Part 21

376 33 7
                                    

Michelle hanya pasrah ketika Hansel mengantarkannya kembali ke kantor. Tanpa berkata apapun, saat sudah sampai di lobi perusahaan, Hansel lantas keluar meninggalkan Michelle yang masih duduk di dalam. Pria itu kemudian pergi meninggalkannya menggunakan taksi. Entah kemana Hansel akan pergi, tapi yang pasti ekspresinya begitu gusar setelah mendapatkan telfon dari seseorang.

***

Di tengah-tengah jalanan yang macet, Hansel hanya bisa mengetuk-ngetukan kakinya dengan perasaan gelisah. Beberapa kali ia memeriksa ponselnya lalu melihat ke depan jalan. Kemacetan ini memang sudah biasa terjadi di hari-hari kerja, tapi Hansel mendadak tak sabar karena harus berada di situasi seperti ini. Akhirnya Hansel memutuskan untuk menghubungi sekretarisnya.

"Saya masih di jalan. Tolong jaga dia dulu ya, jangan biarin dia kemana-mana," ucapnya lalu mengakhari panggilan.

***

Pasca terbangun dari pingsan, Joanne hanya bisa membuang napas panjang menyadari posisinya yang kini berada di sebuah klinik. Ia mengedarkan pandangannya mencari tas miliknya yang ternyata terletak di meja sebelahnya. Saat hendak beranjak bangun, tubuh Joanne terasa masih lemas. Ia tidak menyangka bahwa akan tumbang di tempat umum seperti ini. Akhirnya Joanne memaksakan diri untuk duduk.

"Mbak, mbak baik-baik aja?" Tiba-tiba muncul seorang wanita muda yang beberapa saat tadi ditemuinya. Dia adalah sekretaris Hansel.

"Ee ... iya saya baik-baik aja."

"Pak Hansel sedang menuju kesini mbak, jadi sebaiknya mbak kembali istirahat dulu saja."

Joanne mengurut dahinya. "Saya langsung pulang aja deh ... tolong kasih tau Pak Hansel ya."

"Tapi mbak—"

Joanne tak mengacuhkan sekretaris Hansel, ia segera mengambil tas, turun dari ranjang lalu melangkah pergi dari gedung tersebut. Untungnya jarak antara apartemen dan kantor Hansel sangat dekat, sehingga Joanne tidak perlu mengeluarkan banyak energi.

***

Begitu sampai di apartemen Joanne langsung membaringkan diri di sofa. Entah mengapa di situasi atau waktu yang melelahkan sofa justru menjadi tempat ternyaman untuknya berbaring. Belum sampai seputuh menit, Joanne kembali beranjak bangun saat mendengar bell-nya berbunyi. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju pintu dan saat pintu terbuka muncul sosok Hansel dengan wajah penuh kekhawatiran.

Tatapan Hansel langsung memeriksa Joanne dari atas hingga bawah seolah ingin memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja. Tanpa di duga Hansel melangkah masuk kemudian membawa Joanne dalam pelukannya.

"God ...." ia mendesah lega, rasanya kekhawatiran yang sedari tadi memenuhi kepala sirna sudah setelah melihat kondisi Joanne secara langsung.

"Kenapa kamu nggak nunggu saya di kantor?" Tanya Hansel begitu ia melepaskan pelukan dan menatap Joanne yang masih terdiam di hadapannya.

"Sekretaris kamu bilang kalo kamu nggak masuk kantor. Sorry kalo aku ganggu waktu kamu."

Hansel menggeleng cepat. "It's okay. Jadi, ada apa kamu nyari aku?"

Joanne terdiam cukup lama seolah sedang memikirkan apakah ia harus mengatakannya atau tidak.

"Aku mau kamu akuisisi perusahaan."

Day to RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang