4

3K 84 5
                                    

"Nikah itu bukan perihal mengucapkan ijab dan qabul saja, tapi perihal sesanggup apa kamu mempertahankan pernikahan mu"

.

.

.

Acha menatap jengah manusia di depannya ini, Adan, cowo itu sedari tadi menceramahi adik kesayangan nya itu, sudah 2 jam ia dan Acha duduk di halaman belakang rumah nya, awalnya hanya Acha yang duduk sendiri di sana, katanya ingin mencari angin malam, eh tiba tiba manusia yang satu ini datang dan menceramahi nya secara tidak henti.

"Gue tau lo takut buat nikah,tapi dia ga seburuk bayangan lo, dia baik" ucapan yang sudah berkali kali Adan ucapkan, Acha sudah bosen dengan ucapan nya. "Gue tau Mama sama Papa emang egois banget, tapi ini demi lo, mereka mau lo berubah" ucapan itu keluar dari bibir tebal Adan, ucapan yang mampu membuat Acha menubrukan diri nya ke dalam pelukan sang Abang, menenggelamkan wajah nya di dada bidang sang Abang, Adan merasa baju nya basah, ia tau adik nya ini sedang menangis.

"Kalo dia kasarin gue gimana bang? Nanti gue ga bisa ketemu lo lagi, ketemu sama Raja. ga mau bang, ga mau nikahh, mana belum nonton konser NCT lagi huaaaaa" isak nya di dalam pelukan sang Abang, sejujur nya Adan tidak tega melihat adik nya menangis seperti ini, namun dia bisa apa? Protes pun tidak akan di dengan oleh orang tua nya.

"Ga, dia ga bakalan kasarin lo, tenang aja" ucap adan seraya mengelus pelan punggung adik nya, Acha tak membalas, ia masih terisak di pelukan sang Abang.

~eiyeiyeieyeiueieu epriting chengs mi

Alunan lagi itu mampu membuat Acha menjauhkan wajah nya dari tubuh sang abang, ia menatap Adan yang menyengir lalu menempelkan benda pipih berkamera 2 itu di telinga nya.

"paling ga bisa soal epriting chengs mi"

"Halo?"

"..."

"Oh iya iya, bentar lagi sama Acha ini, lo tunggu aja disitu"

"..."

"Yaudah, ini otw"

"..."

"Okei"

Pip

Sambungan itu terputus, Adan segera bangkit dari duduk nya. "Gue mau ketemu temen gue dulu, lo masuk gih, udah jam 9" ucap nya. "Nitip martabak bapak raja bang, coklat keju ya!" balas Acha dengan mata berbinar nya, bahkan air matanya sudah tak berbekas lagi di pipi putih nya, Adan mengangguk singkat, ia tahu bagaimana membuat adik kesayangan nya ini bahagia.


.

.

.

"Abi"

"Iya Ikram? Kenapa?"

"Mau ngulang bi, besok pagi Ikram masuk kelas Iannah"

Pria berusia 42 tahun itu terkekeh kecil melihat tingkah anak nya, ia mengangguk. "Kamu mau ngulang atau apa?" tanya nya yang di balas oleh cengiran oleh anak nya. Ikram mendekat ke arah Ayah nya yang sedang duduk sambil menikmati angin malam dan secangkir kopi di balkon rumah nya.

"Abi, Ikram beneran nikah jum'at ini?"

"Kan Ikram sendiri yang minta"

Ikram menghela nafas nya, rasanya ia ingin mengulang lagi waktu, ia ingin merubah perkataan, yang bilang bahwa "mau menikah dalam waktu 2 hari lagi" menjadi "1 bulan lagi aja", sejujur nya dia juga belum siap, hanya saja dia suka melihat wajah kesal "calon istrinya itu" eakkk calon istri ga tuchhh.

"Ikram takut bi"

"Apa yang bikin Ikram takut? Coba bilang ke Abi" balas Irwan lembut seraya mengusak surai hitam pekat milik anak nya itu.

"Ikram takut kelepasan emosi sama dia bi, Abi kan tau ikram susah nahan Emosi, terus kalo Ikram ga bisa pertahanin pernikahan ini gimana?" ucap Ikram, ia menunduk, mencoba menyembunyikan matanya yang sudah ber air, Irwan tersenyum menatap anak nya itu.

"Ikram, di setiap pernikahan pasti ada masalah, entah itu besar atau kecil, sekarang balik ke diri Ikram sendiri, Ikram bisa ga nyelesain masalah itu dengan baik bukan pakai emosi, semua hal yang du selesain pakai emosi bakal berdampak buruk, dan untuk masalah emosi Ikram yang sering meluap luap , ikram harus belajar untuk menahan nya, paham?"

"Paham abi"
.

.

.








•GUS IKRAM•
















.

.

.

H-1 pernikahan semakin membuat Acha merasa jengah terhadap hari harinya, sudah 1 hari dia dikurung oleh mama nya di kamar indah nya, katanya biar Acha merawat diri, padahal dia merasa dirinya sudah terawat, Acha mengaduk ngaduk indomie kuah nya dengan tidak bersemangat, ia memikirkan bagaimana cara membatalkan acara yang akan di selenggarakan besok.

"Bodoh, kenapa ga gue chat aja!"

Dengan cepat dia membuaka ponsel pintar nya, menekan sebuah kontak disana, kontak yang sudah berada di dalam aplikasi hijau itu, mengetikkan beberapa kata sebelum mengirim nya tak perlu waktu lama, pesan singkat nya sudah di balas.

ikram

ikram
pee
pe
epepep
sibuk banget lo sampe
gbsa balas chat gue?

kenapa cha?
sy br siap solat

batalin perjodohan ini,
gue gamau nikah sama lo!

knp hrs btl?
uda nanggung bgt,
acrny jg bsk pgi.

gue ga sebaik
yang lo kira.

saya bisa bikin kamu
jadi lebih baik.

gue ga pinter
ngurus rumah.

kita bisa sama sama
belajar ngurus rumah.

gue gamau cepet cepet
punya anak.

saya bisa nunggu
kapan kamu mau.

lo ga bisa gantiin masa
lalu gue, sampe kapan pun!.

(read)

IHH KOK CUMAN
DI READ AJA SI??
IKRAMMM

Acha mendengus melihat reaksi yang di berikan oleh Ikram, mengumpat laki laki itu dengan mengabsen seluruh nama bintang, dia diam menatap ketawa mie instan nya yang sudah membengkak, setelah di pikir pikir kepikiran juga, mau bagaimana pun dia berusaha, dia tidak bisa merubah takdir yang sudah di berikan tuhan padanya.

.

.

.














GUS IKRAM•















.

.

.




haii gesssss pakabs?

jangan lupa votment yaaaa

kalo typoo kabarinnnn syg kalian semuaaaa

GUS IKRAMWhere stories live. Discover now