga kamu bisa cepat beradaptasi disini ya Jessy, bahkan Pak Herlambang sama sekali tak memiliki perasaan." kata April.

" Aku akan berusaha." jawab Jessy gugup sambil tersenyum. Jessy gugup bukan karena ulangan yang mendadak di hari pertamanya sekolah tapi karena Mark yang daritadi terus memandanginya.

Ujian dimulai dengan tenang walaupun terkadang terdengar berbagai suara bisikan kekecewaan dari beberapa siswa, namun ujian itu tetap berjalan dengan damai hingga ujian itu berakhir.

" Ujian ini benar-benar membuatku lelah." kata April kepada Jessy.

" Ini. " Jessy memberikan sebungkus coklat kepada April dan Rena yang duduk disebelah April.

" Makasih ini sangat membantu meningkatkan mood ku" kata April dan Rena serentak sambil memakan coklatnya, tapi tiba-tiba Rena berhenti memakannya ketika melihat suatu keanehan.

" Jessy... sepertinya Mark tertarik denganmu, dari tadi dia memperhatikanmu terus." bisik Rena, April yang ikut mendengarkan mengangguk setuju.

" Benarkah? Aku tak terlalu memperhatikan" jawab Jessy sambil melihat ke samping, dan matanya bertemu dengan tatapan Mark yang dingin.

" Hai Mark!! " sapa Jessy tersenyum, tapi Mark tak menjawab, dan tetap melihat Jessy.

" Apa ada yang salah di wajahku? " tanya Jessy bingung.

" Istirahat nanti datang ke taman belakang sekolah." kata Mark sambil tersenyum miring.

" Apa itu hal yang sangat penting? " tanya Jessy.

" Pokoknya datang saja" kata Mark lalu mengalihkan tatapanya kembali menatap langit.

" Dia aneh." kata April lalu kembali melihat ke depan kelas, karena Miss Siska, guru Bahasa Inggris baru saja datang.

Love Me Again,PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang