Part 13

334 32 7
                                    

Ada berbagai faktor yang dapat melatarbelakangi perubahan sikap seseorang. Dalam kasus Joanne, itu berasal dari keluarganya sendiri. Ia adalah anak tunggal, sejak kecil kedua orang tuanya selalu memberikan kasih sayang yang bahkan melebihi dari orang lain dapatkan. Namun begitu ia mengalami perubahan dalam waktu singkat, sikap Joanne juga berubah drastis begitu saja.

Perasaan bencinya terhadap Greta membuat Joanne terkadang bersikap kejam. Hal itu ia lampiaskan melalui Michelle, begitu statusnya berubah menjadi saudara tiri sikap Joanne berubah drastis. Ia tidak lagi ramah kepada Michelle, mainan apapun yang Michelle dapatkan dari ayah Joanne akan dirusak atau dibuang olehnya. Joanne tidak pernah suka diikuti oleh Michelle, maka dari itu ia suka membentak dan memarahi Michelle ketika saudara tirinya itu tidak mau mendengar ucapannya.

Hal yang paling parah pernah Joanne lakukan kepada Michelle adalah ketika ia menguncinya di gudang sekolah. Saat itu umur Joanne 15 tahun. Alasan Joanne melakukan hal tersebut setelah ia tahu bahwa selama ini Greta dan Bima sudah membohongi dirinya dan ibunya.

***

Joanne baru saja duduk di bangku mobilnya. Ia mencari-cari ponselnya di tas, dashboard, sampai bangku belakang. Begitu sadar ternyata ia meninggalkannya di meja makan, Joanne kembali beranjak keluar untuk masuk ke rumah ayahnya.

"Ada yang bisa dibantu, mbak?" Salah satu ART yang melihat Joanne menghampirinya.

"Nggak, nggak perlu. Aku cuma mau ambil HP aku aja yang ketinggalan. Makasih yaa." Joanne melempar senyum seraya melewatinya.

Terlihat ponsel Joanne masih berada di atas meja makan dengan posisi yang sama. Greta dan ayahnya sudah tidak ada di sana, meja makan juga sudah dibersihkan. Ia pun kembali melangkah keluar, namun saat melewati satu ruangan, langkah Joanne terhenti. Ia mendengar suara ayahnya dan Greta yang sedang berbicara sangat serius. Joanne pun perlahan mendekat ke arah pintu agar ia bisa mendengar lebih jelas.

"Kamu harusnya diskusi dulu sama aku Pa. nggak bisa kayak gini."

"Ini sepenuhnya bukan milik aku. Perusahaan itu, semua harta aku, itu punya Eva. Kalau bukan karena dia, aku nggak akan bisa punya semuanya dan mengelola perusahaan."

"Tapi siapa yang selama ini support kamu? Siapa yang selama ini mengurus kamu dan selalu ada di sisi kamu? Aku. Aku dan Michelle, Pa!"

"Aku tahu. Aku tahu. Tapi Joanne yang lebih berhak untuk mendapatkan perusahaan itu Mah. Ini satu-satunya cara yang bisa aku lakukan buat menebus kesalahan aku terhadap Joanne."

"Kesalahan? Kamu bilang kesalahan? Justru anak kamu yang salah, gara-gara dia kamu lumpuh dan nggak bisa jalan selamanya!"

Tubuh Joanne membeku. Ingatan 12 tahun yang lalu tiba-tiba kembali berputar di kepalanya.

"Selain itu, mau sampai kapan kamu menyembunyikan fakta kalau Michelle juga anak kandung kamu?"

***

Dalam perjalanan pulang Joanne menyetir dengan pandangan kabur. Air matanya terus menetes meski wajahnya tidak menunjukan ekspresi apapun. Ia beberapa kali mengusap pipinya dengan punggung tangan. Pegangannya pada setir mobil sangat erat. Meski wajahnya tidak menunjukan emosi apapun, tapi dadanya terasa sesak dan sangat sakit, ia tiba-tiba merasakan oksigen di sekitarnya berkurang. Akhirnya Joanne memutuskan untuk menepi.

Day to RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang