10 ≠ Ending for us

150 11 1
                                    

*Author POV

Acara wisuda kampus NEO akhirnya tiba juga hari ini. Riuh mahasiswa sudah terdengar sejak pukul enam pagi di Aula kampus NEO.

Acara sudah hampir selesai selama 3 jam kurang lebihnya. Irene berlari ke arah teman-temannya lantas berpelukan.

"Selamat wisuda mamihkuuu!" Teriak Seulgi seraya memeluk. Dibalas sorakan yang sama dari Wendy dan Yeri.

"Finally my sister sold out." Joy ikut heboh yang mendapat cubitan dari Wendy.

"Sold out kek produk Tokped aja."

"Biarin ah," saut Joy tidak terima.

"Udah sih. Intinya, thank you my besti forever! Love you!" Balas Irene dan kembali memeluk semua temannya.

Khem!

Seseorang tiba-tiba datang.

Suara laki-laki yang membuat 4 besti Irene saling pandang.

"Pangerannya dah dateng. Dayang mah apa atuh." Ledek Yeri.

"Cabut guys." Seru Wendy heboh. "Yang mau balikan butuh waktu berdua."

Seulgi dan Joy hanya ketawa, namun tersirat penuh ledekan. Irene sudah melotot seraya mendorong temannya untuk pergi. Kalau makin heboh bisa repot sendiri nanti.

Suho ikut tertawa.

"Kenapa lo?"

"Lucu." Pipi Irene jadi sasaran gemas Suho.

Irene menyingkirkan tangan itu. "Temen gue emang lucu."

"Maksud gue itu elo. Lucu. Pingin cepet-cepet balikan."

Memang parah itu Suho. Irene sudah hampir mukul tuh lengannya sebelum akhirnya memutuskan balik badan lalu pergi.

"Ren tungguin. Ini buat lo." Suho menyerahkan buket bunga besar pada Irene. Senyumnya tercetak indah. "Selamat wisuda, Mantan." Tawanya turut mengiringi juga.

Irene terkekeh meski mantannya nyebelin tapi cukup bikin seneng. "Makasih."

Keduanya memutuskan jalan, entah kemana kaki itu melangkah.

"Jadi peran gue sebenarnya apa disini Ren? Sebagai pacar lo, tapi lo aja jauhan ma gue. Gandeng kek Ren."

Mendengar itu Irene hanya melirik lalu mempercepat jalan. Suho berlari kecil menjejeri Irene. "Ren, ish. Gue malah kek bodyguard lo tau."

Tiba-tiba Irene menggandeng tangan Suho dan berjalan menuju patung air mancur. Sesaat Suho terdiam. Disinilah dulu mereka sering bertemu sepulang kuliah. Sekadar duduk menikmati angin sampai sore menjemput, lalu pulang bersama.

Irene tersenyum, "Poto yuk. Nostalgic."

Gak pakai lama Suho ambil kameranya yang memang dia bawa. Banyak gaya sudah dikerahkan sampai keduanya lelah sendiri.

"Sini lo gue potoin sendiri."

Irene menggeleng. "Gak ah, malu."

"Malu mulu alesannya. Buruan cepet."

Meski kesal Irene tetap menuruti. Senyum cantiknya sudah banyak tercetak di kamera Suho.

"Cantik-cantik banget sih." Celutuk Suho begitu meneliti satupersatu foto Irene.

Plak!

Berani banget muji terang-terangan bikin salting Irene saja.

"Apa sih Ren. Maksud gue tuh baju lo cantik. Lilac mix putih gitu, cakep."

"Bodo!"

Pipi Irene mendapat cubitan dari Suho. Ngambeknya Irene selalu jadi hal terfavorite Suho. Lucu banget pokoknya sampai Suho ingin karungin tuh cewek.

"Abis ini mau ngapain? Ketemu temen-temen lo?" Tanya Suho.

Irene menggeleng. "Temen gue dah pada tau gue sama lo hari ini. Gak cuma temen kelas gue, satu kampus tau sialan." Bibir Irene cemberut.

"Ihg," gemas Suho begitu melihat Irene. "Bisa gak sih kita dulu gak putus. Gue nyesel tau Ren."

Kekehan Irene terdengar, "Yang mutusin siapa coba."

"Ya gue cuma gak mau lo kedepannya susah Ren. Gue dulu kan males malesan. Maunya pacaran mulu. Gue juga gak mau ganggu lo kuliah."

Irene berdecak. "Makanya kalo ada masalah tuh dibicarain. Tau begitu kan gue bisa atur jam pacaran kita. Lagian gue fine aja kok kalau cuma telfon selese kuliah."

"Ya makanya gue sekarang nyesel." Suho ikut duduk di samping Irene. Kameranya sudah tidak menarik lagi, karena ada Irene yang kini menghadapnya penuh.

"Trus lo mau kita gimana?" Tanya Irene pelan.

Sejenak Suho terdiam. Dari kemarin Suho ngotot banget pengen balikan, tapi sekarang rasanya terlalu buru-buru. Lagian menjadi teman doang gak buruk juga. Selagi Suho masih bisa ketemu Irene, ngobrol berdua, dan jalan berdua, mah gak masalah.

"Irene, gue mau banget kita balikan. Tapi gue gak mau hal dulu terulang lagi. Gue gak mau nyakitin lo Ren. Jadi apa lebih baik kita temenan aja? Setelah gue pikir-pikir kita gak pernah temenan yang serius kan?"

Irene mengagguk dalam diamnya.

"Gue percaya Tuhan, kalau lo jodoh gue pasti suatu hari bakal bersama Ren. Lebih baik sekarang kita jalani dulu aja pertemanan kita. Mau kan jadi temen gue?"

Kali ini Irene menggeleng.

"Lah kenapa Ren?" Panik Suho. Mana muka Irene datar bikin merasa bersalah saja.

"Gue maunya kita sahabatan. Kayak gue sama besti gue." Senyum Irene terpancar.

Sejenak Suho terdiam. Masih loading mencerna ucapan Irene.

"OOOHHH! SAHABAT? OKE KITA SAHABATAN!" Heboh Suho sontak membuat Irene dilanda malu karena banyak mahasiswa yang melirik.

Disangka kayak bocil baru kenalan ini ntar.

"Berisik Njay!"

Tawa Suho tercipta. "Sorry. And thank you!"

Mata Irene membulat begitu Suho tiba-tiba memeluknya. Pelukan yang terasa nyaman, dan sulit untuk diabaikan.

"Thank you too."

"And love you." Batin Irene.

And this is final ending from Irene & Suho.

∞∞∞

Bonus:

*Irene POV

Jadi sahabat? Lumayan lah. Meski tadi tuh gue pengen banget balikan. Gue masih sayang dan cinta sama Suho. Tapi begitu dia ungkap alasannya ya udah, mungkin benar Suho.

Gue belum bisa pastiin juga bakal nyaman lagi atau gak kalau balikan. Orangnya sama tapi rasanya kan udah beda.

Lagi-lagi gue hela napas.

Gak papa Irene, mantan jadi sahabat tuh gak buruk. Anggap aja mulai dari awal.

∞∞∞

*Suho POV

Jadi sahabat? Bagus juga. Meski rasa sayang gue tuh besar ke Irene. Agak gak rela kalau gagal balikan. Tapi kalau gue nembak ulang juga belum tentu Irene mau kan?

Mana dari kemaren gak ada tanda mau balik sama gue. Udah bener lah jadi sahabat aja. Ini juga sama kayak mulai dari awal. Siapa tau nantinya bakal pacaran lagi.

Gak papa Suho. Percaya kalau jodoh tuh gak kemana. Paling cuma nyasar alamat aja.

∞∞∞ END ∞∞∞

Yeay sudah tamat guys. Dari awal emang dah absurd, jd tolong gak usah judge yg buruk. Thank you yg udah baca sampai akhir. Vote, comment, n share ya guys.

See you❤️

Jan lupa mampir ke Red Velvet's short story series lainnya.

Ex, I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang