6

3.3K 68 2
                                    

    "Kalau takdirnya memang
bersama, sebesar apapun
badainya, ya bakal tetap
bersama"

.

.

.


Mata indah itu terbuka, melihat kesekelilingnya dengan nyawa yang belum terkumpul dengan sempurna, asing, satu kata yang muncul di pikirannya, matanya tertuju pada sebuah bingkai poto yang berisi seorang anak lekaki dengan senyum yang lebar, senyuman anak itu seperti tidak asing baginya, ia mengambil bingkai itu mencoba memperhatikan siapa anak kecil di dalam foto itu, belum sempat ia menemukan jawabannya, pintu kamar itu terbuka membuat Acha reflek berbalik dan berteriak ketika mengetahui siapa yang ada di ambang pintu.

"AAAAAAAA KELUAR!!!!!!!". Teriaknya serayamenutup pintu itu dengan cepat, ya bisa di bilang seperti membantng pintu itu, cowo yang berada di ambang pintuitu reflek mundur beberapa langkah, mengelus dadanya, Ikram mencoba sabar menghadapi cewe yang baru beberapa jam lalu sah menjadi istrinya. Ikram mengetuk pintu berwarna putih itu. "cha saya mau masuk, kenapa di kunci?"ucap Ikram santai.

Sedangkan di dalam sana, Acha  kalang kabut mencari benda yang bisa menutupi kepalanya, setelah menemukan hijab nya, Acha berjalan ke arah pintu, menetralkan nafasnya sebelum membuka kunci pintu itu, knop pintu itu mengarah kebawah, menandakan bahwa pintu itu akan terbuka, Acha melihat cowo dengan tinggi yang semampai itu menatap dalam dia.  

"turun, makan di bawah, kamu belum makan kan dari tadi siang" ucap Ikram, Acha menangguk mengikuti Ikram turun kebawah kearah meja makan. Acha duduk di kursi yang ada di ruangan itu, memperhatikan Ikram yang sedang menyiapkan makanan untuknya, Ikram membwa piring yang berisi nasi goreng yang ia beli tadi, dan menyerahkan nasi itu ke Acha, ia juga ikut duduk di depan Acha. 

"lo ga makan?" tanya Acha, karena Ikram hanya membawa satu piring makanan, yang sudah ia berikan pada acha, "engga" balas nya singkat padat dan jelas, membuat acha mengumpatnya dalam hati, Acha memperhatikan ikram yang sibuk dengan handphone nya, "cewe secantik gue di anggurin?!!" ucapnya dalam hati.

Tidak ada angin tidak ada hujan, Ikram tiba tiba memperhatikan Acha membuat cewe kelahiran bulan Februari itu tersedak, ia terbatuk membuat Ikram dengan segera menyodorkan gelas yang berisi air ke arah Acha, Acha menerima gelas itu dan meminumnya dengan cepat. "kenapa?". tanya Ikram membuat Acha ingin menampar wajahnya saat itu juga. Acha hanya menggeleng, mengambil jalur aman daripada ia harus menampar cowo di depannya ini.

"sok jual mahal, tadi siang waktu di gendong malah ndusel ndusel." ucap Ikram santai sembari melihat kearah Acha yang sudah melototkan matanya. "APA LO BILANG??!!! GUE NDUSEL NDUSEL SAMA LO??? MIMPI YA LO? DAN LO GENDONG GUE?!!! DASAR COWO MESUM!!!"teriak Acha yan mampu membuat Ikram menutup kedua telinganya, "lah, kenyataan kok, saya gendong kamu dari kamar kamu ke mobil, dari mobil ke kamar, waktu saya gendong kamu ndusel ndusel di dada saya, saya ngomong fakta" balas Ikram santai yang hanya mendapat dengan ikram, tapi, di bawah tundukannya, dia sebenarnya menyembunyikan wajahnya ang sudah memerah.

"mau di tunggu  atau ga? kamu makan aja lama banget" 

"kalau mau pergi, pergi aja!"

"beneran? kamu berani sendiri kan?"

Ucapan ikram mampu membuat acha memberhentikan makannya dan melirik Ikram yang sudah berdiri, beberapa detik bertatapan, Ikram tersenyum dan segera lari kearah tangga meninggalka Acha sendiri, "IKRAM!!!! LO BENER BENER YAAAA!!!." Teriak nya sebelum lari  dari ruang makan itu, belum sampai ke tangga, ia sudah tersandung luan oleh kaki kursi.

"AAAAA BUNDAAA SAKIT!!!!" Teriakan maut yang mampu membuat ikram keluar dari kamar, melihat istrinya terduduk di lantai Ikram dengan segera menghampiri Acha. "Cha kenapa??" tanya nya ketika melihat Acha memegang kakinya. "kesandung, kakinya sakit" balas Acha seolah mengadu pada ibunya,  Ikram memegang kaki Acha dengan perlahan, dia melihat ada lebam berwarna biru kecil di pergelangan kaki istrinya, dengan sigap ia mengendong Acha ala bridal style lalu membawanya ke kamar.

Meletakkan Acha di kasur, Ikram membuka laci nakas, mengambil sebuah botol yang berisi minyak dan mengoleskan nya pada pergelangan kaki Acha, Acha sedikit meringis ketika Ikram menekan lebam itu. "maf ya, gara gara saya kamu jadi gini" ucap Ikram sembari menaruh kembali minyak itu pada tempatnya, Acha hanya mengangguk menanggapinya, Ikram mengambil selimut abuabu miliknya, menyelimuti istrinya, Acha sedikit terheran heran pada perlakuan manusia yang berada di dekatnya itu.

"Kalo masih sakit, di bawa tidur aja ya, besok In Syaa Allah udag ga sakit lagi." 

.

.   

.

HAIIII BEB KU SEMUAHHHH APAKABSSS??? SEHAT??? XIXIXI SEMOGA SEHAT SELALU YAHHHH.

MAAF YA AKU BARU UP SOALNYA AKU KEARIN KEMARIN FULL SIBUKKKK (SIBUK MIKIRIN IKRAM XIXIXI) KALIAN PADA NUNGGUIN GAAA??? 

MAKASIII YAAAA UDAH MAU BACA CERITA YANG SANGAT SANGAT JLK INI WKWK, SORRY YAA KALO BANYALK TYPONYAAAA.

SAYANG KALIAN SEMUAHHHH MUACHHH

JANGAN LUPA VOTMENT YAAAAA

SEE U MINGDEP (AKU JANJI BAKAL UP SEMINGGU DUA KALI ATAU SEKALI SKRNG) 

GOOD NIGHT READERS KUUUU SEMUAAAAAAAA!!!!!!!

.

.

.

GUS IKRAMWhere stories live. Discover now