8.1 | 황현진 (Hyunjin)

60 4 0
                                    

Sudah terlewat dua minggu, waktu yang cukup untuk membuat Haechan dan Hyunjin menjadi semakin dekat. Selama itu status mereka tetap sama, hanya teman. Namun, afeksi yang Hyunjin berikan kepada Haechan menggambarkan seakan-akan mereka lebih daripada teman.

Seantero sekolah pun sudah mengetahui hal itu. Nama mereka selalu masuk akun base sekolah. Wacana bahwa si pangeran sekolah menyukai Lee Haechan sudah menjadi sarapan pagi setiap harinya. Semenjak Haechan dan Hyunjin dekat, Huang Renjun senantiasa berada di samping Haechan. Bahkan anak itu tidak membiarkan Haechan pergi ke kamar mandi sendirian.

Menemani Haechan bukanlah hal yang sulit untuk Renjun selama mereka masih di dalam lingkup ruang yang sama. Saat ini contohnya. Dengan tatapan berapi-apinya Renjun menatap Hyunjin yang berada semeja bersama mereka. Dia tidak akan memberikan pemuda itu kesempatan bersama Haechan selagi Renjun masih ada di sini.

"Makanlah makan siangmu, Hyunjin-ssi! Jangan menatap Haechan terus, atau ku tusuk matamu dengan sumpit!" Gertakan yang tidak terlalu keras itu membuat Hyunjin terkekeh. Itu lucu, pikirnya.

"Tidak peduli."

Haechan yang berada di antara dua orang itu tertawa kecil, merasa lucu dengan sahabat juga seniornya ini. Mereka akan selalu bertengkar jika bertemu. Terkadang Haechan memang merasakan pusing, selalu saja seperti ini setiap hari. Semakin lama, dia semakin terbiasa dengan pertengkaran itu.

Perlahan ia melirik ke pojok kantin tempat kakaknya berdiam diri. Seperti biasa, dia bersama Jeno dan Lucas. Mark makan dengan lahap hari ini, mungkin karena makanan pencuci mulutnya adalah semangka. Haechan menyukai cara Mark menikmati makanannya. Bibirnya akan selalu mencebik ketika dia mengunyah.

Saat Mark mata Mark mengedar, Haechan seketika mengalihkan pandangan. Jangan sampai mereka melakukan kontak mata, itu menakutkan.

"Aku akan membunuhmu kalau begitu!"

"Uh, takut ..." gumam Hyunjin dengan senyuman miring. Renjun yang mendengarnya samar pun mendengus dan melanjutkan makannya, memasukkan beberapa lembar kimchi sekaligus ke mulutnya.

Resahnya Renjun terlihat oleh Jeno yang sedang duduk di pojok kantin. Mark mengikuti arah pandangan Jeno dan menemukan 3 manusia di sana. Ada Renjun, lalu 2 orang lain yang malas ia sebutkan namanya. Semua orang tidak bisa menampik hal itu, begitu juga dengan Mark. Mark tahu bahwa Jeno sering memperhatikan Renjun dalam diamnya, dan semuanya terjadi sejak beberapa bulan belakangan.

"Memperhatikan Renjun, ya?" Senyum kecilnya terbit setelah Mark melontarkan pertanyaan itu. Jeno tersentak dari lamunannya, terlihat salah tingkah dengan telinganya yang memerah.

"Manis, ya?" goda Lucas. Pemuda bongsor itu masih bisa bercanda dengan menggelitik leher Jeno walaupun was-was karena ada Hyunjin di sana. "Kau tidak bisa menyanggahnya. Renjun memang manis, dia most wanted. Sayangnya anak itu benar-benar emosian," jelas Lucas.

Jangan pernah remehkan Lucas jika sedang membahas gosip panas yang beredar. Telinganya tajam, jadi dia tidak pernah ketinggalan informasi sedetail apa pun. Jika ada circle anak perempuan yang sedang bergosip ria, Lucas pasti akan selalu bergabung di sana.

"Aku mengenalnya. Dulu kita satu sekolah," kata Jeno. "Akhir-akhir ini aku selalu memperhatikannya. Apakah dia menyukai seseorang?"

Lucas berpikir sejenak. "Semua orang menyukainya, kau tahu? Ah, ada anak kelas 1 yang mengejarnya mati-matian. Kudengar dia satu kelas dengan nona Huang."

"Renjun laki-laki."

"Aku tahu."

Jeno mencibir. Dia memang memperhatikan Renjun, namun dua orang lain di sana membuat fokusnya sedikit terganggu. Haechan dan Hyunjin, itu yang membuat Mark lebih sering melamun ... mungkin? Apalagi masa lalu yang lebih tua dengan Hwang Hyunjin dapat dibilang jauh dari kata baik. "Hyung, ada Haechan."

Just About You | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang