14 | 괜찮아 [Cuz I'm Always Fine]

73 6 0
                                    

Mark terengah di setiap langkahnya. Kepalanya pening. Matanya tidak bisa fokus pada satu objek di depan. Gang sempit menuju rumahnya tampak bercabang. Kesadarannya direbut oleh alkohol yang dia minum. Betapa sialnya orang tua itu. Mereka meminta Mark bergabung setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Bodohnya Mark percaya bahwa mereka tidak akan melibatkan alkohol dalam permainan kartu mereka. Pembual.

Langkahnya terjeda. Mark menghempaskan diri di lantai teras flat kumuh itu. Kepalanya pening bukan main. Toleransinya amat rendah terhadap alkohol. Setidaknya Mark pernah melakukan ini dulu, saat dia masih tergila-gila dengan balapan. Tidak sering, hanya di saat ada Jeno yang akan menyeret Mark pulang saat dia mabuk berat.

Menjauhi kemungkinan terburuk bahwa Mark akan memerkosa orang.

Pintu terbuka, menampilkan sosok anak laki-laki yang memasang wajah cemas. Dia terbelalak melihat yang lebih tua terkapar di lantai. "Mark Hyung?!"

Mark mendecak. Suara melengking Haechan menyusup ke dalam telinga. "Duduk dan diamlah!" bentak Mark.

Nyali Haechan menciut. Dia duduk di sebelah Mark dan menaruh perhatian penuh pada pemuda itu. Wajah Mark memerah, napasnya terengah-engah, matanya redup--di ambang kesadaran. Dia mabuk.

Haechan menyadari suatu hal yang berubah dari kakaknya. Begitu mencolok sebenarnya, tetapi tertutupi oleh lampu remang-remang. Mark mewarnai rambutnya lagi, memunculkan hasrat baru bagi Haechan untuk menjamah rambut sang kakak. Haechan mengelus kepala Mark. "Ayo masuk, Hyung. Di sini dingin," cicit Haechan.

Tak ada jawaban. Haechan melihat Mark memejamkan matanya dengan kerutan di dahi. "Hyung," panggil Haechan lagi. "Ayo masuk ...."

Tarikan secara tiba-tiba di tangannya membuat Haechan menahan napas spontan. Ia meringis saat punggungnya menghantam lantai. Mengaduh, kemudian terbelalak menyadari keadaannya sekarang. Mark mengurung Haechan di bawah tubuhnya. Jantungnya berdebar kencang sekarang.

"Aku lelah, Haechan-ah!"

Dia bisa melihat dengan jelas bagaimana tajamnya mata Mark memandangnya. Berkilat penuh amarah, tak ada kebohongan. "Kenapa harus aku?"

"Kau merebut segalanya! Kenapa aku yang menanggung semuanya?"

"Aku minta maaf, Hyung ...."

"Kenapa aku tidak bisa lepas darimu?"

"Aku lelah ..." Intonasi pemuda itu melirih di akhir. Haechan mendorong dada Mark, tetapi pemuda itu tetap mempertahankan posisinya. Perlahan tangan Mark merayap untuk mencengkram pipi Haechan, kuat tanpa celah. Haechan dibuat meringis karenanya. Sakit. Mark tidak main-main dengan cengkramannya. "Kenapa kau ada?"

"Hyung, kau mabuk!"

Mark terkekeh. "Kenapa kau selalu ada di kepalaku? Kenapa kau tidak menghilang dari pikiranku?"

Itu Mark.

"Aku lelah, Jung Haechan."

Pemuda yang lupa dengan perasaan bahagianya sendiri.

"Aku lelah memikirkanmu."

Dan tubuh itu ambruk menimpa yang lebih muda, membuat sebuah isak pecah.

Dan tubuh itu ambruk menimpa yang lebih muda, membuat sebuah isak pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Just About You | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang