5. Ngambek

191 7 0
                                    

Pagi harinya, Mikha sudah memasang raut cemberut.

Reoza yang baru bangun melihat istrinya itu sedang manyun aja, masih tiduran dan mukanya keliatan cemberut gitu.

"Dek?"

"Ga usah pegang pegang."

"Maafin gue ya."

"Ga."

"Dek.."

....

"Dek?"

"Maaf ya?"

Merasa tak ada sahutan dengan brutal Reoza kembali mencium bibir Mikha.

"Mmm mmhh ahh mmppphh mass.."

Bunyi tautan bibir dilepas terdengar keras.

"Maafin gue."

"Iya.. Aku maafin."

Reoza turun, tidak memakai apapun. Inget, ga make apapun.

Mikha kembali memerah karena melihat kejantanan Reoza yang masih tertidur.

Jika tertidur saja ukurannya sudah begitu apalagi saat..

Hei! Berhenti Mikha!

"Sini gue bantu. Pasti sakit."

Mikha menurut saja, "dek, kita mandi bareng yuk."

Mikha membelalakkan matanya, lalu memukul oelan dada Reoza. "Ga!"

"Ayolah.. Janji cuman masukin, ga digenjot!" Vulgar Reoza.

"Bener?"

"Bener!"

"Hm, yaudah."

---

"Ahh ahh ahh ahh"

---

Mikha saat ini sedang menyiapkan bekal untuknya dan suaminya, Reoza? Sedang berganti pakaian diatas.

Mikha dengan telaten menata bekal itu.

"MAS!!! UDAH BELOM?? TURUN!! SARAPAN!"

"IYA BENTAR INI!"

Reoza turun dengan muka cemberut, tangannya terdapat dasi yang sudah terlihat kusut.

"Loh.. Mas apain dasinya sampe kusut gitu?"

Reoza melempar dasi itu ke lantai dan duduk di kursi dengan kepala yang mendidih.

Mikha tau.

"Reoza itu anaknya ga bisa make dasi, jadi dia mungkin bilang 'bisa sendiri' tapi nyatanya dia malah ngamuk perkara ga bisa make dasi."

Mikha mengambil kan terlebih dahulu sarapan suaminya, dan mengambil dasi yang dilempar Reoza untuk ia setrika ulang.

Saat sedang makan, bahu lebar Reoza ditepuk.

"Sini dulu mas. Aku pasangin."

Reoza diem aja pas Mikha mulai masangin dasi ke leher nya.

Reoza hanya memeluk erat pinggang ramping Mikha sambil menatap pemilik tangan cantik itu

"Udah."

"Dek."

"Hm?"

"Lo akhir  ini jangan buat ulah lagi ya."

"Iya.. Ga janji tapi haha!"

"Yang rapi pakaiannya. Masa suaminya rapi istrinya ga?"

"Iya besok besok deh."

Saat Mikha makan, terlihat jelas kissmark yang ada dileher kiri Mikha, Reoza yang melihat itu tersenyum dan tidak ada tanda tanda ingin memberi tahu sang pemilik leher.

----

Saat turun, semua mata menuju kearah mereka.

Lagi dan lagi mereka terlihat mesra.

Dan yang bikin Overthinking tuh.. LEHERNYA MIKHA KENAPA ADA CUPANGNYA WOY??!!

"Mas kok orang orang pada ngeliatin aku ya?"

"Itu, leher lo."

Mikha menoleh ke kaca spion motor Reoza, benar saja ia melihat kissmark yang tertera jelas dileher kirinya.

Mikha membalikkan diri lalu menatap nyalang suami.

"REOZA DAZLIGRA TEOXA!!!!!"

----

"Ihiww dedek Mikha cantik banget ni! Mana pake cupangan lagi." Goda caca dengan cara mencoleh bahu sempit Mikha.

"Cupangan nya dua cuy!"

"Kalian pasti ngena ngena kan maren malem?"

"Pasti dongg!!"

"AGRHHH DIEM LO SEMUA NGENTOTT!!"

---

"Senyum dong dek." Goda Reoza yang melihat istri cantiknya ini daritadi manyuuuunnn mulu, cemberut mulu.

"..."

"Dek?"

"Iya iya maafin gue ya, janji deh ga bakal bikin lagi dileher."

"...."

"Kita beli es krim deh."

...

"Kita jalan jalan yuk?" Tekan Reoza yang mulai terpancing emosinya.

Mikha yang mendengar itu hanya menggangguk dan menaiki motor Reoza.

"Makannya, nurut sama suami sendiri."

"Mikinnyi, nurut simi siimi sindiri." Cibir Mikha.

"Gue cium mampus lo."

Mikha kicep.

---

i'm or She? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang