6 | 별이 빛나는 밤 [Hiraeth]

71 7 0
                                    

3 tahun kemudian ....

Jam 2 dini hari Mark kembali menginjakkan kaki ke rumahnya. Jaketnya sudah tanggal entah kemana, menyisakan kaos oblong yang kotor terkena tanah. Sialan sekali. Seharusnya Mark tidak mengabaikan ucapan Jeno tentang patroli polisi yang dilakukan di daerah tempat mereka melakukan balap liar. Untung saja ia dan Lucas bisa kabur dengan cepat.

Kaosnya ia lepas dan ia tinggalkan begitu saja di lantai, menyisakan kulit putih pucat dengan banyak belas luka. Lebam yang kian samar terpampang jelas di dada bidang pemuda itu.

Tidak ada niatan untuk pulang sebenarnya, namun hasrat Mark untuk menginap di rumah Jeno harus musnah karena besok ia harus sekolah. Menganggu sekali, ditambah lagi dengan tugas remedialnya yang belum diselesaikan.

Pemuda itu mengernyit melihat pintu kamarnya sedikit terkuak. Seseorang mungkin masuk, padahal Mark sudah melarang siapa pun untuk masuk ke kamarnya.

Huh?

Gumpalan di atas ranjang menyambut matanya pertama kali saat memasuki kamar. Mark lelah, ingin segera tidur namun niatnya kini urung. Siapa?

"Haechan?" gumamnya. Rambut kecoklatan di penerangan lampu tidur yang minim sudah memastikan semuanya, namun Mark masih tak yakin. Haechan tidak akan lancang dan berani, apalagi sampai tidur di ranjangnya tanpa izin.

Sialannya, itu benar-benar Haechan. Memancing keributan di tengah malam seperti ini pun percuma. Mark tidak akan pernah mendapatkan pembelaan. Kunci motornya ia taruh di atas nakas dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara, meraih kunci lain di laci dan beranjak untuk membuka pintu balkon. Tempat persinggahannya saat ingin bermain gitar, akan tetapi kali ini Mark tidak membawa benda yang menjadi belahan jiwanya itu.

Langit di atas sana ia telusuri dengan baik sambil menghalau dingin yang membuat tubuhnya bergidik. Langitnya berbintang. Ada berapa jumlah bintang? Mark merasa déjà vu.

Lama berdiam diri di balkon kamar membuat Mark mengelus tengkuknya yang terasa dingin. Surai panjang di belakang leher yang ia banggakan kini musnah, digantikan dengan potongan undercut hasil bermain truth orang dare bersama teman-teman biadabnya tadi. Cukup aneh rasanya saat tidak ada lagi surai yang melindungi lehernya. Walaupun begitu, Mark merasa cukup bebas.

Brak!

Suara keras dari dalam kamar membuat pemuda jangkung itu tersentak. Ia menoleh ke belakang, melirik ke arah ranjangnya melalui pintu kaca transparan. Sesosok manusia terjatuh dari ranjangnya dan kini dia sedang mengelus kepala. Jung Haechan.

Mark hyung tidak ada, aman! batin Haechan girang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark hyung tidak ada, aman! batin Haechan girang.

Haechan berjalan memasuki kamar Mark dengan mengendap-endap, kemudian menutup pintunya dengan perlahan supaya tidak menimbulkan suara di tengah malam. Kasur king size milik Mark ia terjang, berguling-guling di sana hingga membuatnya berantakan. Tidak apa, toh Haechan akan membereskannya juga. Biarkan dia menikmati aroma kakaknya dengan tenang untuk saat ini dan beberapa malam selanjutnya.

Just About You | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang