15 | Renegade (Hyunjin)

64 4 0
                                    

Flashback Hyunjin menguasai chapter ini
Enjoy!

>>>

Jalanan lenggang dikotori salju, putih bersih. Orang-orang bergelung nyaman di ranjangnya, mendambakan hangat supaya dengan segera memeluk badan. Mark masih membuat jejak, melangkah di tengah sepinya jalanan. Hidungnya sudah terlanjur kering diserang oleh udara dingin, sehingga dia semakin merunduk agar separuh wajahnya ikut tenggelam di dalam balutan syal.

Suasana hati Mark begitu baik hari ini. Mandor di tempat kerja barunya begitu murah hati. Ini gaji pertamanya dan Mark mendapatkan bonus karena dia sudah bekerja sangat baik. Dia begitu dihargai, juga para pekerja lainnya. Tangan kirinya membawa kantong plastik sedang. Seperti biasa, dia membeli beberapa bungkus ramyeon dan persediaan bahan dapur.

Yang ia bawa di tangan kanannya lebih istimewa. Sekotak ayam goreng, Mark membelinya lagi setelah sekian lama. Terakhir kali Mark menjumpai makanan itu beberapa hari yang lalu. Lagi-lagi ulah Jeno. Tetapi saat itu Mark sama sekali tidak menyentuh ayamnya. Dengan alibi kenyang, sudah makan banyak, Mark meminta Jeno menghabiskannya berdua bersama Haechan. Di saat itulah Mark tahu bahwa Haechan amat menyukai ayam goreng.

Haechan di apartemen temannya sekarang--temannya tadi pagi. Haechan sudah meminta izin kepada Mark. Lalu, dengan bodohnya Mark menawarkan diri untuk menjemput. Bukan mengapa, tempat kerja Mark sejalan dengan apartemen Chenle. Tidak terlalu jauh, karena daerah ini adalah daerah sewa tempat tinggal.

Mark, pemuda itu tidak menyadari sesuatu yang mengintainya. Dari kejauhan, sedan hitam mengembara, gelap dan cepat. Lampu kendaraannya dipaksakan mati, membuatnya sulit ditanggap mata apabila tidak ada eksistensi lampu jalanan. Si pengendara tak berniat menginjak pedal gasnya kala tubuh Mark semakin dekat. Ia melawan arah. Menderu, angin pun kalah.

Sekotak ayam goreng berhamburan. Darah di mana-mana.

"Hyunjin-ssi, tuan memanggil Anda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hyunjin-ssi, tuan memanggil Anda."

Pasrah. Pemuda dengan surai panjang itu menutup bukunya dengan perasaan tidak rela. Dia bahkan belum menguasai materi apa pun, lalu panggilan itu datang meminta untuk diemban. Bahkan, setelah ini dia tidak tahu apakah masih bisa melanjutkan membaca bukunya atau tidak.

Hyunjin mengangguk. Lelaki tambun di ambang pintu berdiri tegak, tak bergerak seolah-olah menunggunya untuk segera memenuhi panggilan dari sang ayah. Setidak percaya itu. Padahal, Hyunjin akan menuruti apa pun keinginan ayahnya. Dia keluar kamar, lalu lelaki itu mengikutinya dari belakang.

"Aku datang, Ayah." Congkak. Ayahnya selalu membelakanginya ketika ia datang seakan-akan enggan melihatnya. Sang ayah lebih memiliki menatap setiap sudut perkotaan di balik dinding kaca ruangan kerjanya, etalase besar yang dibangun oleh usaha setengah mati. Setidaknya itu yang selalu Hyunjin dengar.

"Apa yang aku minta?" tanya yang tertua di sana. Suaranya menciptakan hening, dan Hyunjin menyadari betapa salahnya dia di sini. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain meminta maaf.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just About You | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang